Masa Pemerintahan Fidel Castro

juga dengan pendidikan yang setiap tahun dibangun 160 buah gedung sekolah baru untuk rakyat. 46

2.2.1 Masa Pemerintahan Fidel Castro

Hal ini terbukti dari Kuba berhasil menciptakan dokter-dokter handal yang dipakai bukan hanya untuk kepentingan dalam negeri Kuba saja namun juga dikirim ke negara-negara lain termasuk Indonesia sebagai bentuk perhatian negara tersebut akan dunia internasional. Fidel Castro merupakan tokoh rakyat Kuba yang popular dengan perjuangan revolusionernya. Tokoh yang biasa dengan jaket hijau dan dasinya ini merupakan kombinasi dari seorang revolusioner retoris khas Amerika Latin. Fidel Alejandro Castro Ruz lahir 13 Agustus 1926 di Biran, Provinsi Oriente. Ayahnya seorang tuan tanah bernama Angel Castro Y. Argiz dan Ibunya Lina Ruz Gonzales. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Fidel Castro memulai pendidikannya saat ia berusia tujuh tahun, disekolah yang terletak di Santiago de Cuba, Colegio La Selle dan kemudian melanjutkannya ke Colegio Dolores. Pada tahun 1942, Fidel Castro pindah ke Belen, Havana untuk melanjutkan sekolah menengah atas disana. Kemudian pada tahun 1945, Fidel Castro menjadi Mahasiswa Hukum di Universitas Havana. Selama menjadi mahasiswa, Fidel Castro pernah terlibat dalam sebuah upaya kudeta di negara orang. Di tahun 1947, Fidel bergabung dengan kelompok revolusioner yang merencanakan penggulingan diktator Republik Dominika, Jendral Rafael Truijillo. Pada tahun 1947 keadilan sosial Kuba sangat tidak merata. Castro mulai menggabungkan dirinya ke dalam Partai Ortodoks yang baru dibentuk oleh Eduardo Chibas pada saat itu. Eduardo Chibas merupakan sosok figur kharismatik dan emosional yang ikut berpartisipasi dalam merebut kursi presiden saat itu melawan Ramon Grau San Martin yakni tokoh penguasa Kuba yang korupsi saat pemerintahannya. Partido Ortodoks menunjukan kepada publik berbagai bentuk 46 Seruan Buruh FNPBI, Ada Apa dengan Kuba, Sebuah Contoh Pemerintahan Rakyat Miskin, edisi XIX, 2002 hal. 18-19. Universitas Sumatera Utara korupsi dan reformasi sosial pemerintahan Kuba. Hal ini bertujuan membangkitkan pemahaman identitas nasional yang kuat diantara masyarakat, yang bisa membentuk indepedensi ekonomi Kuba dan kebebasan dari cengkraman Amerika Serikat, serta membongkar kekuatan elite politik atas Kuba. Kemudian dia berangkat ke Bogota, Colombia, sebagai seorang delegasi kongres mahasiswa anti kolonial, anti imperialis, yang bertemu untuk berdemonstrasi di Konfrensi Pan American Union Kesembilan. Pada Oktober 1948, Fidel Castro menikahi Mirta Diaz Balart de Nunez dan memiliki satu anak yaitu, Fidelito Castro Junior yang lahir pada tanggal 1 September 1949. Namun pernikahan itu tidak berlangsung lama, karena Mirta menceraikan Castro saat ia berada di penjara karena aktivitas politiknya. Setelah bercerai dengan Mirta, Castro menikahi Dalia Solo del Valle dan memiliki lima orang anak yaitu, Angel, Anthonio, Alejandro, Alexis, dan Alex. 47 Pada tahun 1952, Fulgencio Batista membangun sebuah pemerintahan yang diktator yang menindas. Akibatnya, banyak kelompok sipil dan gerilya yang mulai menentangnya. Pergerakan itu dimulai pada tahun 1953, sosok Fidel Castro muncul sebagai revolusioner dengan penyerangan terhadap Barak Moncada. Barak Moncada merupakan markas besar para tentara militer Kuba. Didorong oleh rasa kecewanya yang berlebihan pada kudeta Batista, Fidel Castro mendirikan sebuah kelompok pemberontakan bersenjata. Ia bergabung bersama Abel Santama Cuadrado dan mereka membentuk sebuah organisasi revolusioner yang terdiri dari lebih 200 orang muda. Selama setahun mereka berlatih secara rahasia di tempat tinggal salah seorang anggota mereka di Havana, yang berada di dekat sel introgasi intelijen Kuba. Biaya yang mereka dapatkan berasal dari hasil Dalam pemilihan umum berikutnya di tahun 1952, Castro dipilih untuk menjadi kandidat anggota kongres daerah pemilihan Havana. Tapi hal ini kandas setelah beberapa bulan sebelum pemilihan umum resmi akan digelar karena Fulgencio Batista melancarkan kudeta. 47 Iman Hidayah Usman, Ibid, hal. 17-18. Universitas Sumatera Utara penjualan buku dan perhiasan mereka hingga mereka mendapatkan uang sebesar 15.000 dolar A.S yang mereka gunakan untuk membeli senjata dan seragam militer. Pada tanggal 26 Juli 1953, mereka menyerang markas militer tersebut. Mereka hanya ingin masuk ke gudang senjata dan mengambil senjata-senjata yang lebih canggih untuk melanjutkan pemberontakan serta menguasai stasiun radio untuk mengajak rakyat Kuba agar mau bergabung dalam pemberontakan. Namun penyerangan tersebut gagal, banyak para pemberontak yang tewas terbunuh termasuk Abel Santamaria. Hanya beberapa orang yang berhasil selamat termasuk Fidel Castro dan Raul Castro adik kandung Castro. Mereka melarikan diri ke pegunungan Sierra Maestrra namun berhasil juga ditangkap dan dihukum selama 15 tahun di penjara Isle of Pines. Namun hukuman tersebut tidak dijalani sepenuhnya oleh Fidel Castro dan para tahanan lainnya, karena ketika di dalam penjara Fidel Castro bertemu dengan Letnan Pedro Manuel Sarria, yang telah ia kenal sejak kuliah. Letnan Pedro yang kemudian menyelamatkan mereka lalu mereka dibuang ke Meksiko. Di Meksiko, Fidel Castro dan Raul Castro membentuk organisasi revolusionernya. Dengan bantuan pelatihan oleh Alberto Bayo, seorang ahli perang gerilya Spanyol, kelompok revolusioner ini mempersiapkan pergerakannya. Meksiko juga menjadi tempat bertemunya Castro dengan Ernesto “Che” Guavara, seorang teoretisi dan ahli taktik perang gerilya yang berasal dari Argentina. Di bulan Maret 1956, Castro secara resmi memisahkan diri dari partai Ortodoks dan mendirikan Movimiento 26 de Julio Gerakan M-26-7, sebuah gerakan revolusioner yang independen dan berjuang untuk menjatuhkan Batista. 48 Nama Gerakan M-26-7 dipilih untuk menghormati para veteran penyerangan markas militer Moncada yang gagal pada tanggal 26 Juli. M-26-7 menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi-organisasi penentang Batista 48 Imam Hidayah Usman, Ibid, hal.39. Universitas Sumatera Utara lainnya. Accion Nasional Revolucionaria ANR, organisasi yang dipimpin oleh Frank Isaac Pais dan beroperasi di sepanjang Provinsi Oriente dan Directorio Revolucionari DR, sebuah organisasi mahasiswa revolusioner, bersedia bergabung dengan Castro dan siap membantu Castro dalam pemberontakannya sekembalinya Castro dari Meksiko ke Kuba. Mereka membuat sebuah kesepakatan yang kemudian dikenal dengan Pakta Meksiko. Dalam kesepakatan itu dijelaskan bahwa ANR akan membuat kerusuhan dan mengisolasi Provinsi Oriente di hari Fidel Castro mendarat di Kuba untuk mengalihkan perhatian para tentara Kuba. Pada November 1956 dengan memakai sebuah kapal kecil yang bernama Granma , yang mengangkut 82 orang ditambah dengan peralatan senjata, mereka berlayar menuju Kuba. Namun karena keadaan kapal yang tidak memadai, mereka terpaksa mendarat di Playa de Los Colorados dengan keadaan darurat. Sesampainya disana ternyata mereka telah dikepung dan dibombardir oleh tentara Kuba. Dari 82 orang robongan tersebut, yang tersisa hanyalah 12 orang termasuk didalamnya Castro, Raul dan Che Guavara yang terluka akibat terkena tembakan. Mereka selamat dan bersembunyi di perkebunan tebu tanpa makanan dan air selama lima hari dan terus menuju Sierra Maestra. Sementara di Kuba perlawanan yang dilakukan oleh Frank Pais sebagaimana kesepakatan sebelumnya, ternyata gagal. Elemen penting dalam rombongan itu yang bertugas membawa mortir tertangkap dan Frank Pais menarik mundur orang-orangnya. Di Sierra Maestra, Castro bertemu dengan Crescencio Perez yang begabung dalam gerakan M-26-7, dan menjadi letnan kepercayaan Castro. Cressencio Perez yang membantu mereka mendapatkan makanan dari petani dan meminjamkan alat pendukung seperti senjata dan amunisi. 49 49 Iman Hidayah Usman, Ibid, Hal. 43. Masa-masa Gerilya terjadi sepanjang tahun 1956 hingga 1958. Gerakan revolusioner yang dipimpin Fidel Castro ternyata berhasil menjatuhkan pemerintahan Fulgencio Batista dan Universitas Sumatera Utara membuat Batista melarikan diri ke Republik Dominika. Pada 27 Januari 1959 misi militer Amerika Serikat berhasil diusir. Setelah gerakan revolusioner yang dipimpin Fidel Castro sejak Januari 1959, Fidel membangun Kuba sebagai negara sosialis dengan sistem satu partai. Fidel Castro telah menjadi kepala negara Kuba pada tahun 1959. Pertama-tama ia menjadi perdana menteri dan setelah dihapuskannya jabatan itu dengan disahkannya Konstitusi 1976, sebagai Presiden Dewan Negara yang juga berfungsi sebagai kepala negara. Ia menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba, dan sejak tahun1976 menjadi anggota Majelis Nasional dari munisipalitas Santiago de Cuba. Kuba dipimpin oleh Fidel Castro seorang pemimpin yang kharismatik, statis, otoriter, nasionalistik dan peduli dengan keadaan sosial serta mampu menggerakan semua warga negara Kuba. Model Kuba memerlukan perubahan ekonomi swasta kearah ekonomi sosialis yang terencana. Ini karena sistem tersebut dianggap mampu meningkatkan produksi dan pemerataan secara rasional lebih bermoral. Rezim ini lebih menekankan kepada akumulasi secara cepat dapat menghancurkan musuh-musuh politiknya dan kemudian menciptakan suatu sistem dimana kebutuhan dasar menjadi perhatian utama. Namun pada kenyataannya Kuba tidak berhasil sepenuhnya dalam mengubah prioritas kebijakannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan dicapai melalui investasi pertanian khususnya gula dan produksi nikel, tetapi kurang berhasil dikarenakan oleh manajemen yang lemah, produktivitas tenaga buruh rendah dan blokade amerika Serikat yang terjadi terus menerus. Sejak ekonomi kapitalis berhasil dihancurkan setelah Fidel Castro berkuasa, kemajuan kemudian ditunjukan oleh sejumlah pembuat kebijakan dipuncak pemerintahan dan efisiensi birokrasi. Kesulitan yang selanjutnya dialami Castro adalah kebijakannya yang menjadi sangat birokrasi. Universitas Sumatera Utara Menjelang tahun 1960-an Fidel Castro telah menciptakan suatu keadaan dimana kemajuan yang sangat tergantung pada peningkatan kemampuan administratif. Lebih jauh lagi, Castro telah membuat kebijakan administratif dibidang pekerjaan, produksi, dan pemerataan. Kegagalan ekonomi dan akibat tekanan dari negara bekas Uni Soviet, akhirnya memberikan keyakinan pada Castro akan perlunya kader-kader teknis dan administratif yang berguna mendukung revolusi sosial. Dalam pandangan Castro, gagalnya ekonomi Kuba ditahun 1960-an diakibatkan oleh kurangnya kemampuan administratif. Namun demikian Castro menolak menciptakan suatu teknologi negara yang ia yakini akan melumpuhkan proses revolusi. Castro memainkan begitu banyak peran dalam revolusi termasuk dalam strategi militer, administrator, diplomat, ahli pertanian, hakim, guru dan satu- satunya pemimpin oposisi ketika negara memerlukan suatu perubahan kebijakan. Kemampuan Castro memanfaatkan simbol-simbol nasionalis dan tindakan pemerataannya telah memungkinkan pemerintah untuk mengerakan rakyat Kuba dalam mendukung kebijakan umum melawan musuh-musuh Kuba. Menjelang tahun 1960 semua oposisi politik terhadap Castro dinyatakan illegal. Pada pertengahan tahun tersebut kesempatan-kesempatan untuk menentang pemerintah ditekan dan rakyat hanya dapat dimobilisasi untuk tidak menentang kebijakan yang ada. Menurut Joerge I. Dominiguez, dalam mobilisasi wewenang hierarki melumpuhkan kritisme terhadap tujuan dan kebijakan negara. Pengertian tentang prioritas dan perencanaan dalam suatu suasana krisis menjadi begitu penting. Kesetiaan terhadap kebijakan sangat mendesak sehingga suatu pendekatan yang evolusioner terhadap perubahan kebijakan menjadi sangat sulit untuk dicapai. Perubahan kebijakan sering mengikis seluruh program yang ada dibandingkan dengan melakukan perubahan hanya pada beberapa aspek tertentu. Sementara itu, gaya mobilisasi dalam mendorong kebijakan publik secara serius telah memperbaiki problem-problem yang ditangani. Usaha mobilisasi muncul menjadi Universitas Sumatera Utara cara yang efisien dalam mencapai tujuan khusus, tujuan jangka pendek tetapi kurang berhasil dalam mencapai tujuan jangka panjang.

2.3 Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba.