Amerika Serikat terhadap Kuba yang berdampak pada timbulnya respon balik dari Kuba untuk meghilangkan pengaruh Amerika Serikat di Kuba.
Menurut K.J.Holsti ada beberapa unit analisis dalam menjelaskan politik luar negeri, yaitu individu, negara, dan sistem internasional. Ketiga unit analisis
inilah yang berbeda satu dengan lainnya. Akan tetapi, perbedaan unit analisis ini akan semakin membantu dalam menganalisis permasalahan politik internasional.
Tingkah laku kebijakan luar negeri dikonsepsikan sebagai suatu reaksi terhadap lingkungan eksternal, keseimbangan atau ketidakseimbangan semua unit dalam
sistem. Pada tingkat analisis ini, politik luar negeri tidak hanya dilihat sebagai reaksi terhadap lingkungan eksternal ataupun pada keseimbangan belaka,
melainkan politik luar negeri merupakan cerminan dari kebutuhan-kebutuhan domestik negara.
Politik luar negeri tidaklah dirumuskan secara mendadak tanpa ada pertimbangan sosial, politik dan ekonomi. Politik luar negeri diwujudkan untuk
memenuhi tujuan tertentu terutama dalam melaksanakan kepentingan sebuah negara di tingkat kepentingan antar bangsa. Pokok permasalahan dalam penentuan
kebijakan luar negeri pada umumnya dititik beratkan pada usaha untuk memecahkan berbagai persoalan, baik yang berhubungan dengan masalah dalam
negeri maupun luar negeri. Suatu pemerintahan pada umumnya berusaha mewujudkan tujuan nasionalnya melalui berbagai cara yang bervariasi antara satu
negara dengan negara lainnyanya yang direfleksikan melalui kebijakan politik luar negeri.
6.4 Konsep Kebijakan Luar Negeri
Sistem internasional adalah lingkungan tempat unit satuan politik internasional beropeasi. Tujuan, aspirasi, kebutuhan, lingkup pilihan dan tindakan
unit politik internasional tersebut sangat dipengaruhi oleh pembagian kekuasaan yang menyeluruh dalam sistem, oleh ruang lingkup dan aturannya yang berlaku.
Terdapat empat pembagian gagasan kebijakan luar negeri yakni, orientasi, peran nasional, tujuan dan tindakan.
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksudkan sebagai orientasi adalah sikap dan komitmen umum suatu negara terhadap lingkungan eksternal dan strategi fundamentalnya untuk
mencapai tujuan dalam dan luar negeri serta untuk menanggulangi ancaman yang berkesinambungan. Dengan mengkaji struktur kekuasaan dan pengaruh unit
politik dalam berbagai sistem internasional maka dapat diidentifikasikan tiga bentuk orientasi fundamental yaitu :
a Isolasi
Isolasi strategi politik dan militer dinyatakan oleh tingkat keterlibatan yang rendah dalam sistem, jumlah transaksi diplomatik dan komersial
yang rendah dengan unit politik atau masyarakat lain, dan upaya menutup rapat negara terhadap berbagai bentuk penetrasi eksternal. Para isolasionis
sering didasarkan pada asumsi bahwa negara dapat mencapai keamanan dan kemerdekaan dengan mengurangi transaksi dengan unit politik lain
dalam sistem itu atau dengan memelihara hubungan diplomatik dan pandangan luar negeri, sambil menanggani semuan ancaman yang
dirasakan atau ancaman potensial dengan membentuk batas administrasi disekitar basis dalam negeri. Secara logika isolasi diterapkan dan dapat
berhasil jika dalam suatu sistem dengan struktur kekuasaan yang tersebar secara layak, dimana ancaman militer, ekonomi atau ideologi tidak
mungkin ada atau dimana negara-negara lain secara regular menggeser persekutuan.
24
Orientasi isolasi dapat dikaitkan secara langsung dengan kehadiran ancaman yang dirasakan, apakah ancaman itu secara militer,
ekonomi ataupun kultural. Banyak alasan yang menjadi dasar orientasi isolasi, tetapi kebanyakan alasan itu memperlihatkan kecemasan akan
menjadi objek persaingan negara besar dan akan menjadi dominasi pihak asing terhadap aktivitas ekonomi.
24
K.J. Holsti, Ibid. hal.110.
Universitas Sumatera Utara
b Strategi Nonblok
Nonblok diartikan sebagai kegiatan dimana suatu negara tidak melibatkan kemampuan militer dan dukungan diplomatiknya terhadap
negara lain. Keenganan melibatkan dukungan diplomatiknya terhadap negara lain adalah bukti nonblok sebagai suatu strategi kebijakan luar
negeri. Namun ada beberapa variasi dalam beberapa keadaan yang mendorong suatu negara menerapkan kebijakan nonblok. Bentuk nonblok
yang paling umum dewasa ini dijumpai diantara negara-negara yang atas prakarsanya sendiri tanpa jaminan negara lain menolak melibatkan
negaranya sendiri secara militer demi kepentingan dan tujuan negara- negara besar. Orientasi nonblok dapat dikaitkan dengan sejumlah
pertimbangan dan tekanan dalam negeri. Beberapa unit politik menerapkan orientasi ini sebagai suatu cara untuk memperoleh kemajuan ekonomi
yang maksimal. Dalam penerapannya, para praktisi juga meningkatkan pengaruh diplomasi negara yang diterapkan sebagai strategi politik luar
negeri. Apabila nonblok dijelaskan dengan variabel ekonomi politik dalam negeri maka dijelaskan bahwa semua bangsa secara tradisional telah
berusaha memelihara kemerdekaan dan keutuhan wilayahnya dengan menarik diri atau menghindari keterlibatan dikawasan sengketa. Akan
tetapi jika dalam konteks internasional, ketakutan akan kawasan sengketa tidak menjadi ancaman langsung terhadap kemerdekaan dan keutuhan
kecuali kalau konflik regional yang terjadi menarik perhatian yang memunculkan intervensi negara-negara adikuasa.
c Koalisi dan Aliansi
Koalisi adalah persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-
sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer, sebuah
pemerintahan koalisi adalah sebuah pemerintahan yang tersusun dari koalisi beberapa partai. Dalam hubungan internasional, sebuah koalisi bisa
Universitas Sumatera Utara
berarti sebuah gabungan beberapa negara yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Koalisi bisa juga merujuk pada sekelompok orangwarganegara
yang bergabung karena tujuan yang serupa. Dikatakan bahwa melalui aliansi bangsa mengorbankan kebebasan bertindak dan kehilangan
kesempatan untuk merumuskan kebijakannya menurut kebutuhannya sendiri. Dalam banyak hal aliansi memaksa negara yang lemah untuk
mengorbankan kepentingannya sendiri demi kepentingan negara adikuasa. Dalam setiap aktivitas politik luar negeri, pada dasarnya tujuan kebijakan
luar negeri sering dikaitkan dengan kepentingan nasional. Kepentingan tersebut digunakan sebagai alat untuk menganalisis tujuan dari kebijakan tersebut. Dimana
negara memberikan perlindungan dan mempertahankan keutuhan negara dari semua aspek yang ada baik aspek fisik, budaya ataupun politik itu sendiri.
Perlindungan ini trerkait dengan politik luar negeri untuk menghadapi ancaman yang datang dari negara lain. Ada dua elemen mendasar yang menjadi pijakan
bagi pembuat kebijakan luar negeri yang berkaitan erat dengan kepentingan nasional yaitu:
a Elemen logis yang dibutuhkan, dimana berkaitan dengan kelangsungan
hidup negara. b
Elemen perubah yang meliputi bentuk perubahan kondisi lingkungan dalam negeri.
25
Pada dasarnya yang menjadi tujuannya adalah bagaimana memunculkan suatu keadaan peristiwa masa depan dan rangkaian kondisi dikemudian hari yang ingin
diwujudkan oleh pemerintah demi kesejahteraan dan pembangunan negara tersebut.
25
Hesel Nogi S.Tangkilisan, Kebijakan Publik Yang Membumi, Yogyakarta: YPAPI, 2003, hal.62.
Universitas Sumatera Utara
6.5 Konsep Kebijakan Publik