27
b. Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel
dibawah ini: Tabel III
Mata Pencaharian Penduduk Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
No Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk 1
Petani 495
2 PNS
5 3
Pedagang 7
4 Wiraswasta
2 5
Tidak bekerja 87
6 Lainnya
50 Sumber : arsip Desa Keranji Paidang Januari 2012
Dari data di atas sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 495 jiwa.
4. Sistem Mata Pencaharian dan Ekonomi
Mata pencaharian pokok masyarakat Kalimantan Barat adalah bertani, menoreh getah nyadap karet dan menangkap ikan nelayan. Selain itu ada juga
yang bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri, anggota ABRI, Pensiunan, Swasta, Penjual Jasa, Buruh, Pedagang dan lain sebagainya. Namun ada juga yang
bekerja merangkap, misalnya di samping bekerja sebagai Pegawai Negeri juga bekerja sebagai petani. Keadaan ini berkaitan dengan letak tempat tinggal mereka.
Mata pencaharian sebagai nelayan dilakukan oleh masyarakat yang bermukim didaerah pantai, seperti: Pemangkat, Mempawah dan Tanjung Satai
Ketapang. Sedangkan mata pencaharian bercocok tanam padi atau bertani,
28
dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat di daerah pedesaan bahkan di daerah yang berbukit-bukit dimana hutannya masih luas serta humus tanah masih tebal
sehingga dengan sistem ini sangat subur bagi tanaman. Begitu pula halnya dengan mata pencaharian menoreh getah nyadap karet. Pada masyarakat setempat
bertani terbagi dalam dua sistem, yaitu sistem pertanian sawah dan sistem pertanian ladang.
Pada masyarakat Dayak Kanayatn khususnya di Dusun Tempala, mata pencahariannya adalah berladang atau bersawah. Selain itu mata pencaharian lain
adalah menyadap karet, dan berkebun. Dengan tingginya harga komoditi kelapa sawit, telah banyak masyarakat merubah kehidupan mereka dengan menanam
kelapa sawit sebagai tambahan disamping komoditi karet.
5. Sistem Kepercayaan atau Religi
Sistem kepercayaan atau religi adalah rangkaian keyakinan dari suatu kelompok masyarakat yaitu manusia terhadap sesuatu yang dianggap mempunyai
kekuatan gaib. Pada zaman dahulu masyarakat Dayak percaya kepada makhluk halus, seperti orang gaib, orang limonan atau hantu-hantu penunggu kampung.
Atau dengan kata lain orang yang terkadang kelihatan terkadang menghilang. Mereka tinggal di tempat yang dianggap keramat seperti lembah-lembah yang ada
di dalam batu besar serta pohon-pohon besar. Manusia menjadi yakin bahwa ada kehidupan lain sesudah kematian dan
juga merupakan alam gaib supranatural. Karena manusia menginginkan kehidupan yang tenteram dan bahagia di dunia akhirat, maka manusia selalu
berusaha dalam suatu keadaan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Di dalam
29
sistem religi juga termaksud berbagai aktivitas upacara religius serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi antara manusia dengan kekuatan alam gaib
yaitu dengan cara sesaji dengan menyediakan makanan seperti, telur ayam kampung, sekapur sirih, pinang dan rokok serta ayam yang disembelih diambil
darahnya. Namun sesuai dengan kemajuan zaman saat ini kepercayaan itu mulai
hilang dan digantikan oleh agama yang sekarang semakin berkembang dengan pesat sehingga orang-orang tua yang dahulunya beragama animisme sekarang
sudah beragama diantaranya Katolik dan Protestan, walaupun pada prakteknya masih banyak yang menganut kepercayaan lama sesuai dengan tradisi.
Kepercayaan pada leluhur yang menghargai dan menempatkan roh nenek moyang pada hirarki tertinggi yang dapat menjaga segala kehidupannya dari mara bahaya
dan pengaruh jahat dari luar.
6. Adat Istiadat