Elemen-elemen Dalam Pertunjukan Jonggan

42 antusiasme dari para penonton baik dan pertunjukan tersebut banyak dikerumuni masyarakat biasanya waktu pentasnya bertambah panjang, akan tetapi apabila antusiasme masyarakat kurang maka pertunjukan segera diakhiri. Wawancara dengan Bapak Aren.

C. Elemen-elemen Dalam Pertunjukan Jonggan

a. Gerak Tari

Seni tari menghasilkan bentuk getaran-getaran yang indah, apabila anggota tubuh seperti tangan, kaki, kepala, badan dan lain sebagainya ditata dirangkaikan menjadi satu kesatuan gerak yang utuh dan harmonis. Bertalian dengan uraian di atas, berikut ini dijelaskan secara teoritis dengan unsur-unsur sikap dan gerak, serta pengorganisasian gerak secara hirarkis guna memahami masalah bentuk penyajian tari. Gerak tari Jonggan ini disajikan dari awal hingga akhir merupakan gerak yang telah terpola secara alami, bersumber pada imitasi gerakan silat yang terdiri dari gerakan menangkis lawan, gerakan menghela, gerakan maju, mundur, berhadap-hadapan, gerakan berkeliling dan gerakan badan berputar ke kiri atau ke kanan. Dasar gerak tari Jonggan ini adalah gerakan silat yang digunakan untuk melindungi diri dari lawan penari yang ingin menyentuh anggota tubuh si penari. Namun hal ini tidak pernah terjadi sebab dalam gerak tari Jonggan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai etika dimana antara pangebeng penonton yang menari dengan yang dikebeng penari Jonggan saling menghormati dan selalu menjaga sikap sopan santun. 43

b. Iringan

Suatu pertunjukan lebih hidup apabila didukung dengan adanya iringan. Iringan merupakan elemen dalam pertunjukan tari, berupa musik atau bunyi-bunyian yang mengandung irama atau ritme. Iringan yang mengiringi para penari disebut musik Jonggan, yang di iringi oleh 1 penyanyi, 1 orang peniup seruling dan 4 orang penabuh, yaitu 1 orang penabuh kendhang, 1 orang gong, dan 2 orang penabuh saron. Instrumen pengiring tersebut merupakan musik yang khusus untuk mengiringi para penari pada saat disajikannya tari Jonggan. Irama musik yang digunakan dalam mengiring tari Jonggan ada dua yaitu irama lembut dan irama lincah. Irama musik yang lembut seperti lagu We Jonggan, We’ Ola dan Dayakng Male’en sedangkan irama musik yang lincah yaitu lagu Kasih Sayang dan Pak Unjank. Berikut ini lirik lagu Dayakng Male’en: Udahlah lama nana’ ka’ Jabeng Dayakng Male’ena Sudah lama tidak ke Jabeng Putri Male’en Ka’ Jabeng tadi ulu Kapuas Dayakng Male’ena Ke Jabeng tadi hulu Kapuas Putri Male’en Udahlah lama nana’ bangebeng Dayakng Male’ena Sudahlah lama tidak menari Putri Male’en Bangebeng tadi gi’ nape’ puas Dayakng Male’ena Menari tadi belum puas Putri Male’en 44 Kupaslah-kupas kalapa muda Dayakng Male’ena Kupaslah-kupas kelapa muda Putri Male’en Kalapa tua ruang parahu Dayakng Male’ena Kelapa tua dalam perahu Putri Male’en Puaslah puas badan gi’ muda’ Dayakng Male’ena Puaslah-puas badan masih muda Putri Male’en Badan dah tuha siapa tahu Dayakng Male’ena Badan sudah tua siapa tahu Putri Male’en Kacang kacambah dari muara Dayakng Male’ena Kacang kecambah dari muara Putri Male’en Malia’ obat ka’ pasar Landak Dayakng Male’ena Beli obat ke pasar Landak Putri Male’en Rela menyembah muka suara Dayakng Male’ena Rela menyembah buka suara Putri Male’en Masanga’ hormat ka’ ura’ng manyak Dayakng Male’ena Beri hormat kepada orang banyak Putri Male’en Kade’lah ada jarum nang patah Dayakng Male’ena Kalaulah ada jarum yang patah Putri Male’en Ame disimpan ka’ dalapm pati Dayakng Male’ena Jangan disimpan didalam peti Putri Male’en Kade’lah ada pantun nang salah Dayakng Male’ena 45 Kalaulah ada pantun yang salah Putri Male’en Ame disimpan ka’ dalapm ati Dayakng Male’ena Jangan disimpan didalam hati Putri Male’en Pada dasarnya semua lagu-lagu yang ada dalam kesenian Jonggan itu merupakan pantun, jadi fungsi panyanyi penyanyi ini selain bernyanyi ia juga melantunkan syair-syair pantun kepada penonton. Panyanyi tersebut melantunkan pantun kepada penonton yang menari, maka penonton yang menari atau pangebeng tadi harus membalas pantun si panyanyi. Bagi pangebeng yang tidak bisa membalas pantun si panyanyi mereka hanya diam saja, hal ini tidak menjadi masalah bagi si pangebeng untuk harus bepantun. Inilah salah satu keunikan dari kesenian Jonggan dimana dalam tarian ini tidak hanya menari-nari saja namun antara pangebeng dengan panyanyi mereka harus saling berbalas pantun dengan diiringi oleh musik yang sudah dipesan oleh penonton tadi. Contoh pantun yang dilantunkan oleh pangebeng: Bukan kacang sembarang kacang Kacang pula dari anjungan Bukan datang sembarang datang Datang untuk menonton Jonggan Isi balasan pantun ini harus sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh panyanyi. Pangebeng tidak boleh sembarangan atau asal-asalan membalas pantunnya, isinya harus sesuai dengan apa yang telah disampaikan tadi. Wawancara dengan Bapak Yohanes. 46

c. Tata Rias

Tata rias yang digunakan para penari mengikuti perkembangan zaman pada saat sekarang, yaitu menggunakan rias corrective makeup tindakan kecil untuk mengurangi beberapa karakteristik raut wajah yang kurang sempurna. Sedangkan untuk para pemain musiknya mereka tidak menggunakan rias atau makeup pada wajahnya.

d. Busana

Adapun busana yang dipakai dalam pertunjukan kesenian Jonggan adalah khusus para penari menggunakan kebaya, paca’ kain batik panjang dan selendang. Mereka menggunakan kebaya dan paca’ kain batik panjang karena sebagai simbol ketradisionalan masyarakat dan sebagai ungkapan kesederhanaan Wawancara kepada Andra. Selain itu jika para penari menggunakan pakaian adat untuk menari, mereka sulit untuk bergerak sebab para penari Jonggan lebih mengutamakan kenyamanan dalam berpakaian sehingga mudah untuk bergerak. Wawancara kepada Katarina. Di saat menari Jonggan kebanyakan para penari menggunakan paca’ yang bermotif campuran, hal ini disebabkan karena kurangnya koordinir dari ketua sanggar yang tidak menyediakan paca’ melainkan yang disediakan hanya kebaya saja sebagai atasannya. Sedangkan untuk bawahannya paca’ disiapkan oleh masing-masing para penari. Selain itu mereka tidak menggunakan motif khas Kalimantan Dayak sebab 47 kesenian Jonggan muncul pertama kali pada tahun 1950-an dimana zaman ini belum modern. Jadi pakaian yang digunakan masih sangat sederhana dan apa adanya tetapi sudah diidentikan dengan kebaya dan paca’. Serta pada zaman dahulu kain batik Kalimantan sangatlah langka dan harganya mahal karena suku Dayak Kanayatn bukanlah pembuat batik. Wawancara dengan Bapak V. Pius. Gambar penari jonggan

e. Tata Panggung

Tata panggung atau tata pentas adalah ruang atau tempat yang digunakan untuk pentas, merupakan bagian dari arena pertunjukan yang ditata sedemikian rupa sebagai tempat bermain Hadi, 1987 : 42. Tata panggung berkaitan dengan bagaimana penataan suatu pentas, sehingga menimbulkan kesan yang sesuai dengan tari yang dipentaskan. Pada pementasan kesenian Jonggan panggung yang digunakan biasanya berukuran 8 x 4 m, besar kecilnya ukuran panggung ini 48 tergantung pada tuan rumah yang mengadakan hajatan. Untuk pembuatan panggung ini dilakukan oleh tuan rumah yang mempunyai hajatan dan dibantu oleh masyarakat setempat. Gambar tata panggung pada saat pementasan kesenian Jonggan Dari gambar di atas terlihat bahwa penarilah yang menjadi pusat pertunjukkan dan pemain musik berada dibelakang yang ditutupi dengan tirai.

f. Properti

Pada penari Jonggan properti yang digunakan yaitu hanya menggunakan selendang. Selendang yang digunakan para penari tidak ditentukan warna dan motifnya harus sama, hal ini tergantung dari ketua sanggar. Cara pemakaian selendang yaitu dikaitkan dengan menggunakan peniti dibagian dada agar saat menari selendangnya tidak mudah jatuh. Selain itu penggunaan selendang ini untuk menutupi bagian dada agar tidak terlalu terbuka. Wawancara dengan Fanny. 49 Menurut Soedarsono 1999 : 58, adalah perlengkapan yang tidak termasuk busana, tidak termasuk perlengkapan panggung tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan penari, misalnya kipas, pedang, tombak, sapu tangan, selendang dan sebagainya. Properti juga berfungsi sebagai elemen tari untuk menghidupkan tarian dan memberikan kesan yang mendalam bagi penonton.

D. Nilai Positif Kesenian Jonggan

Dokumen yang terkait

Studi komparasi kehidupan sosial ekonomi antara petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

0 1 137

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB II

0 2 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB IV

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat

0 0 15