38
a. Kalangkakng, yaitu tempat yang terbuat dari bambu yang
digunakan untuk menyimpan palantaratn atau sesajen yang dipersembahkan kepada Jubata Tuhan dan awa pama roh-roh
leluhur. b.
Tumpang, yaitu tempat memberi makan para roh-roh leluhur yang terbuat dari daun kelapa yang masih berwarna hijau, bentuknya
persegi empat dan di atasnya disediakan sesajen. c.
Palantaratn, yaitu sesajen yang akan dipersembahkan kepada roh- roh leluhur.
d. Tempayan, yaitu tempat yang dianggap sakral oleh suku Dayak.
e. Berbagai jenis makanan untuk sesajen yang diberikan kepada roh-
roh leluhur, seperti : 1 ekor manok kampong ayam kampung, poe atau pulut yang dimasak didalam bambu, tumpi bagare sejenis
cucur yang terbuat dari tepung beras yang hanya dicampur dengan garam, bontong nasi yang dibungkus dengan daun, baras poe
beras ketan, baras dana beras biasa, baras kuning beras kuning, dan talo’ manok telur ayam, tembakau, rokok daun,
daun sirih, pinang, sekapur sirih, rokok, dan jarum. Wawancara dengan Bapak Yohanes.
2. Prosesi Upacara Nyangahatn
Proses pelaksanaan upacara Nyangahatn dilakukan dengan bapamang yaitu menyampaikan doa hajat yang dilakukan oleh
Panyangahatn pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah disiapkan.
39
Adapun sesajen yang dipersembahkan kepada Jubata yaitu berupa makanan, seperti Poe Pulut, Tumpi bagare Cucur, Talo’ Telur,
Manok Kampong Ayam Kampung, Baras Poe Beras Ketan, Baras Dana Beras Biasa, Baras Kuning Beras Kuning, Bontong nasi yang
dibungkus pakai daun, Tembakau, Rokok Daun, Daun Sirih, Pinang, Sekapur Sirih, Rokok, Jarum dan Tumpang. Semua sesaji tersebut
diletakan diatas meja batu. Bapamang ditujukan untuk memberitahukan, meminta izin dan
memohon keselamatan kepada Jubata dan Awa Pama roh leluhur tentang hajat keluarga agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
Berikut adalah bapamang doa-doa hajat yang dibaca oleh Panyangahatn pemimpin upacara:
“Asak, dua, talu, empat, lima, anam, tujuh... Oh kita‘ Jubata yang badiapm kak aik dalam tanah tingi, puhutn ayak, puhutn tingi. Kita‘
karamat ai‘ tanah nang mampu nunu ai‘ sakayu, nyambong sengat. Kami bapinta kami bapadah, ame babadi kak kami talino manusia”.
Artinya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh... Jubata yang menguasai di air dalam, tanah tinggi, pohon kayu besar, pohon kayu
tinggi. Penguasa air dan bumi yang mampu membakar air satu sungai, menyambung nyawa. Kami meminta dan mengabarkan, jangan
memberikan wabah kepada manusia. Seusai bapamang, Panyangahatn akan mengoleskan beras yang
dicampur dengan minyak tengkawang atau minyak kelapa ke setiap kening
40
orang yang hadir. Minyak ini dipercaya bisa mengobati dan melindungi orang Dayak Kanayatn dari segala penyakit.
Setelah upacara adatnya selesai si panyangahatn di beri sebagian dari sesajen yang disajikan. Sesajen yang paling utama yang wajib
diberikan kepada panyangahatn adalah bagian paha ayam tujuannya agar roh leluhur tidak mengganggu acara yang akan dilaksanakan oleh tuan
rumah dan bagian organ dalam jantung dan hati ayam. Sebagai tambahan panyangahatn diberi pangkaras berupa uang sebagai ucapan
terima kasih dari tuan rumah. Wawancara dengan Bapak V. Pius.
3. Lambang-lambang dan Maknanya