22 sesama jenis. Dalam menentukan bahwa seseorang itu adalah gay ada
beberapa kriteria yaitu ketertarikan seksual terhadap orang yang memiliki kesamaan jenis kelamin dengan dirinya, keterlibatan seksual dengan satu
orang atau lebih yang memiliki kesamaan jenis kelamin dengan dirinya, mengidentifikasi diri sebagai gay.
2. Macam – Macam Gay
Homoseksual atau gay menurut Kartini Kartono 1989: 73, dapat digolongkan dalam tiga bagian yaitu:
1. Homoseksual yang aktif, yaitu gay yang bertindak sebagai pria yang agresif.
2. Homoseksual yang pasif, yang bertingkah laku lebih dominan sebagai wanita dan memiliki kecenderungan feminim
3. Homoseksual yang bergantian peranan, kadang – kadang memerankan
laki – laki dan dilain waktu memerankan wanita.
Pendapat lain diungkapkan oleh Coleman A. Supratiknya,1995: 95, yang menggolongkan gay atau homoseksual berdasarkan kualitasnya
dalam beberapa jenis yaitu: 1. Homoseksual tulen, homoseksual jenis ini memenuhi gambaran
stereotip tentang laki –laki yang cenderung lebih keperempuan-
perempuanan, yaitu suka berperilaku dan mengenakan pakaian perempuan
2. Homoseksual malu – malu, yaitu laki – laki yang memiliki hasrat
homoseksual akan tetapi tidak berani menjalin hubungan personal yang intim dengan orang lain untuk kegiatan homoseksual.
23 3. Homoseksual tersembunyi, biasanya berasal dari golongan menengah
keatas dan memiliki status sosial yang tinggi, sehingga biasanya hanya diketahui oleh teman dekatnya.
4. Homoseksual situasional, homoseksual jenis ini terjadi pada situasi yang mendesak di mana tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan
hubungan dengan lawan jenis, diantaranya dapat ditemui pada situasi khusus seperti perang dan di penjara. Sehingga tinggkah laku
homoseksual timbul sebagai usaha untuk menyalurkan dorongan seksualnya.
5. Biseksual, homoseksual jenis ini mempraktekan kegiatan homoseksual dan heteroseksual secara sekaligus, homoseksual jenis ini bisa
mendapatkan kepuasan seksual dari lawan jenis dan sesama jenis. 6. Homoseksual mapan, homoseksual jenis ini dapat menerima
homoseksualitas mereka, memenuhi peran kemasyarakatan secara bertanggung jawab dan mengikatkan diri pada suatu komunitas.
Pendapat lain tentang penggolongan homoseksual atau gay adalah berdasarkan PPDGJ II Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1983
yang disusun oleh psikolog dan psikiater Indonesia mengelompokan homoseksual dalam dua jenis, yaitu;
1. Homoseks ego sentonik, merupakan homoseksual yang merasa tidak terganggu oleh orientasi seksualnya.
2. Homoseks ego distonik, merupakan homoseksual yang merasa selalu terganggu olek orientasi seksualnya dan mengakibat timbulnya konflik
psikis, konflik psikis internal individu ini akan menimbulkan perasaan bersalah, malu, bahkan depresi.
24 Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa
homoseksual dapat dikelompokan berdasarkan pola hubungannya yaitu, homoseksual aktif, homoseksual pasif, dan homoseksual yang bergantian
peranan. Homoseksual juga dapat dikelompokkan berdasarkan kualitasnya menjadi homoseksual tulen,homoseksual tersembunyi, homoseksual malu-
malu, homoseksual situasional, homoseksual mapan, dan biseksual. Sedangkan berdasarkan penerimaan pada individu homoseksual dapat
dikelompokan menjadi homoseksual ego sentonik dan homoseksual ego distonik. Untuk mempersempit dan mempermudah penelitian, peneliti
memfokuskan pengelompokan homoseksual atau gay berdasarkan penerimaan pada individu homoseksual yaitu ego sentonik dan
homoseksual ego distonik.
4. Bentuk Hubungan Seksual pada Gay