18 incentives. Untuk mempersempit dan mengurangi bias pada penelitian,
peneliti memfokuskan motif yang akan teliti yaitu drives dan incentives.
3. Pendekatan dan Teori tentang Motif
S.S. Sargent dan R.C. Williamson Rahayu Ginitisasi, 2012: 8-9, menelusuri berbagai pendekatan dan teori tentang motif, antara lain :
1. Teori insting Untuk menerangkan perilaku manusia, mula-mula sampai tahun
1920-an para pakar merujuk pada insting W. James, Mc. Dougall, E.L. Thorndike. Pada tahun 1924 insting dan hampir 6000 jenis aktivitas
manusia disebut sebagai insting. Akan tetapi, sejak 1920-an teori ini mulai ditinggalkan orang karena penelitian antropologi dan sosiologi
membuktikan bahwa perilaku manusia sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan, sehingga tidak dapat dijelaskan dengan insting yang
universal. Insting masih tetap dipakai untuk perilaku-perilaku yang jelas diturunkan, tidak dipelajari dan universal bagi makhluk tertentu.
2. Konsep dorongan drive Pakar psikologi mencari penyebab perilaku pada “ketegangan”
tension yang terjadi pada otot-otot dan kelenjar-kelenjar pada saat haus, lapar, dan sebagainya. Ketegangan-ketegangan ini menimbulkan
dorongan untuk berperilaku tertentu mencari makan, minum dan lain- lain sehingga dorongan dianggap sebagai penyebab perilaku.
Umumnya dorongan menyangkut perilaku yang bersifat biologik dan fisiologik, seperti misalnya makan, minum, tidur, seks, mencari
temperatur yang konstan, dan sebagainya, termasuk juga dorongan keibuan, dorongan untuk bermain pada anak-anak. E.C.Tolman
19 membagi dorongan dalam dua jenis, yaitu hasrat appetites seperti
lapar, haus, seks, dan pengingkaran aversion seperti menghindari sakit dan sebagainya.
3. Teori libido dan ketidaksadaran dari Sigmund Freud Teori ini adalah motif bersumber pada stress internal, yang terdiri
atas insting dan dorongan drive yang bekerja dalam alam ketidaksadaran manusia. Dalam teori Freud yang sangat berorientasi
biologik ini, semua insting dan dorongan bermuara pada libido sexualis dorongan seks yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan oleh
orang yang
bersangkutan karena
bekerjanya dalam
alam ketidaksadaran.
4. Perilaku purposif dan konflik Pengaruh pasikologi Gestalt Gestalt adalah istilah bahasa jerman
yang artinya keseluruhan terhadap behaviorisme adalah bahwa orang mulai lebih mementingkan perilaku moral keseluruhan, seperti makan
dan berlari daripada perilaku molekuler bagian dari perilaku keseluruhan, seperti mengeluarkan liur dan menggerakkan otot. Dalam
hubungan ini perlu dicatat pendapat seorang tokoh bernama Edward Chase Tolman yang mengatakan bahwa perilaku tidak hanya ditentukan
oleh rangsang dari luar atau stimulus sebagaimana pendangan kaum behavioris. Akan tetapi, ditentukan juga oleh organisme atau orang itu
sendiri. Jadi, orang bukan hanya memperhatikan stimulusnya, melainkan memilih sendiri reaksinya. Dengan demikian, perilaku selalu
bertujuan.
20 5. Otonomi fungsional
Motif pada orang dewasa yang tumbuh dari sistem-sistem yang mendahuluinya, tetapi berfungsi lepas dari sistem-sistem pendahulu itu.
Dengan perkataan lain, motif ini berfungsi sesuai dengan tujuannya sendiri, terlepas dari motif-motif asalnya, misalnya seorang penjual soto.
Lambat laun penjual soto tersebut memilki berbagai cabang di berbagai kota, sehingga tujuannya berjualan bukan lagi untuk mencari nafkah
melainkan untuk mencari kepuasan tersendiri otonomi fungsional. 6. Motif sentral
Banyak pakar psikologi yang meragukan adanya satu motif sentral yang bisa merangkum semua jenis motif manusia. Goldstein1939
mengemukakan “aktualisasi diri” sebagai motif tunggal pada manusia. Menurut Goldstein setiap perilaku didasarkan pada kebutuhan untuk
melindungi diri self dan mengurangi kecemasan serta mencari kemapanan bagi dirinya sendiri. Motif seperti ini paling terlihat pada
paham-paham keagamaan seperti Kristen, Islam, dan Buddha. Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa beberapa
pendekatan dan teori tentang motif, yaitu teori insting, konsep dorongan drive, teori libodo dan ketidaksadaran, perilaku purposif dan konflik,
otonomi fungsional, dan motif sentral.
B. Kajian tentang Gay 1. Pengertian Gay