11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretis
Deskripsi teoretis merupakan penjelasan mengenai teori yang relevan dengan fokus penelitian. Deskripsi teoretis yang dijabarkan pada bab ini antara lain
adalah mengenai konsep dasar membaca; tes kemampuan membaca; membaca cerpen; pembelajaran membaca teks cerpen pada tingkat SMP; hakikat cerpen; serta
metode pembelajaran aktif Pencocokan Kartu Indeks. 1.
Konsep Dasar Membaca
Berbahasa adalah keterampilan dasar penting yang harus dikuasai manusia. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Membaca
merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Melalui membaca, manusia dapat berkomunikasi dengan dirinya sendiri maupun orang lain melalui bahasa tulis.
Membaca merupakan suatu aktivitas yang sangat jamak dilakukan bagi siapapun, di manapun, dan kapanpun dengan objek yang beraneka ragam. Dengan kata lain,
membaca merupakan salah satu aktivitas yang umum dilakukan oleh setiap orang. Membaca menjadi proses awal bagi seseorang untuk memahami, berpikir dan
memutuskan sikap dan perilakunya. Oleh karena itu, membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang penting dimiliki dan dikuasai oleh setiap orang.
Membaca dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan tujuan pembaca. Meskipun tujuan setiap pembaca tidak selalu sama, hal pokok yang harus
dicapai dalam setiap kegiatan membaca adalah kemampuan untuk menangkap
12
gagasan yang dikemukakan oleh penulis. Menurut Grabe dan Stoller 2002: 13 membaca memiliki tujuh tujuan, yaitu membaca untuk mencari informasi
sederhana, membaca untuk mengukur kecepatan, membaca untuk mempelajari teks, membaca untuk mengintegrasikan informasi, membaca untuk menulis atau mencari
informasi yang diperlukan untuk menulis, membaca untuk mengkritik teks, dan membaca untuk pemahaman.
Cole via Wiryodijoyo, 1989: 1 mendefinisikan pengertian membaca yaitu proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan
penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya. Dengan demikian, membaca
bukan hanya sekedar kegiatan melafalkan atau mengamati lambang-lambang huruf, tetapi juga memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Pemahaman understanding adalah hal pokok yang harus ada dalam setiap aktivitas membaca sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman
bukanlah kegiatan membaca William dalam Somadayo, 2011: 14. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Harris dan Sipay via Zuchdi, 2008: 19
bahwa pengenalan kata dianggap sebagai suatu prasyarat yang diperlukan bagi komprehensi bacaan, tetapi pengenalan kata tanpa komprehensi sangat kecil nilainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca merupakan aktifitas fisik dan mental. Membaca tidak hanya melafalkan simbol atau
kata-kata, tetapi juga memahami makna yang terkandung di dalamnya. Pemahaman sangat dibutuhkan dalam kegiatan membaca, karena hakikat kegiatan membaca
adalah memperoleh makna yang tepat dari sebuah bacaan.