Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
e. Tema ketuhanan divine, yaitu tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
2 Tokoh Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh
dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Setiap tokoh dalam
cerita mewakilkan karakter yang berbeda-beda. Abrams via Nurgiyantoro, 2010: 165 menyatakan bahwa tokoh cerita character adalah orang-orang
yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pendapat Abrams tersebut, maka dapat dipahami bahwa
penokohan dalam cerita fiksi erat kaitannya dengan penafsiran pembaca. Dalam sebuah karya fiksi, tokoh akan berkaitan dengan unsur-unsur
yang lain, seperti plot, konflik. Plot menceritakan tokoh yang melakukan sesuatu dalam sebuah peristiwa, dan konflik menjelaskan tokoh yang terlibat
atau pembuat konflik itu.
3 Alur plot Beberapa orang mendefinisikan plot merupakan jalan cerita sebuah
karya fiksi. Namun demikian, plot kurang tepat jika didefinisikan sama dengan jalan cerita. Nurgiyantoro 2010: 111 menyatakan bahwa plot
memang mengandung unsur jalan cerita —atau tepatnya: peristiwa demi
peristiwa yang yang susul-menyusul, namun ia lebih dari sekedar jalan cerita itu sendiri. Atau tepatnya: ia lebih dari sekedar rangkaian peristiwa.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dipahami bahwa definisi plot tidak dapat dikatakan dengan hanya sebuah peristiwa yang disajikan secara berurutan,
tetapi terdapat hubungan antarperistiwa-peristiwa tersebut. Jadi, suatu yang sudah terjadi secara rutin atau yang telah menjadi kebiasaan tanpa adanya
hubungan sebab akibat antarperistiwa kurang tepat jika didefinisikan sebagai plot, melainkan sekedar menunjukkan hubungan perurutan saja.
Sebagaimana yang diungkapkan Nurgiyantoro, Wiyatmi 2008: 30 mendefinisikan alur plot, adalah rangkaian peristiwa yang disusun
berdasarkan hubungan kausalitas. Sayuti 2000: 30 menyatakan bahwa plot sebuah cerita akan membuat pembaca sadar terhadap peristiwa-peristiwa yang
dihadapi atau dibacanya, tidak hanya sebagai subelemen-elemen yang jalin- menjalin dalam rangkaian temporal, tetapi juga sebagai suatu pola yang
majemuk dan memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat. Lebih lanjut, Sayuti 2000: 45 menyatakan struktur plot dengan pembagian awal-tengah-
akhir. Pada bagian awal akan membawa pada eksposisi yang mengandung instabilitas ke pernyataan konflik yang permulaan, dan dari konflik melalui
komplikasi mencapai atau menuju klimaks bagian tengah dan akhirnya dari klimaks ke denoument pemecahannya.
4 Latar setting Latar dalam fiksi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu latar tempat,
waktu, dan sosial. Latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu berkaitan dengan masalah historis, dan latar sosial
berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan Sayuti, 2000: 127. 5 Judul
Judul adalah hal pertama yang paling mudah dikenal oleh pembaca karena sampai saat ini tidak ada karya yang tanpa judul. Judul seringkali
mengacu pada tokoh, latar, tema, maupun kombinasi dari beberapa unsur tersebut.
6 Sudut pandang point of view Sudut pandang yaitu unsur dalam fiksi yang memasalahkan siapa yang
bercerita. Sudut pandang ditentukan oleh pengarang, apakah pengarang menjadi bagian yang di luar cerita, atau ikut mengambil peran dalam cerita.
Sayuti 2000: 159 mengkalisifikasikan jenis sudut pandang yang lazim digunakan oleh pengarang menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut.
a Sudut pandang first person-central atau akuan sertaan. Di dalam sudut pandang ini, pengarang secara langsung terlibat di dalam cerita.
b Sudut pandang first person peripheral atau akuan taksertaan. Di dalam sudut pandang ini, tokoh “aku” biasanya menjadi pembantu atau