121 berkebutuhan
khsusus dengan
beragam juga
kebutuhannya sehingga
membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang untuk memfasilitasinya, dan kurikulum sekolah yang masih murni KTSP, belum ada modifikasi untuk materi,
penilaian dll.
5. Upaya yang Dilakukan Oleh Guru untuk Mengatasi Hambatan
Berbagai upaya dilakukan oleh guru untuk dapat mengatasi hambatan dalam manajemen pembelajaran di SD N Gejayan diantaranya , hal tersebut dapat
diketahui dari hasil wawancara dengan, guru kelas V pada tanggal 12 April 2012, yang menyatakan bahwa:
”Untuk memecahkan masalah itu yang saya lakukan adalah mengkaji materi, disesuaikan dengan kondisi anak, kemudian dikurangi
porsi batas nilai yang harus diterima ABK dan anak yang normal. Untuk ABK ada penambahan waktu pada jam di
luar mata pelajaran dan remedial”. Hal tersebut diperkuat , melalui hasil wawancara dengan guru seni musik
pada tanggal 11 April 2012 yang menyatakan bahwa:“Yang pertama dilakukan adalah berusaha memecahkan masalah tersebut dengan pemikiran diri sendiri,
apabila tidak dapat memecahkan kemudian konsultasi dengan guru lain dan Kepala Sekolah”. Sedangkan melalui hasil waancara dengan guru kelas VI pada
tanggal 13April 2012, menyatakan bahwa: “Dengan memecahkan melalui pemikiran sendiri bagaimana cara agar perencanaan bias berjalan efektif dan
secara tidak langsung memodif indikatornya, kemudian ada seminar, diklat,lokakarya dan workshop untuk guru dan juga Kepala Sekolah”
122 Lebih lanjut lagi hal tersebut, diperkuat dengan hasil wawancara dengan
guru kelas IV pada tanggal 11 April 2012, yang menyatakan bahwa: “Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, kemudian berusaha
memecahkan masalah tersebut dengan pemikiran diri sendiri, terkadang saya juga melakukan sharing dengan walinya dan guru pembimbing
khusus terutama untuk anak yang tuna rungu dan yang hiperaktif dan nakal
itu saya kurang tahu namanya apa”. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan upaya yang dilakukan
oleh guru untuk mengatasi hamabatan dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji materi disesuaikan dengan kondisi anak kemudian dikurangi porsi
batas nilai yang harus diterima anak normal dan ABK. b.
Penambahan jam mata pelajaran untuk ABK dan remedial agar anak yang kurang tuntas dalam mata pelajaran tertentu bisa mencapai nilai ketuntasan
atau KKM. c.
Berusaha memecahkan sendiri dengan pemikiran sendiri. d.
Konsultasi dengan guru lain, guru pembimbing khusus dan Kepala sekolah melalui rapat.
e. Seminar, diklat, lokakarya dan
workshop
mengenai pendidikan inklusi untuk guru dan Kepala Sekolah.
f.
Sharing
dengan orang tua wali yang berkebutuhan khusus g.
Mengajukan proposal kepada dinas untuk memberikan bantuan. Untuk mengatasi hambatan dalam kegiatan pembelajaran di SD N Gejayan
ada berbagai cara yang dilakukan yakni dengan pemikiran sendiri,
sharing
dengan orang tua siswa yang berkebutuhan khusus, guru lain, guru pembimbing khusus
123 dan Kepala Sekolah. Untuk masalah sarana dan prasarana, pihak sekolah berusaha
dengan mengajukan proposal kepada Dinas untuk mendapatkan bantuan. Dalam proses menyelenggarakan pendidikan inklusi memang tidak mudah, diperlukan
potensi atau sumber daya yang mendukung untuk bisa benar-benar menyelenggarakan sekolah inklusi dan ramah terhadap pembelajaran. Hal tersebut
seperti peningkatan pemahaman dan pemahaman guru melalui seminar,
workshop
dan lokakarya, melalui kegiatan ini diharapkan guru benar-benar memahami mengenai konsep inklusi, sarana dan prasarana yang benar-benar menunjang dan
bisa menjangkau setiap kebutuhan dan karakteristik anak, komunikasi antara pihak sekolah, guru pembimbing khusus dan orang tua siswa mengenai
perkembangan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan dukungan dari seluruh warga sekolah yakni guru, kepala sekolah, guru
pembimbing khusus dan orang tua siswa diharapkan sekolah dapat benar-benar maksimal dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi yang ramah. Selain hal
tersebut tentu dukungan dari pemerintah mengenai pendidikan inklusi juga diperlukan yakni berupa perhatian dan pemberian dukungan dengan memfasilitasi
sarana yang lebih menunjang dan menjangkau untuk penyelenggaraan pendididikan inklusi.
124
F. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa masih adanya keterbatasan. Keterbatasan tersebut anatara lain:
1. Peneliti tidak melibatkan siswa untuk diwawancara, padahal siswa juga
terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Alasan siswa tidak diikutkan dalam wawancara karena sekolah yang diteliti adalah SD, sehingga pengetahuan
siswa tersebut masih kurang. 2.
Kepala Sekolah di SD N Gejayan masih baru sehingga belum benar-benar memahami kondisi dan lingkungan di SD N Gejayan.