15 pendidikan vokasi belum sepenuhnya mendukung pengembangan soft
skills mahasiswa. Iklimkultur kampus juga belum memperhatikan pengembangan aspek soft skills mahasiswa.
Permasalahan ini akhirnya bermuara pada kurikulum pendidikan vokasi belum sepenuhnya mengakomodasi pengembangan soft skills
mahasiswa. Tentu saja silabus mata kuliah juga belum di up-date dengan memperhatikan aspek pengembangan soft skills mahasiswa. Begitu juga
Rencana Pelaksanaan Perkuliahan RPP yang disusun oleh dosen belum semuanya mengimplementasikan pengembangan aspek soft skills
mahasiswa. Akibatnya dalam penilaian prestasi hasil belajar mahasiswa kurang menekankan pada aspek soft skills.
Apabila ditelusur lebih jauh ternyata belum semua pengelola pendidikan vokasi memiliki komitmen terhadap pengembangan soft
skills mahasiswa. Begitu juga para dosen juga belum semuanya memiliki komitmen terhadap pengembangan soft skills mahasiswa. Akar
permasalahannya adalah karena belum ada gambaran yang jelas tentang model pembelajaran baik teori maupun praktik yang dapat
mengembangkan aspek soft skills mahasiswa pada pendidikan vokasi. Oleh karena itu, pengembangan model pembelajaran yang relevan akan
sangat membantu menyelesaikan permasalahan di atas.
16
17
APA ITU SOFT SKILLS ?
A. Pengertian Soft Skills
Konsep tentang soft skills sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional
emotional intelligence dan kecerdasan social social intelligence. Soft skills sering juga diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan
teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Intrapersonal skills mencakup: self
awareness self confident, selt assessment, trait preference, emotional awareness dan self skills improvement, self control, trust, wortiness,
timesource management, proactiveness, conscience. Sedangkan interpersonal skills mencakup social awareness political awareness,
developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skills leadership, influence, communication, conflict
management, cooperation, team work, synergy. Oleh karena itu, soft skills bersifat invisible dan tidak segera. Dikarenakan soft skills lebih
mengarah kepada keterampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap bisa dirasakan. Contoh
lain aspek soft skills antara lain: kemampuan beradaptasi, komunikasi,
18 kepemimpinan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, conflict
resolution, dan lain-lain. Pada dunia pendidikan, soft skills sendiri diartikan sebagai
kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal atau pembentukan
karakter peserta didik atau mahasiswa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Soft skills merupakan bagian keterampilan dari seseorang yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitivitas perasaan seseorang terhadap
lingkungan di sekitarnya .
Kosep tentang soft skills sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan
istilah kecerdasan emosional emotional intelligence dan kecerdasan social social intelligence. Oleh karena itu pendidikan soft skills
bertumpu pada pembinaan mentalitas agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.
Me urut O Brie dala uku Maki g College Cou t
nd
Edition 2010 mendiskripsikan soft skills adalah 1 Kemampuan non teknis
yang dimiliki oleh seseorang yang sudah ada di dalam dirinya sejak lahir, 2 Kemampuan non teknis yang tidak terlihat wujudnya intangible
namun sangat diperlukan untuk sukses, dan 3 Kemampuan non teknis yang bisa berupa talenta dan bisa pula ditingkatkan dengan pelatihan.
Dari berbagai literatur yang tersedia, memang tidak ada pengertian tunggal tentang makna soft skills, tetapi secara umum istilah
ini digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan untuk berkembang dalam pekerjaan. Seorang pemimpin yang memiliki jiwa leadership
adalah pemimpin yang dengan terampil mampu melakukan kombinasi