48
C. Implementasi Soft Skills dalam Pembelajaran
Melihat sangat pentingnya soft skills, maka sudah menjadi kewajiban pendidik mulai menerapkan pendidikan soft skills. Pendidikan
soft skills tidak harus melalui satu mata kuliah khusus, tetapi dapat diintegrasikan melalui semua mata kuliah yang sudah ada atau dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Misalnya, pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu dosen mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Agus Supriyanto, 2007.
Namun, harus dipahami dulu bahwa tujuan belajar adalah membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensinya agar mampu
menghadapi problema kehidupan dan kemudian memecahkannya secara arif dan kreatif. Berarti pembelajaran pada semua mata kuliah
seharusnya diorientasikan ke tujuan itu dan hasil belajar juga diukur berdasarkan kemampuan yang bersangkutan dalam memecahkan
problem kehidupan. Pengembangan aspek-aspek soft skills dapat dipadukan dengan
substansi mata kuliah atau bahkan sebagai metoda pembelajarannya. Misalnya jika kompetensi komunikasi dan kerjasama yang ingin
dikembangkan pada suatu topik di mata kuliah Bahasa Indonesia, maka kedua kompetensi itu dikembangkan ketika topik tersebut dibahas,
melalui strategi diskusi dan kerja kelompok. Kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat dan
memahami pendapat orang lain, serta kemampuan bekerjasama dirancang dan diukur hasilnya dalam pembelajaran topik tersebut. Aspek
soft skills lain seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras
49 kesadaran diri dapat dikembangkan pada semua topik dan bahkan
dijadikan pembiasaan.
Secara sengaja,
semua mata
kuliah mengembangkan
sikap-sikap tersebut,
sehingga merupakan
pembiasaan. Di sinilah dosen mata kuliah dituntut untuk kreatif bagaimana mengimplementasikan aspek soft skills di dalam muatan
mata kuliah yang diampunya. Kerja kelompok perlu diatur agar terjadi interaksi secara maksimal
antara anggota, mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok, menggali informasi dari berbabagi sumber untuk suatu tugas,
pembelajaran berdasarkan masalah, merupakan contoh metoda pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan soft skills.
Hanya saja, sekali lagi metoda itu secara sengaja dirancang untuk mengembangkan kecakapan tertentu dan diukur hasilnya sebagai bagian
hasil belajar. Dengan kata lain, dosen perlu merancang aspek soft skills apa yang akan dikembangkan bersama materi yang akan dibahas dan
oleh karena itu metoda mengajar apa yang paling cocok. Akhir dari proses belajar biasanya diikuti evaluasi hasil belajar.
Cara mengevaluasi hasil belajar seringkali memegang peran penting dalam pendidikan. Pada pelaksanaan evaluasi hasil belajar, karena soft
skills lebih mengarah kepada keterampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap bisa dirasakan. Akibat
yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, membantu orang lain, dsb. Keabstrakan kondisi
tersebut mengakibatkan soft skills tidak mampu dievaluasi secara tekstual karena indikator-indikator soft skills lebih mengarah pada
proses eksistensi seseorang dalam kehidupannya. Pengembangan soft