Diagnosis Prognosa Proses pelaksanaan Rational Emotive Behavior Therapy REBT dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Selain itu konselor menceritakan sebuah pengalaman seorang teman konselor yang tadinya dia adalah seorang wanita yang tomboy, berpenampilan seperti laki-laki, bahkan dia juga dulunya seorang lesbian.Tetapi sekarang setelah lama tidak bertemu teman konselor itu merubah penampilannya layaknya seorang wanita, berpenampilan feminim, bahkan dia sudah menikah dengan seorang laki-laki. Ternyata, setelah konselor teliti awal dia dapat berubah seperti itu dikarenakan dari orang tuanya. Orang tuanya mengetahui jika teman konselor itu adalah seorang lesbian, kemudian demi ingin melihat orang tuannya bangga, perlahan-lahan teman konselor itu merubah cara berfikirnya dan dapat menerima kodratnya jika dia seorang wanita. Konselor mengaitkan cerita dari temannya itu dengan diri konseli yang hampir memiliki kesamaan yaitu sebagai seorang lesbian. Dari sedikit cerita tersebut, konseli merasa tertarik dan berkata pada konselor “bagaimana bisa dia berubah seperti itu padahal itu tidak mudah” konselor pun memberikan tanggapan “meskipun itu tidak mudah, tapi jika kita punya niat pasti bisa. Buktinya seorang pecandu narkoba dia harus rela merasakan sakit pada digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tubuhnya jika dia ingin sembuh dari narkoba, tetapi kalau dia punya niat pasti bisa contohnya Alm. Ustad Jefri Al-Buqori”. 10 Kembali ke permasalahan konseli, konselor pun memberikan nasehat serta dorongan agar konseli mau merubah cara berfikir dan perilakunya sebagai seorang lesbian. Konselor : kamu kan udah tau kalok salah, kenapa di terusin? Semakin lama bakalan semakin susah untuk berubah. Kamu cari kenyamanan tapi kenyamanan mu ini salah. Sekarang gini ya, di Indonesia lesbian itu di legalkan. Jadi percuma kamu berhubungan nggak bakalan bisa menikah. Kodratnya kan laki-laki dengan perempuan, di al-Qur’an aja udah di tuliskan. menegaskan Konseli : hehe..aku juga nggak tau kenapa aku kayak gini. Aku dari kecil udah trauma sama ayahku. Merunduk Konselor : iya aku tau, tapi kan tidak semua laki-laki seperti apa yang kamu fikirkan. Sekarang gini, apa yang kamu dapat dari semua ini? Menegaskan dan menggali lebih lanjut Konseli : ya aku merasa bahagia, merasa nyaman. Hehe Santai Konselor : hanya itu aja yang kamu dapat? Tapi apa kamu pernah berfikir kerugian apa saja yang terjadi jika kamu terus-menerus seperti ini. Keluarga kamu pasti akan malu jika suatu saat mereka tau. Masa depan mua akan tetap seperti ini jika kamu tidak ada perubahan menggugah kesadaran Konseli : iya seh menunjukkan kesadaran Setelah konseli sadar, maka konselor pun melanjutkan proses konseling mengenai bagaimana pesan dan kesan setelah mendengarkan pengalaman dari teman konselor, dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan konseli. Seperti pada percakapan konselor dan koseli berikut: 10 Wawancara ketiga konselor dengan konseli 30 april 2016