digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy REBT didalam Menangani
Pola Pikir dan Perilaku Lesbian pada Remaja di Jeruk Lakarsantri Surabaya
Setelah menyajikan data di lapangan maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data, tujuan dari analisis data ini adalah untuk memperoleh suatu hasil penemuan dari
lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Adapun analisis data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:
A. Analisis faktor-faktor penyebab pola pikir dan perilaku lesbian pada remaja di
Jeruk Lakarsantri Surabaya
Dalam menanalisis faktor penyebab pola pikir dan perilaku lesbian pada remaja, peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu menguraikan fenomena atau kenyataan
sosial yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi konseli. Adapun faktor-
faktor penyebab pola pikir dan perilaku lesbian pada remaja adalah sebagai berikut:
1.
Perasaan trauma konseli pada laki-laki.
Konseli merasa trauma pada laki-laki dikarenakan perceraian orang tuanya. Sejak kecil konseli selalu melihat kekerasan yang dilakukan ayah kandungnya
pada ibu konseli. Selain itu hal yang dapat membuat konseli semakin trauma dengan laki-laki adalah karena perilaku dari mantan pacar konseli yang terkadang
melakukan kekerasaan padanya dan selalu mengajak konseli untuk berbuat tindaakan asusila. Sehingga konseli berpendapat bahwa laki-laki semua sama
hanya bisa menyakiti wanita.
80
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2.
Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga
Setelah orang tua konseli bercerai, ibu konseli memutuskan menikah lagi. Karena keseharian orang tua konseli yang sibuk bekerja sehingga konseli kurang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Komunikasi keluarga tidak terjalin baik
sehingga konseli tidak mendapatkan kenyaman berada di rumah.
3. Pergaulan konseli yang menyimpang
Konseli tidak mendapatkan kenyamanan di rumah sehingga konseli sering menghabiskan waktunya diluar rumah. Teman dari konseli kebanykan adalah
seorang lesbian. Sehingga konseli terpengaruh dengan pergaulannya dn menjadi seorang lesbian.
4. Konseli tetap bertahan pada pemikiran yang keliru
Maksudnya adalah konseli tetap bertahan pada pemikirannya yang beranggapan bahwa kenyaman, perhatian dan kasih sayang dapat konseli dapatkan
dari seorang wanita. Selain itu karena konseli selalu beranggapan bahwa laki-laki hanya dapat menyakiti, sehingga konseli lebih memilih untuk berhungan dengan
wanita dari pada laki-laki.
B. Analisis proses konseling dengan Rational Emotive Behavior Therapy REBT di
dalam Menangani Pola Pikir dan Perilaku Lesbian pada Remaja
Berdasarkan penyajian dalam proses pelaksanaan konseling dalam menangani pola pikir dan perilaku lesbian pada remajadi desa Jeruk Lakarsantri Surabaya yang
dilakukan konselor dalam kasus tersebut mnggunakan langkah-langkah yaitu: identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, terapitreatment, dan evaluasifollow up.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Analisa data tersebut menggunakan analisa data deskriptif komparatif sehingga peneliti membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.
Tabel 4.1
Perbandingan teori bimbingan konseling dengan proses di lapangan
No Data Teori
Data Empiris
1. Identifikasi masalah:
Langkah ini digunakan untuk mengumpulkan data dari
sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus serta gejala-
gejala yang nampak pada konseli.
Konselor mengumpulkan data dari berbagai sumber data, mulai dari
konseli sendiri, ibu konseli, teman dekat konseli dan tetangga konseli.
Dari hasil yang diperoleh dari wawancara dan observasi
menunjukkan bahwa konseli memiliki pola pikir irrasional yaitu
menyukai sesama jenis dan berperilaku lesbian yang
diaplikasikan konseli dengan berperilaku serta menganggap
dirinya seperti laki-laki. 2. Diagnosis:
Langkah ini merupakan langkah dimana konslor
menetapkan masalah yang dialami oleh konseli beserta
latar belakangnnya. Melihat dari identifikasi masalah
diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa konseli
memiliki pola pikir dan perilaku lesbian dikarenakan konseli merasa
trauma dengan laki-laki selain itu kurangnya kasih sayang dan
perhatian dari keluarga membuat konseli mencari pelampiasan yang
salah yaitu menjalin hubungan dengan seorang wanita.
3. Prognosa: Pada langkah ini konselor
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada langkah ini konselor menetapkan terapi yang
sesuai untuk digunakan dalam menghadapi masalah
konseli agar proses konseling berjalan lancar sehingga
masalah konseli mampu diselesaikan dengan
maksimal. memberikan bantuan atau terapi
pada klien dengan menggunakan Rational Emotive Behavior
Therapy REBT. Karena kasus tersebut berkembang dari
pemikiran yang tidak irrasional pada diri konseli sehingga
menimbulkan perilaku yang salah yaitu sebagai seorang lesbian.
4. Treatment Terapi: Proses pemberian bantuan
terhadap konseli berdasarkan prognosa. Adapaun terapi
yang digunakan adalah: 1.
Menggunakan pendekatan yang
dapat memberi perubahan dan cara
berfikir konseli. 2.
Konselor lebih edukatif-direktif
kepada konseli yaitu dengan banyak
memberikan cerita dan penjelasan.
3. Berulang-ulang
dalam menekankan bahwa ide irrasional
itulah yang menyebabkan
hambatan emosional Dalam pendekatan Rational
Emotive Behavior Therapy REBT, konselor mnggunakan
ketiga teori tersebut: 1.
Menggunakan pendekatan yang dapat memberi
perubahan dan cara berfikir konseli. Dalam tahapan ini
konselor mengungkapkan beberapa pendapatnya tentang
sikap irrasional konseli, tujuan dari tahapan ini adalah
merubah pemikiran irrasional konseli menjadi rasional.
2. Konselor lebih edukatif-
direktif kepada konseli yaitu dengan banyak memberikan
cerita dan penjelasan. Pada tahapan ini konselor
menceritakan tentang cerita edukatif yang berhubungan
dengan konseli. Hal ini