Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat dari gambar di atas, meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel, dengan demikian data dianggap berdistribusi normal.

3. Uji Multikolinieritas

Terjadi multikolinieritas pada variabel-variabel independen jika nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Tabel di bawah menunjukan hasil analisis Collinierity dengan menggunakan SPSS 19. Tabel 4.2. Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF Modal Kerja ,684 1,462 Bank ,907 1,103 Tenaga Kerja ,338 2,509 Infrastruktur ,945 1,058 Teknologi ,335 8,203 Sumber : Lampiran I Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukan tidak ada variabel independen yang memilki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi ini. Universitas Sumatera Utara

4. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat heterokedastisitas dapat dilihat dari gambar Scatterplot dari hasil analisa menggunakan SPSS 19 seperti gambar di bawah ini. Sumber : Lampiran I Gambar 4.2. Uji Heterokedastisitas Dari gambar scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.

4.2.2. Statistik Deskriptif

Pengujian deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap kondisi responden dalam penelitian ini dan untuk menambah khasanah hasil penelitian ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3. Deskriptif Statistik Universitas Sumatera Utara N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LnProduktivitas 100 13,82 15,69 14,3048 ,55849 Modal Kerja 100 312000 800040000 27990470,00 86159548,443 Bank 100 1 ,74 ,441 Tenaga Kerja 100 3 ,50 1,030 Infrastruktur 100 29 42 34,71 2,702 Teknologi 100 1 ,20 ,402 Valid N listwise 100 Sumber : Lampiran I Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata produktivitas masyarakat desa adalah 14,3048. Rata-rata modal kerja masyarakat desa adalah Rp. 27.990.470,- . Rata-rata masyarakat desa menggunakan 1 orang tenaga kerja. Rata-rata masyarakat desa tidak menggunakan teknologi.

4.2.3. Uji Regresi Linier

Model pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Log Prod = α + β 1 MK + β 2 Bank + β 3 JTK + β 4 INFD + β 5 Jika di lihat dari tabel 4.4. yaitu hasil analisa dengan menggunakan SPSS 19, maka diperoleh persamaan regresi yaitu : T + e LogProd = 14,204 + 6,916MK + 0,337Bank + 0,362JTK + 0,011INFD + 0,069 X5 + e Arti dari persamaan regresi : 14,204 = Jika tidak ada pinjaman pada bank, peningkatan infrastruktur daerah dan penggunaan teknologi, serta kenaikan modal kerja, jumlah tenaga kerja maka akan ada kenaikan pada produktivitas sebesar 14,204. 6,916 MK = Jika terjadi kenaikan pada modal kerja sebesar Rp.1.000.000 ceteris paribus maka akan menyebabkan kenaikan pada produktivitas sebesar 6,916. 0,337 Bank = Penggunaan kredit bank berpengaruh positif terhadap produktivitas. 0,362 JTK = Jika terjadi kenaikan pada penggunaan tenaga kerja sebesar 1 orang ceteris paribus maka akan menyebabkan kenaikan pada produktivitas sebesar 0,362. 0,011 INFD = Fasilitas infrastruktur daerah berpengaruh positif terhadap produktivitas. 0,069 T = Penggunaan teknologi berpengaruh positif terhadap produktivitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Nilai Koefisien Unstandardized Coefficients B Std. Error Constant 14,204 ,268 Modal Kerja 6,916E-10 ,000 Bank ,337 ,048 Tenaga Kerja ,362 ,095 Infrastruktur ,011 ,008 Teknologi ,069 ,265 Sumber : Lampiran I

1. Uji Hipotesis Statistik t Tabel 4.5. Uji t