Karakteristik Siswa SD KAJIAN TEORI
29
aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan 5 anak dapat memahami konsep substansi, panjang, lebar, luas, tinggi,
rendah, ringan dan berat. Selanjutnya Rita Eka Izzaty 2008 : 116 menjelaskan bahwa anak pada
masa kelas rendah berbeda dengan anak pada masa kelas tinggi. Anak kelas rendah memiliki perkembangan serta karakteristik tersendiri, begitupun dengan
kelas tinggi. Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah adalah:
a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. b. Suka memuji diri sendiri.
c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya.
e. Suka meremehkan orang lain. Sedangkan ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi adalah:
a. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis.
c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat sebagai prestasi belajar
e. Anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
30
Ciri khas siswa sekolah dasar sebagai peserta didik dijelaskan oleh Umar Tirtaraharja dan La Sulo Arif Rohman, 2009:107 adalah sebagai berikut:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. Maksudnya sejak lahir ia telah memiliki potensi-
potensi yang berbeda dengan individu lain yang ingin dikembangkan atau diaktualisasikan.
b. Individu yang sedang berkembang, yakni selalu ada perubahan dalam diri peserta didik secara wajar baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun ke
arah penyesuaian dengan lingkungan. c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Maksudnya walaupun ia adalah makhluk yang berkembang punya potensi fisik dan psikis untuk bisa mandiri, namun karena belum dewasa maka ia
membutuhkan bantuan dan bimbingan dari pihak lain sesuai kodrat kemanusiaannya.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam diri anak ada kecenderungan untuk memerdekaan diri,
sehingga mewajibkan bagi pendidik dan orang tua setapak demi setapak memberikan kebebasan kepada anak dan pada akhirnya pendidik
mengundurkan diri. Pada masa ini siswa dituntut melakukan atau melaksanakan tugas sesuai
kemampuan dan perkembangannya. Ritta E. Izzaty dkk 2008: 103 menyatakan tugas perkembangan pada masa usia ini antara lain:
31
a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain b. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat
mengenai diri sendiri. c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung. f.
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan kata batin, moral, dan skala nilai h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi.
Siswa kelas 4 SD berada pada rentang usia 9-11 tahun. Berdasarkan uraian di atas umur tersebut berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak
mengalami peralihan dari siswa kelas rendah menjadi siswa kelas tinggi. Pada siswa kelas rendah masih banyak campur tangan guru dalam membimbing
keseharian serta sikap siswa, sedangkan siswa kelas tinggi sudah dituntut kemandirian dalam berbagai hal namun masih tetap mendapatkan bimbingan dan
arahan dari guru. Begitu pula dengan sikap atau watak siswa, pada masa ini sifat kekanak-kanakan siswa akan mulai hilang dan terkadang siswa berani berperilaku
tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu perlu adanya arahan
32
dan bimbingan agar siswa berkembang sesuai yang diharapkan serta perlu adanya implementasi nilai-nilai karakter sebagai dasar perilaku yang dimiliki siswa.
Pada penelitian ini peneliti memilih kelas IV SD Unggulan Aisyiyah sebagai subjek penelitian karena karakteristik siswa kelas IV yang berada pada
tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa memiliki kemampuan untuk mengoordinasi pemikiran suatu ide dalam peristiwa tertentu ke dalam
pemikirannya sendiri. Selain itu siswa kelas IV juga sudah mulai memiliki perhatian terhadap kehidupan sehari-hari sehingga hal ini sesuai jika dijadikan
sarana untuk menanamkan nilai. Oleh karena itu peneliti ingin melihat penanaman nilai-nilai pada siswa kelas IV.