Implementasi Nilai Kedisiplinan Disiplin

27 Rita Eka Izzaty 2008 : 34 menyampaikan bahwa untuk memahami perkembangan kognitif pada siswa, dapat menggunakan teori yang dikemukakan oleh Piaget. Piaget menguraikan empat tahap kognitif yaitu: sensorymotor, praoperasional, concrete operasional, dan formal operasional. Sejalan dengan hal tersebut Wina Sanjaya 2008 : 262 mengemukakan bahwa menurut Piaget perkembangan kognitif pada setiap individu berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan kognitif tersebut terdiri dari 4 fase yang meliputi : a. Sensori – motor Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai usia 2 tahun, kemampuan kognitif anak masih sangat terbatas. Kemampuan kognitif atau intelegensi yang dimiliki anak pada masa ini merupakan intelegensi dasar yang sangat berarti dan akan menentukan untuk perkembangan kognitif selanjutnya. Pada fase ini intelegensi sensori motor juga dinamakan intelegensi praktis karena anak hanya belajar bagaimana menimbulkan efek tertentu tanpa memahami apa yang sedang ia lakukan kecuali hanya mencari cara melakukan perbuatannya itu. b. Pra-operasional Fase ini berlangsung dari usia 2 sampai 7 tahun. Menurut Piaget fase ini ditandai dengan beberapa ciri diantaranya, adanya kesadaran dalam diri anak, kemampuan anak dalam berbahasa mulai berkembang, anak mulai 28 mengetahui perbedaan antar objek, dan pengamatan atau pemahaman anak terhadap situasi lingkungan dipengaruhi oleh sifatnya yang “egnocentric”. c. Operasional konkret Fase ini berlangsung dari usia 7 sampai 11 tahun. Pada masa ini anak memperoleh kemampuan tambahan yang disebut system of operations. Kemampuan ini sangat penting bagi anak untuk mengoordinasi pemikiran suatu ide dalam peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Kemampuan kognitif yang dimiliki anak pada fase ini meliputi : conservation, addition of classes, dan multiplication of classes. d. Operasional Formal Fase ini berlangsung dari usia 12 sampai 14 tahun ke atas. Pada masa ini pola pikir anak sudah sistematis dan meliputi proses-proses yang kompleks. Aktivitas dalam proses berpikir anak pada fase ini mulai menyerupai cara berpikir orang dewasa, karena kemampuannya yang sudah berkembang pada hal-hal yang bersifat abstrak. Anak pada usia sekolah dasar berusia 7-11 tahun dan berada pada tahapan operasional konkret. Rusman 2012: 251 menjelaskan bahwa pada rentang usia ini tingkah laku anak yang tampak yaitu: 1 anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, 2 anak mulai berpikir secara operasional, 3 anak mampu mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda- benda, 4 anak dapat membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan- 29 aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan 5 anak dapat memahami konsep substansi, panjang, lebar, luas, tinggi, rendah, ringan dan berat. Selanjutnya Rita Eka Izzaty 2008 : 116 menjelaskan bahwa anak pada masa kelas rendah berbeda dengan anak pada masa kelas tinggi. Anak kelas rendah memiliki perkembangan serta karakteristik tersendiri, begitupun dengan kelas tinggi. Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah adalah: a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. b. Suka memuji diri sendiri. c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting. d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya. e. Suka meremehkan orang lain. Sedangkan ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi adalah: a. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis. c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat sebagai prestasi belajar e. Anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.