Pertumbuhan Ekonomi MAKRO EKONOMI

14 PDB merupakan penjumlahan antara nilai tambah bruto atas harga dasar ditambah dengan pajak dikurangi subsidi atas produk, dimana terdapat 21 lapangan usaha penyumbang nilai tambah bruto atas harga dasar tersebut, seperti terlihat pada gambar 3.2. Sumber: Badan Pusat Statistik 2016 Gambar 3.2 Nilai Tambah Bruto Atas Harga Konstan 2010 Lapangan usaha industri pengolahan merupakan sektor penghasil nilai tambah bruto terbesar yaitu sebesar Rp 1.932.457 miliar pada tahun 2015. Sektor ini juga merupakan sektor pengkonsumsi energi terbesar. Sementara lapangan usaha pertambangan dan penggalian hanya memberikan nilai tambah bruto sebesar Rp 756.239,2 miliar rupiah. Kondisi ekonomi makro sepanjang tahun 2015 menunjukkan kinerja yang cukup baik, meskipun pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen. Pelemahan ekonomi tahun 2015 dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang melambat sebagai akibat rendahnya harga komoditas di pasar internasional. Sepanjang tahun 2015 perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan percepatan pengeluaran pemerintah 14 15 melalui beberapa kebijakan dalam rangka memertahankan daya beli. Berikut tabel laju pertumbuhan PDB tahun 2011 hingga 2015 atas harga konstan 2010 per jenis lapangan usaha Tabel 3.1. Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan PDB Tahun 2011 s.d. 2015 Atas Harga Konstan 2010 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 persen Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.95 4.59 4.2 4.24 4.02 Pertambangan dan Penggalian 4.29 3.02 2.53 0.72 ‐5.08 Industri Pengolahan 6.26 5.62 4.37 4.61 4.25 Pengadaan Listrik dan Gas 5.69 10.06 5.23 5.57 1.21 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4.73 3.34 3.32 5.87 7.17 Konstruksi 9.02 6.56 6.11 6.97 6.65 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9.66 5.4 4.81 5.16 2.47 Transportasi dan Pergudangan 8.31 7.11 6.97 7.36 6.68 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.86 6.64 6.8 5.77 4.36 Informasi dan Komunikasi 10.02 12.28 10.39 10.1 10.06 Jasa Keuangan dan Asuransi 6.97 9.54 8.76 4.68 8.53 Real Estate 7.68 7.41 6.54 5 4.82 Jasa Perusahaan 9.24 7.44 7.91 9.81 7.69 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.43 2.13 2.56 2.38 4.75 Jasa Pendidikan 6.68 8.22 7.44 5.55 7.45 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9.25 7.97 7.96 7.96 7.1 Jasa Lainnya 8.22 5.76 6.4 8.93 8.08 Sumber: Badan Pusat Statistik 15 16

3.2 Pertumbuhan Penduduk

Tren pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, sayangnya tren tersebut tidak dibarengi dengan upaya penyebaran penduduk secara merata . BPS memroyeksikan, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 telah mencapai sekitar 255 juta jiwa, yang membawa Indonesia sebagai negara berpenduduk terbanyak ke-empat di dunia. BPS mencatat, konsentrasi penyebaran penduduk tertinggi masih berada di Pulau Jawa, yaitu 145 juta jiwa 57 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 55 juta jiwa 22 persen. Sementara konsentrasi penyebaran penduduk terendah berada di Pulau Maluku dan Papua yakni sebesar 6 juta jiwa atau hanya 2,6 persen dari total penduduk Indonesia. Sumber: Badan Pusat Statistik 2016 Gambar 3.3 Penyebaran Penduduk Indonesia Tahun 2010 dan 2015

3.3 Kontribusi Sektor Energi terhadap Ekonomi Nasional

Pada tahun 2015, pendapatan negara diarahkan untuk mengoptimalkan pendapatan negara dari pendapatan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak PNBP. Kebijakan PNBP tersebut antara lain melalui: 16 17 1. Optimalisasi penerimaan migas, yaitu dengan merealisasikan produksi sumur minyak baru, menahan penurunan alamiah lifting migas, dan pengendalian cost recovery; 2. Penyesuaian tarif PNBP dan ekstensifikasi; serta 3. Peningkatan kinerja BUMN. Sektor ESDM merupakan sektor strategis dan menjadi andalan dalam mendorong roda perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari porsi target kontribusi sektor ESDM pada APBN 2016 yang cukup besar, ditargetkan PPh Migas sebesar Rp.48,46 triliun dan PNBP Migas dan Minerba sebesar Rp. 125,63 triliun dari target penerimaan nasional tahun 2016 sebesar Rp 1.822,5 triliun. Sumbangan sektor ESDM tersebut terdiri dari sub sektor migas sebesar Rp 78,6 triliun, sub sektor non migas sebesar Rp 46,3 triliun. Tabel 3.2 Penerimaan Sektor ESDM Uraian 2014 2015 Rp Miliar Rp Miliar Pendapatan Minyak Bumi 139,174.31 47,987.41 Pendapatan Gas Bumi 77,701.80 30,183.04 Pendapatan Pertambangan Umum 19,300.42 17,682.96 Pendapatan Pertambangan Panas bumi 755.51 882.70 Jumlah 236,932.04 96,736.11 Sumber: LKPP 2015, Kementerian Keuangan Tabel 3.2 merinci penerimaan sektor ESDM dua tahun terakhir berdasar Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LKPP Kementerian Keuangan. Pada tahun 2015, penerimaan negara dari sektor ESDM menurun dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 96.736,11 miliar atau 6,41 dari total penerimaan nasional yang mencapai Rp 1.508,20 triliun. Penerimaan sektor ESDM tahun 2015 tersebut terdiri dari penerimaan sub sektor migas sebesar Rp 78.170,45 miliar, penerimaan sub sektor pertambangan umum 17