Penjualan Tenaga Listrik Penyediaan Ketenagalistrikan Sistem Jawa Bali

59 Penjualan energi listrik untuk kelompok pelanggan yaitu rumah tangga, bisnis dan lainnya mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,08, 0,36 dan 5,50. Sedangkan untuk kelompok pelanggan Industri mengalami penurunan sebesar 3,43. Jumlah pelanggan pada akhir tahun 2015 sebesar 38.288.280 pelanggan meningkat 6,5 dari akhir tahun 2014. Harga jual listrik rata-rata per kWh selama tahun 2015 sebesar Rp 946,50 lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar Rp 872,65.

5.1.4 Susut Energi dan Rasio Elektrifikasi

Selama tahun 2015, susut energi pada sistem ketenagalistrikan Jawa Bali sebesar 8,39. Susut energi adalah jumlah energi dalam kWh yang hilangmenyusut terjadi karena sebab sebab teknik maupun non teknik pada waktu penyediaan dan penyaluran energi. Susut energi terdiri dari susut transmisi dan susut distribusi. Susut transmisi merupakan susut teknik yang terjadi pada jaringan transmisi, yang meliputi susut pada Jaringan Tegangan Tinggi JTT dan pada Gardu Induk GI. Sedangkan susut distribusi, adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada jaringan distribusi yang meliputi susut pada Jaringan Distribusi Tegangan Tinggi JDTT, Jaringan Tegangan Menengah JTM, Gardu Distribusi GD, Jaringan Tegangan Rendah JTR, Sambungan Rumah SR serta Alat Pembatas Pengukur APP pada pelanggan TT, TM dan TR. Susut transmisi Jawa Bali sebesar 2,44 dan susut distribusi Jawa Bali 6,11. Susut energi tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 8,40. Berikut adalah rincian rasio elektrifikasi di provinsi region Jawa Bali hingga realisasi akhir tahun 2015 lalu: 59 60 Tabel 5.6 Rasio Elektrifikasi Sistem Ketenagalistrikan Jawa Bali Sumber: Direktorat Jendral Ketenagalistrikan

5.2 Manajemen Sistem Ketenagalistrikan Jawa Bali

Perekonomian modern sangat tergantung pada penyediaan listrik yang handal dan terjangkau untuk memertahankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Manajemen rantai penyediaan tenaga listrik dalah integrasi proses bisnis utama dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga penjualan untuk menjaga keseimbangan antara penyediaan dan permanfaatan listrik dengan biaya minimum. Ada tiga komponen utama dalam rantai pasokan energi: 1. Komoditas energi: Pembangkit listrik yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan listrik dari berbagai sumber tenaga seperti PLTU, PLTA, dll. 2. Layanan jaringan: yang mencakup transmisi atau memindahkan energi dalam volume tinggi dari sumber tenaga listrik kepada konsumen dan distribusi. 3. Layanan ritel: penagihan dan mengelola risiko harga konsumen. PLN berkewajiban menyediakan tenaga listrk dalam jumlah yang cukup kepada masyarakat di seluruh Indonesia secara terus- menerus, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 60