12
tingkat pencapaian tujuan, dan beberapa alternatif penyelesaian dengan hubungan matematis yang bersifat linear.
Dalam linear programming langkah-langkah yang dilakukan dalam formulasi permasalahan adalah:
1. Memahami permasalahan manajerial secara menyeluruh; 2. Mengindentifikasi tujuan dan kendalanya;
3. Mendefinisikan variabel keputusannya; 4. Merumuskan secara matematis fungsi tujuan dan fungsi
kendala dengan menggunakan variabel keputusan. Fungsi tujuan hanya mempunyai kemungkinan bentuk maksimasi
dan minimasi. Fungsi kendala dapat berupa pembatas dan dapat juga berupa syarat. Fungsi kendala dapat berupa persamaan =
atau pertidaksamaan ≤ atau ≥. Simbol ≤ digunakan pada fungsi
kendala yang berupa pembatas. Sedangkan simbol ≥ digunakan
pada fungsi kendala berupa syarat. Model linear programming ini hanya bersifat simulasi dan evaluasi,
sehingga tidak dapat untuk peramalan-peramalan mengenai kebijakan yang akan digunakan dimasa mendatang. Namun model
ini dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah rencana-rencana kegiatan dari suatu kebijakan sudah efisien atau tidak. Rencana-
rencana kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai skenario di dalam model linear programming.
Sampai saat ini, linear programming telah dipergunakan di dalam penyelesaian berbagai masalah optimasi pada bidang militer,
industri, pertanian, transportasi, kesehatan, ekonomi dan ilmu sosial. Pada Bab V akan dibahas lebih lanjut mengenai optimasi produksi
tenaga listrik Jawa Bali dengan linear programming
12
13
BAB III MAKRO EKONOMI
INDONESIA
3.1 Pertumbuhan Ekonomi
Selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan. Mengacu catatan Badan Pusat Statistik
BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 4,79 persen merupakan yang terendah dalam enam tahun terakhir.
Sebelumnya, pada 2014 perekonomian masih tumbuh 5,02 persen Meskipun pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan, nilai
Produk Domestik Bruto PDB Indonesia justru meningkat dari Rp
8.566.271 miliar pada 2014 menjadi Rp 8.976.932 miliar pada 2015 meningkat sekitar 4,8 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan dan Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan 2010
13
14
PDB merupakan penjumlahan antara nilai tambah bruto atas harga dasar ditambah dengan pajak dikurangi subsidi atas produk, dimana
terdapat 21 lapangan usaha penyumbang nilai tambah bruto atas harga dasar tersebut, seperti terlihat pada gambar 3.2.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Gambar 3.2 Nilai Tambah Bruto Atas Harga Konstan 2010
Lapangan usaha industri pengolahan merupakan sektor penghasil nilai tambah bruto terbesar yaitu sebesar Rp 1.932.457 miliar pada
tahun 2015. Sektor ini juga merupakan sektor pengkonsumsi energi terbesar. Sementara lapangan usaha pertambangan dan penggalian
hanya memberikan nilai tambah bruto sebesar Rp 756.239,2 miliar rupiah.
Kondisi ekonomi makro sepanjang tahun 2015 menunjukkan kinerja yang cukup baik, meskipun pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari
target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen. Pelemahan ekonomi tahun
2015 dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang melambat sebagai akibat rendahnya harga komoditas di pasar internasional.
Sepanjang tahun 2015 perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan percepatan pengeluaran pemerintah
14