Perpajakan Internasional di Indonesia
493 b. Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal
tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa residual value barang modal yang bersangkutan.
c. Seluruh pembayaran SGU dengan hak opsi yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali pembebanan tanah, merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi SGU tersebut memenuhi ketentuan sebagai berikut :
i. Jumlah pembayaran SGU selama masa SGU pertama ditambah dengan
nilai sisa barang modal, harus dapat menutupi harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor.
ii. Masa SGU ditetapkan sekurang-kurangnya 2 dua tahun untuk barang modal Golongan I, 3 tiga tahun untuk barang modal Golongan II dan
III, dan 7 tujuh tahun untuk golongan bangunan. Mengingat dalam pasal 5 KMK No. 1169KMK.011991 telah mengatur bahwa
penggolongan jenis barang yang di SGU-kan, mengikuti ketentuan pasal 11 UU PPh, oleh karena itu tanpa merubah KMK ini,
penggolongan
kelompok mengikuti
ketentuan KMK
No. 520KMK.042000 Jo. KMK No.138KMK.032002.
iii. Perjanjian SGU memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee. d. Dalam hal masa SGU lebih pendek dari masa yang ditentukan, DJP
melakukan koreksi atas pembebenan biaya SGU. e. Lessee tidak wajib memotong PPh Pasal 23 atas pembayaran SGU dengan
hak opsi yang dibayarkan atau terutang kepada lessor. f. Lessor wajib melaporkan laporan triwulanan kepada DJP paling lambat 15
hari setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir.
b. Sewa Guna Usaha SGU tanpa Hak Opsi
SGU tanpa hak opsi menurut penulis adalah sewa menyewa biasa.
Kegiatan yang digolongkan SGU tanpa hak opsi, bila memenuhi semua kriteria sebagai berikut :
a. Jumlah pembayaran SGU selama masa SGU pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor atas barang yang di
SGU-kan. b. Perjanjian SGU tidak memuat mengenai ketentuan opsi bagi lesse.
Perlakuan Perpajakan dan Akuntansi
Perlakuan akuntansi transaksi SGU dilaksanakan dengan Standar Akuntansi di Indonesia PSAK No. 30
Perlakuan perpajakan PPh bagi Lessor adalah sebagai berikut ;
BAB 10 : Perusahaan Modal Asing PMA
494 a. Seluruh pembayaran SGU tanpa hak opsi yang diterima atau diperoleh
lessor merupakan obyek PPh. b. Lessor membebankan biaya penyusutan atas barang modal yang di SGU-
kan tanpa hak opsi, dengan ketentuan pasal 11 UU PPh dan peraturan pelaksanaannya.
Perlakuan perpajakan PPh bagi Lessee adalah sebagai berikut ; a. Seluruh pembayaran SGU tanpa hak opsi yang dibayar atau terutang oleh
lessee adalah biaya yg dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. b. Lessee wajib memotong PPh Pasal 23 atas pembayaran SGU tanpa hak
opsi yang dibayarkan atau terutang kepada lessor.
Angsuran PPh 25
Perusahaan SGU yang semata-mata bergerak dibidang usaha SGU tanpa hak opsi semata-mata operating lease perusahaan sewa menyewa biasa
maka penghitungan PPh pasal 25 triwulanan yang disetahunkan tidak berlaku. SE-29PJ.41992.
Perlakuan perpajakan PPN bagi Lessor adalah sebagai berikut ;
Atas penyerahan jasa dalam transaksi SGU tanpa hak opsi dari lessor kepada lesse terutang PPN.
Dalam hal terjadi sale and lease back, harus diperlakukan sebagai 2 dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi SGU.
Transaksi penjualan barang modal kepada lessor diperlakukan sebagai penarikan aktiva dari pemakaian oleh sebab biasa sesuai pasal 11 UU PPh.
Untuk
transaksi SGU
maka menggunakan
ketentuan KMK
No.1169KMK.011991. Hal ini dijelaskan dalam SE-29PJ.41992.
c Perbedaan SGU Hak Opsi dan Tanpa Hak Opsi Capital Lease Dengan Hak Opsi
No Uraian
Lesse Penyewa Lessor Pemiilik
1 Pembayaran
Angsuran Pokok dan bunga
dapat dibebankan sebagai biaya dan tidak memungut
PPh Pasal 23 Angsuran
merupakan penghasilan dan
obyek pajak
2 Penyusutan
tidak dapat menyusutkan karena sudah dibebankan
dalam angsuran. tidak
dapat menyusutkan
karena statusnya sudah dijual
Perpajakan Internasional di Indonesia
495
Operating Lease Tanpa Hak Opsi
No Uraian Lessee Penyewa
Lessor Pemilik
1 Pembayaran sewa
dibebankan sebagai biaya dan WP memungut PPh Pasal 23 Pasal
42, PP 5 tahun 2002 merupakan
penghasilan dan Obyek Pajak
2 Penyusutan
Tidak dapat menyusutkan Ada,
karena statusnya masih
milik Lessor
c. Perbedaan Metode penentuan Harga Pokok