dikotom. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik berganda metode enter adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariatnya.
Berdasarkan analisis dalam uji multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda seperti pada Tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel 4.16 Hasil Uji Multivariat Regresi Logistik B
SE Wald
df sig
Exp B
Pengetahuan -2.391
1.054 5.143
1 0.023
0.092 Sikap
-2.421 1.003
5.824 1
0.016 0.089
Tindakan -2.111
0.937 5.077
1 0.121
0.121 constant
14.478 4.617
9.832 1
0.002 0.002
4.4.1 Metode Keseluruhan Model
Langkah ini bertujuan untuk menguji model secara keseluruhan melalui uji Nagelkerke R Square. Berdasarkan koefisien Nagelkerke R Square diperoleh bahwa
ketiga indikator variabel pengetahuan, sikap dan tindakan mampu menjelaskan sebesar 76,0 risiko kecelakaan kerja dan sisanya sebesar 24,0 dijelaskan oleh
faktor lain di luar model. Hasil pengujian overall model fit disajikan pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Model Summary Step
-2Log likelihood Cox Snell R
Square Nagelkerke R
Square
1 22.895ª
0.558 0.760
4.4.2 Pengujian Hipotesis
Analisis multivariat model regresi logistik berganda harus memenuhi persyaratan hasil pengujian. Persyaratan yang dimaksud yaitu indikator variabel
Universitas Sumatera Utara
independen yang disertakan kedalam uji multivariat harus memiliki nilai uji statistik p0,25 pada uji bivariat Tabel 4.13, Tabel 4.14, Tabel 4.15.
Berdasarkan hasil uji bivariat dengan motode chi-square seluruh variabel bebas memiliki nilai p0,25, karena nilai p0,25 sehingga seluruh indikator variabel
bebas yaitu perilaku petugas cleaning service mengenai pengelolaan limbah padat medis terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan disertakan dalam uji regresi
logistik berganda. Hasil uji regresi logistik berganda menggunakan metode enter diketahui
bahwa indikator perilaku petugas cleaning service mengenai pengelolaan limbah padat medis terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan berpengaruh signifikan
terhadap risiko kecelakaan kerja p0,05 tabel 4.13, dan tindakan adalah yang sangat berpengaruh untuk terjadinya kecelakaan kerja. dengan demikian hipotesis
yang berbunyi “perilaku petugas cleaning service mengenai pengelolaan limbah padat medis di RSU Permata Bunda Medan terhadap risiko kecelakaan kerja” diterima.
Hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengetahuan petugas mempunyai Exp B sebesar 0,092 atau Rasio Prevalen
RP 1, artinya responden yang memiliki pengetahuan pengelolaan limbah padat medis yang kurang akan mengalami risiko kecelakaan saat bekerja.
b. Sikap petugas mempunyai Exp B sebesar 0,089 atau Rasio Prevalen RP 1, artinya responden yang memiliki sikap pengelolaan limbah padat medis yang
kurang akan mengalami risiko kecelakaan saat bekerja.
Universitas Sumatera Utara
c. Tindakan petugas mempunyai Exp B sebesar 0,121 atau Rasio Prevalen RP 1, artinya responden yang memiliki tindakan pengelolaan limbah padat medis
yang kurang akan mengalami risiko kecelakaan saat bekerja.
4.4.2 Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Padat Medis di RSU Permata Bunda Medan
Pengelolaan limbah padat medis di RSU Permata Bunda Medan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, yang terdiri dari:
a. Pemilahan Limbah Padat Medis