ALAT DAN BAHAN PROYEK

BAB III ALAT DAN BAHAN PROYEK

III.1. Tinjauan Umum Keberhasilan suatu proyek ditentukan dari pekerjaan-pekerjaan teknis yang baik di lapangan dan juga memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yaitu ASTM America Society fot Testing Material, SNI, PBI, NI. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka diperlukan adanya pengelolaan bahan dan peralatan yang baik serta penggunaan tenaga pelaksana yang terampil dan berpengalaman. Penyediaan bahan harus selalu terkontrol, disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang ada ataupun akan berlangsung, sehingga tercipta ketepatan waktu pekerjaan dan kelancaran. Peralatan merupakan sarana yang digunakan untuk mempercepat proses pelaksanaan suatu pekerjaan atau tahapan yang sedang berlangsung didalam proyek. Peralatan juga membantu menyelesaikan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh tenaga manusia. Penggunaan alat-pun tidak boleh sembarangan, alat-alat tersebut harus memiliki sertifikat uji dari ISO 9001-2002 dan mendapatkan ijin dari Departemen Tenaga Kerja. Alat kerja memiliki pernanan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek. Alat-alat kerja membantu melakukan pekerjaan yang memang tenaga manusia tidak mencukupi untuk melakukannya. Disamping itu, penggunakan alat kerja juga bisa mempersingkat waktu, mempermudah dan 23 meningkatkan efektifitas pelaksanaan suatu pekerjaan. Karenanya, perawatan alat kerja harus selalu diperhatikan dan dilakukan agar alat kerja bisa tahan lama dan terjaga dari kerusakan. III.2. Bahan-bahan Konstruksi Bahan konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam terciptanya keberhasilan suatu proyek, ketepatan waktu pengiriman bahan dan penggunaan bahan yang efisien akan dapat meningkatkan efektifitas kerja di dalam proyek. Selain itu, pemilihan bahan konstruksi juga harus diperhatikan, mulai dari segi kualitas bahan hingga kuantitasnya. Dengan pemilihan kualitas bahan konstruksi yang baik maka akan didapatkan hasil yang sesuai dengan standar rencana. Penyimpanan bahan konstruksi juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi penurunan kualitas yang disebabkan karena faktor cuaca dan lamanya penyimpanan. Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proyek Pembangunan Gedung Fakultas Biologi, 1 Paket Universitas Jenderal Soedirman, yaitu :

1. Agregat

Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan SNI No: 1737-1989-F. Agregat merupakan material granular misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan semen hidraulik SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. 24 Agregat yang digunakan untuk pembuatan beton pada proyek Pembangunan Gedung Fakultas Biologi, 1 Paket Universitas Jenderal Soedirman yaitu agregat kasar dan agregat halus. a. Agregat kasar Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran 5-40 mm. agregat kasar adalah agregat yang lebih besar dari saringan No.88 2,63 mm. Syarat-syarat agregat kasar :  Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.  Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1, apabila melebihi maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.  Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat – zat yang reaktif terhadap alkali.  Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20 dari berat keseluruhan. 25 Gambar 3.1 Split Gambar 3.2 Batu Pecah b. Agregat halus Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,00 mm Nevil, 1997. Menurut SNI 02-6820-2002, agregat halus adalah agregat dengan ukuran butir maksimum 4,75 mm. Pasir juga bisa diperoleh langsung dari alam tanpa harus masuk ke industri pemecah batu. 26 Adapun syarat-syarat agregat halus secara umum yang digunakan menurut SNI 03-6821-2002, antara lain :  Pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras.  Butir-butir halus bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Sifat kekcal agregat halus dapat duji dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur adalah 10.  Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5. Apabila kadar lumpur lebih dari 5, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton. Gambar 3.3 Pasir

2. Baja

Baja yang digunakan pada proyek Pembangunan Gedung Fakultas Biologi, 1 Paket Universitas Jenderal Soedirman adalah baja untuk beton bertulang. Berdasarkan bentuknya, baja tulangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 27 a. Baja tulangan polos Baja tulangan polos adalah baja yang memilik tulangan polos, tidak bersirip dan biasa disingkat dengan BJTP. Gambar 3.4 Baja Tulangan Polos b. Baja tulangan sirip deform Baja tulangan sirip adalah baja yang permukaan tulangannya memiliki sirip melintang dan berguna untuk meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Baja tulangan sirip biasa disingkat dengan BJTD. Gambar 3.5 Baja Tulangan Sirip

3. Beton Ready Mix

Beton ready mix digunakan pada saat pengecoran dak lantai 2 dan plat atap. Untuk pengecoran kolom, pondasi, dan balok menggunakan 28 beton yang di campur sendiri dengan mesin. Keuntungan dari pengunaan beton rady mix adalah sebagai berikut : a. Jaminan keseragaman mutu beton. b. Efektifitas dan efisiensi kerja dalam pelaksanaan. Beton ready mix pada proyek ini didatangkan langsung dari PT. GRAHA MUSTIKA MULYA.

4. Beton Decking

Beton Decking adalah beton yang dibentuk sedemikian rupa dan juga ukuran tertentu yang berfungsi sebagai penyangga supaya besi tulangan tidak bergeser karena defleksi. Beton decking biasanya dibuat dengan ukuran 3 cm dan biasanya digunakan juga dalam menentukan tebal selimut beton. Gambar 3.6 Beton Decking

5. Air

Air digunakan pada saat pembuatan beton, air berfungsi sebagai pencampur antara semen, pasir dan kerikil sehingga mengalami proses kimiawi. Jika dibandingkan dengan air yang memiliki mutu standar 29 suling, beton yang berumur 7 hari atau 28 hari dengan air yang tidak memenuhi syarat mutu, maka kekuatan beton tidak boleh kurang dari 90 PB 1989:9. Air dalam proyek ini diambil dari sumur yang berada didekat proyek.

6. PC Portland Cement

Semen adalah bahan perekat yang berfungsi untuk merekatkan agregat baik kasar maupun halus dengan ditambah air. Semen yang digunakan dalam proyek Pembangunan Gedung Fakultas Biologi, 1 Paket Universitas Jenderal Soedirman adalah semen BIMA yang tempat produksina berada di ajibarang. Untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya menggunakan jenis semen yang memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, akan lebih baik jika menggunakan kualitas semen yang sama atau sejenis. Cara menyimpan semen yang baik adalah sebagai berikut : a. Semen harus disimpan di ruangan tertutup. b. Kemasan semen disusun secara bersilangan. c. Jangan disusun terlalu rapat, berikan sedikit rongga antar semen untuk sirkulasi udara. d. Jangan simpan semen terlalu lama, sebaiknya langsung digunakan setelah di beli, atau dengan kata lain gunakan semen secukupnya, beli kembali jika sudah habis. e. Jaga kebersihan ruangan tempat menyimpan semen. f. Tetap letakan semen di tempat yang terlindung. 30 Gambar 3.7 Portland Cement

7. Bendrat

Bendrat adalah bahan yang digunakan untuk mengikat baja satu dengan lainnya pada saat penulangan. Bendrat terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang digunakan pada proyek ini. Gambar 3.8 Bendrat

8. Kayu

Kayu dapat digunakan sebagai bahan bangunan sesuai dengan kebutuhannya. Kayu mempunyai beragam jenis dan bentuknya masing- masing, ada yang berbentuk papan, glondongan, batangan dan lain 31 sebagainya. Kayu biasanya digunakan sebagai perancah atau sebagai penguat multiplex dalam membuat bekisting. Kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan mempunyai sifat- sifat sebagai berikut : a. Kualitas baik, tua, tidak ada getah, kering, tidak ada celah dan cacat lainnya. b. Kelembaban kayu kurang dari 15 . c. Penggunaan kayu untuk konstruksi harus disesuaikan dengan jenis pekerjaannya agar tidak terjadi pemborosan. Gambar 3.9 Kayu

9. Batu Bata

Batu bata adalah salah satu bahan konstruksi yang terbuat dari tanah liat yang di bakar pada suhu tinggi sehingga tidak mudah hancur. Batu bata yang baik biasanya terdiri dari pasir silika, tanah liat dan air yang di campur dengan perbandingan tertentu. Penambahan air berfungsi sebagai pembuat sifat plasis. Sifat plastis ini bertujuan agar batu bata mudah dicetak, batu bata yang baik juga tidak akan susut saat 32 pengeringan, retak-retak maupun melengkung. Batu bata dalam proyek ini didatangkan langsung dari adipala, cilacap. Gambar 3.10 Batu Bata

10. Bambu

Bambu adalah salah satu bahan konstruksi yang sering digunakan sampai sekarang. Dalam suatu proyek pembangunan umumnya menggunakan bambu untuk menyangga balok dan plat lantai pada saat dicor. Bambu yang sering digunakan adalah bambu yang sudah tua dan berwarna hijau kecoklatan. Gambar 3.11 Bambu

11. Multiplex

Multiplex merupakan bahan konstruksi yang digunakan sebagai bekisting pada proses pengecoran beton bertulang, hal ini bertujuan agar beton dapat terbentuk dengan baik sesuai dengan ketentuan, baik 33 dari segi selimut beton maupun ketebalan beton bertulang. Multiplex yang digunakan sebagai bekisting biasnya mempunyai ketebalan + 1,2 cm dengan pemaiakan maksimal yaitu 2 kali. Sebelum pengecoran, multiplex dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk bekisting. Kemudian bekisting dipasangkan ke tulangan beton yang telah siap untuk di cor. Perancah yang digunakan untuk menahan bekisting ini adalah menggunakan kayu berukuran 57 ataupun bambu. Dalam proyek ini, multiplex yang digunakan adalah ukuran 1,2 cm. Gambar 3.12 Multiplex

12. Kusen

Kusen merupakan sebuah rangka yang terbuat dari kayu, yang digunakan sebagai pengantung memasang daun pintu jendela, oleh karena itu konstruksi kusen harus kokoh. 34 Kusen yang digunakan pada proyek ini yaitu kusen kayu : Gambar 3.13 Kusen Kayu

13. Rangka Hollow

Rangka hollow merupakan sebuah rangka untuk plafond yang terbuat dari besi hollow atau material lain yang sejenis. Dan bisa dikatakan bukan terbuat hanya dari besi, melainkan dari campuran alumunium, atau galvanis atau material lain yang memiliki unsur hollow. Disebut hollow karena material tersebut memiliki kekosongan atau lubang pada bagian tengahnya. Gambar 3.14 Hollow Galvalum

14. Plafond

35 Plafond atau langit-langit adalah bagian dari bangunan yang merupakan pelengkap konstruksi atap pembatas dari bangunan dengan konstruksi atap. Fungsi utama dari plafond adalah sebagai penahan peramban peredam panas dari atap, sebagai akustik penahan suara, dan sebagai finishing keindahan. Plafond yang digunakan pada proyek Pembangunan Gedung Fakultas Biologi, 1 Paket Universitas Jenderal Soedirman adalah Gypsumboard dan Kalsiboard. Gypsumboard adalah plafond untuk daerah kering dan terhindar dari lembabair. Sedangkan Kalsiboard adalah plafond untuk daerah lembab seperti kamar mandi dan plafond diluar ruangan. Gambar 3.15 Gypsumboard 36 Gambar 3.16 Kalsiboard Gambar 3.17 Plafond

15. Genteng

Genteng adalah bahan yang digunakan untuk menutup atap suatu bangunan. Selain sebagai penutup atap, genteng juga berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari dan hujan. Genteng yang diguanakan pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Biologi, 1 Paket Universitas Jenderal Soedirman ini adalah genteng jenis Keramik yang didatangkan langsung dari kebumen. Gambar 3.18 Genteng

16. Rangka Baja

37 Rangka Baja digunakan sebagai rangka atap. Rangka Baja ini dipasang sebagai penopang untuk genteng sebagai penutup atap. Gambar 3.19 Rangka Baja

17. Keramik

Keramik adalah bahan yang digunakan sebagai penutup lantai. Keramik terdiri dari tiga jenis, yaitu keramik biasa, keramik marmer dan keramik granit. Keramik yang digunakan pada proyek ini adalah keramik granit, dengan ukuran 60x60 cm 2 . Gambar 3.20 Keramik 38 III.3. Alat-alat Konstruksi 1. Dump Truck Dump Truck merupakan salah satu alat atau kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut material konstruksi. Gambar 3.21 Dump Truck

2. Concrete Pump

Concrete Pump adalah alat yang berguna untuk mengangkut beton ready mix dari mixer truck ke tempat pengecoran. Penggunaan concrete pump sendiri bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu pengecoran. Concrete pump sangat berguna pada saat pengecoran gedung-gedung tinggi atau lokasi yang sulit dijangkau. Ada beberapa bagian dari alat ini, diantaranya mesim pemompa yang dilengkapi dengan penggerak berupa mesin diesel, pipa-pipa berdiameter 15 cm serta klem untuk menyambungkan pipa tersebut. 39 Gambar 3.22 Concrete Pump

3. Mixer Truck

Mixer Truck adalah truck khusu yang dilengkapi dengan concrete mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 5; 5,5; dan 6 m 3 . Truck ini mengankut beton ready mix dari tempat pencampuran beton batching plan sampai ke tempat pengecoran. Selama pengangkutan berlangsung, truck ini terus berputar mengaduk beton yang ada didalam concrete mixer searah jarum jam dengan kecepatan 9-12 putaran per menit agar adukan beton tersebut terus homogeny dan tidak mengeras. Gambar 3.23 Concrete Mixer Truck 40

4. Pemotong Tulangan Bar Cutter

Bar Cutter adalah suatu alat pemotong yang biasanya digunakan untuk memotong tulangan beton, bar cutter biasa dioperasikan dengan listrik. Jumlah tulangan yang mampu dipotong dalam setiap tahap umumnya bervariasi antara 5 sampai 10 tulangan, tergantung dari besarnya diameter tulangan yang akan dipotong. Gambar 3.24 Bar Cutter

5. Pembengkok Tulangan Bar Bender

Pembengkok Tulangan merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan seperti pembengkokkan tulangan sengkang, pembongkokkan untuk sambungan tulangan kolom, dan juga pembengkokkan tulangan balok dan plat. 41 Gambar 3.25 Bar Bender

6. Concrete Vibrator

Concrete Vibrator adalah alat penggetar mekanik yang berfungsi untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan adanya alat penggetar ini diharapkan agar beton tidak berongga, sehingga dapat dihasilkan beton padat dan bermutu. Gambar 3.26 Concrete Vibrator

7. Scaffolding

Scaffolding digunakan sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok dan plat, serta sebagai perancah pengecoran kolom. 42 Cara operasionalnya adalah dengan menggabungkan setiap bagian atas dengan bagian bawah, sehingga menjadi suatu konstruksi penyangga sementara. Gambar 3.27 Scaffolding

8. Alat Cetak Benda Uji Beton Silinder

Alat catak benda uji beton berfungsi sebagai cetakan dalam pembuatan sampel uji beton. Setiap proses produksi beton, akan diambil sampel untuk uji beton. Setelah itu, tiap hasil uji beton diberi nama sesuai dengan lokasi dan tipemutu betonnya. 43 Gambar 3.28 Alat Cetak Uji Beton

9. Alat Ukur Meteran

Meteran adalah alat ukur yang biasa digunakan dalam proyek. Alat ini digunakan untuk beberapa pekerjaan dilapangan, seperti pada saat pengukuran bouplank dan sebagainya. Alat ini mempunyai jenis yang banyak dengan ukuran yang kecil, namun alat ini sangat berfungsi guna mendapat pengukuran yang terbaik. Gambar 3.29 Alat Ukur Meteran

10. Molen Concrete Mixer

44 Alat ini digunakan untuk mencampur adonan beton, agar mendapat hasil adonan yang baik dalam waktu yang singkat dan tenaga yang sedikit. Alat ini berbeda dengan Car Mixer, alat ini hanya mampu mengolah adonan beton dengan jumlah yang relative sedikit. Molen beroperasi menggunakan mesin diesel dengan bahan bakar solar. Berikut adalah cara kerja atau pemakaian Molen : 1. Nyalakan mesin molen 2. Bersihkan drum pengaduk dari kotoran yang ada dengan menggunakan air. Hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas beton. 3. Takar semua bahan yang akan digunakan, sesuaikan dengan takaran yang telah di tentukan. 4. Masukan bahan-bahan kedalam drum pengaduk secara perlahan, dengan urutan pasir, semen, air dan yang terakhir split jika itu diperlukan. Pastikan adonan tercampur rata dan menjadi homogen. Adapun lama proses pengadukan yaitu tergantung pada : a. Kapasitas drum pengaduk 750 kg atau +0,5 m 3 . b. Banyaknya adukan. c. Komposisi bahan yang digunakan. d. Air yang digunakan. 5. Setelah adukan terampur merata dan menjadi homogen, selanjutnya adukan akan dituangkan kedalam wadah, baru kemudian dimasukan kedalam ember atau gerobak untuk dibawa ketempat yang membutuhkan. 45 Gambar 3.30 Molen

11. Bekisting

Bekisting adalah alat yang digunakan untuk mencetak beton. Bekisting biasanya terbuat dari kayu, multiplex ataupun besi, bentuknya pun beragam, tergantung ukuran beton yang diinginkan. Gambar 3.31 Bekisting

12. Gerenda Mesin

Alat ini digunakan oleh tukang keramik atau tukang baja ringan, alat ini sangat membantu dalam memotong baja ataupun keramik pada saat bekerja. 46 Gambar 3.32 Gerenda Mesin

13. Bor

Bor digunakan untuk melubangi bahan bangunan seperti plat baja ataupun alumunium dan juga bahan lain yang memerlukan lubang dalam pemasangannya. Gambar 3.33 Bor

14. Ayakan

Ayakan adalah alat yang digunakan untuk mengayak atau menyaring pasir, guna mendapatkan pasir yang diinginkan dan terpisah dari kotoran ataupun agregat kasar lain seperti batu. 47 Gambar 3.34 Ayakan

15. Bor Mollar

Bor Mollar adalah alat yang digunakan untuk melubangi rangka baja. Bor Mollar adalah bor duduk dan beroperasi karena daya listrik. Bor Mollar mempunyai daya maghnet yang seolah-olah mengunci Bor Mollar dengan Rangka Baja yang akan dilubangi. Gambar 3.35 Bor Mollar 48

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN