Pekerjaan Struktur Atas 1. Pekerjaan Sloof Pemeriksaan bekisting

bekisting dipasang, tulangan pondasi di ganjal dengan beton decking dan pastikan bahwa kondisi pondasi sudah samarata dengan pondasi yang lain, baik ketinggian maupun kelurusannya.

3. Pengecoran

Proses pengecoran pondasi dilakukan setelah pemasangan bekisting dilakukan, namun bekisting dan tulangan harus terlebih dahulu di cek untuk mengetahui apakah ada kekurangan atau tidak. Urutan pengecoran pondasi adalah sebagai berikut : a. Beton dikeluarkan dari molen dan dibawa menggunakan ember dan atau gerobak dorong kelokasi pengecoran. b. Berikutnya, beton dituangkan kedalam bekisting menggunakan ember. c. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan kayu atau papan.

4. Pelepasan bekisting

Pelepasan bekisiting dalam proyek ini adalah setelah beton berumur sekitar + 2 hari setelah pengecoran. IV.3. Pekerjaan Struktur Atas IV.3.1. Pekerjaan Sloof Sloof adalah struktur bangunan yang terletak diatas pondasi. Sloof merupakan konstruksi beton bertulang yang biasanya terdapat dalam pembuatan rumah atau gedung, dan posisinya berada di lantai 1. Tahapan dalam pembuatan sloof ini meliputi pembesian sloof, pemasangan bekisting sloof, pengecoran sloof dan pembongkaran bekisting sloof.

1. Penulangan sloof

51 Pekerjaan penulangan sloof pada proyek ini mempunyai 2 tipe, yaitu : a. Tipe 1 menyatu dengan K3 dengan ukuran dimensi 1520 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 4 Ø12 Tulangan Sengkang : Ø6-150 b. Tipe 2 dengan ukuran dimensi 2025 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 2 Ø16 Tulangan Sengkang : Ø8-100-150 c. Tipe 3 dengan ukuran dimensi 2535 cm 2  Detail Penulangan : Tulangan Utama : 3 Ø16 Tulangan Sengkang : Ø8-100-150

2. Pemasangan bekisting sloof

Pemasangan bekisting sloof dilakukan setelah pekerjaan penulangan sloof selesai. Sebelum itu bekisting untuk sloof telah terlebih dahulu dibuat dilapangan sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan. Bahan yang digunakan untuk membuat bekisting sloof adalah multiplex tebal 15 mm dan kayu ukuran 57. Setelah semuanya siap, bekisting sloof dibawa ketempat sloof untuk segera dipasangankan. pemasangan bekisting sloof hampir sama dengan pemasangan bekisting pondasi, dengan langkah sebagai berikut : a. Pembersihan multilek. b. Pemindahan bekisting ke lokasi pengecoran. c. Pemasangan bekisting sesuai posisi yang ditentukan. 52

3. Pengecoran sloof

Dengan cara yang hampir sama dengan proses pengecoran pondasi, berikut adalah urutan dalam pengecoran sloof : a. Beton dikeluarkan dari molen dan dibawa menggunakan ember dan atau gerobak dorong kelokasi pengecoran. b. Berikutnya, beton dituangkan kedalam bekisting meng- gunakan ember. c. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan kayu.

d. Pembongkaran bekisting sloof

Pembongkaran bekisting sloof dilakukan setelah beton berumur + 2 hari setelah pengecoran. Hal ini dilakukan agar beton cukup keras dan tidak hancur saat di injak.

IV.3.2. Pekerjaan Kolom

Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam pengerjaan kolom, diantaranya penulangan kolom, pemasangan bekisting kolom, pengecoran kolom dan pembongkaran bekisting kolom.

1. Penulangan kolom

Pekerjaan penulangan kolom pada proyek ini terdiri dari 6 tipe, yaitu : a. Tipe K1 dan K1 dengan ukuran dimensi 30x50 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 14 D19 Tulangan Sengkang : Ø8-100-150  Detail penulangan : Tulangan Utama : 14 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-100-150 b. Tipe K2 dengan ukuran dimensi 30x30 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 8 D19 Tulangan Sengkang : Ø8-100-150 c. Tipe K3, Sloof 1520 dengan ukuran dimensi 15x20 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 4 Ø12 53 Tulangan Sengkang : Ø6-150 d. Tipe K4 dengan ukuran dimensi 30x30 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 8 Ø16 Tulangan Sengkang : Ø8-100-150 e. Tipe Kp.1 dengan ukuran dimensi 12x12 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 4 Ø10 Tulangan Sengkang : Ø6-150 f. Tipe Kp.2 untuk pipa dengan ukuran dimensi 16x12 cm 2  Detail penulangan : Tulangan Utama : 4 Ø8 Tulangan Sengkang : Ø6-200 Pertama potong dan bengkokan tulangan yang akan digunakan sesuai dengan bentuk dan panjang yang diinginkan. Kemudian, potong dan bentuk begel sesuai dengan gambar rencana. Setelah itu, bawa tulangan dan begel ke lokasi pembesian. Pasang tulangan dan masukan begel untuk di rangkai sedemikian rupa dengan cara diikat menggunakan bendrat. Pekerjaan pembesian balok dan plat lantai dilakukan serentak oleh 5-7 pekerja, hal ini bertujuan untuk mempercepat waktu pekerjaan.

2. Pemasangan bekisting kolom

Bekisting kolom dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran kolom yang akan di cor. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting kolom adalah multiplex dengan tebal 15 mm, dan kayu ukuran 57 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran. Pembuatan bekisting kolom dilakukan di lokasi proyek dengan disesuaikan dengan tinggi dan lebar kolom yang akan di cor. Setelah penulangan kolom selesai dilakukan dan bekisting telah selesai dibuat, maka selanjutnya adalah 54 pemasangan bekisting. Langkah-langkah pemasangan bekisting adalah sebagai berikut : a. Pembersihan multilek. b. Pemindahan bekisting ke lokasi pengecoran. c. Pemasangan bekisting kolom sesuai posisi yang ditentukan.

3. Pengecoran kolom

Proses pengecoran kolom dilakukan manual dengan bantuan ember dan gerobak dorong serta timba pada saat pengecoran kolom dilantai dua. Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut : a. Beton dikeluarkan dari molen dan dibawa menggunakan ember dan atau gerobak dorong kelokasi pengecoran. b. Berikutnya, beton dituangkan kedalam bekisting meng- gunakan ember. c. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan kayu.

4. Pekerjaan kolom lantai 1

Pekerjaan pengecoran kolom lantai 1 dilakukan secara bertahap, setelah proses pengecoran plat lantai selesai. Mutu beton yang digunakan untuk kolom pada proyek Pembangunan Gedung Fakultas Biologi, 1 Paket Universitas Jenderal Soedirman ini adalah K-225.

5. Pekerjaan kolom lantai 2

Sama halnya dengan pekerjaan pengecoran kolom lantai 1, proses pekerjaan pengecoran kolom lantai 2 juga dilakukan secara bertahap setelah pembuatan plat lantai selesai. Mutu beton yang digunakan untuk kolom pada lantai 2 juga menggunakan K-225.

6. Pembongkaran bekisting kolom

55 Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap sudah cukup keras. Pada proyek ini bekisting kolom dilepas setalah berumur 2x24 jam setelah pengecoran.

IV.3.3. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Pekerjaan balok dan plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi dan kolom selesai dilakukan. Pekerjaan balok dan plat lantai meliputi beberapa hal, diantaranya pembesian balok dan plat lantai, pemasangan bekisting balok dan plat lantai, pengecoran balok dan plat lantai, serta pembongkaran bekisting balok dan plat lantai.

1. Penulangan balok dan plat lantai

Pekerjaan pembuatan tulangan balok dan plat lantai pada proyek ini terdiri dari 6 tipe, yaitu : a. Tipe B1 dengan ukuran dimensi 30x40 cm 2  Detail penulangan 1 potongan 1-1 : Tulangan Utama : 3 D16; 2 Ø12 Tulangan Sengkang : Ø8-100  Detail penulangan 2 potongan 2-2 : Tulangan Utama : 3 D16; 2 Ø12 Tulangan Sengkang : Ø8-100 b. Tipe B2 dengan ukuran dimensi 30x80 cm 2 dan 30x40 cm 2  Detail penulangan 1 potongan A-A : Tulangan Utama : 5 D22; 3 D22; 2 Ø10 Tulangan Sengkang : Ø10-50  Detail penulangan 2 potongan B-B : Tulangan Utama : 5 D22; 3 D22; 2 Ø10 Tulangan Sengkang : Ø10-150  Detail penulangan 3 potongan C-C : Tulangan Utama : 5 D22; 2 Ø10 Tulangan Sengkang : Ø10-50  Detail penulangan 4 potongan D-D : Tulangan Utama : 3 D22; 2 D22 Tulangan Sengkang : Ø8-150 c. Tipe B3 dengan ukuran dimensi 30x80 cm 2 dan 30x40 cm 2 56  Detail penulangan 1 potongan A-A : Tulangan Utama : 5 D22; 3 D22; 2 Ø10 Tulangan Sengkang : Ø10-50  Detail penulangan 2 potongan B-B : Tulangan Utama : 5 D22; 3 D22; 2 Ø10 Tulangan Sengkang : Ø10-150  Detail penulangan 3 potongan C-C : Tulangan Utama : 5 D22; 2 Ø10 Tulangan Sengkang : Ø10-50  Detail penulangan 4 potongan D-D : Tulangan Utama : 3 D16; 2 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-150  Detail penulangan 5 potongan E-E : Tulangan Utama : 3 D16; 3 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-150  Detail penulangan 6 potongan F-F : Tulangan Utama : 3 D16; 3 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-100 d. Tipe B.a dengan ukuran dimensi 30x40 cm 2  Detail penulangan 1 potongan A-A : Tulangan Utama : 2 D16; 2 Ø12 Tulangan Sengkang : Ø8-100  Detail penulangan 2 potongan B-B : Tulangan Utama : 3 D16; 2 D16; 2 Ø12 Tulangan Sengkang : Ø8-150 e. Tipe B.b dengan ukuran dimensi 25x40 cm 2  Detail penulangan 1 potongan A-A : Tulangan Utama : 3 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-100  Detail penulangan 2 potongan B-B : Tulangan Utama : 3 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-150 f. Tipe B.c dengan ukuran dimensi 25x40 cm 2  Detail penulangan 1 potongan A-A : Tulangan Utama : 3 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-100  Detail penulangan 2 potongan B-B : Tulangan Utama : 3 D16 Tulangan Sengkang : Ø8-150 Pertama potong dan bengkokan tulangan yang akan digunakan sesuai dengan bentuk dan panjang yang diinginkan. Kemudian, potong dan bentuk begel sesuai dengan gambar 57 rencana. Setelah itu, bawa tulangan dan begel ke lokasi pembesian. Pasang tulangan dan masukan begel untuk di rangkai sedemikian rupa dengan cara diikat menggunakan bendrat. Pekerjaan pembesian balok dan plat lantai dilakukan serentak oleh 5-7 pekerja, hal ini bertujuan untuk mempercepat waktu pekerjaan. Pekerjaan pembesian plat lantai dilakukan setelah proses pembesian balok selesai.

2. Pemasangan bekisting balok dan plat lantai

Bekisting balok dan plat lantai dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok dan plat lantai yang akan di cor. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting balok dan plat lantai adalah multiplex dengan tebal 15 mm, dan kayu ukuran 57 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran. Pembuatan bekisting balok dan plat lantai dilakukan di lokasi proyek menyesuaikan dengan panjang dan lebar balok dan plat lantai yang akan di cor. Setelah penulangan balok dan plat lantai selesai dirangkai dan bekisting telah selesai dibuat, maka selanjutnya adalah pemasangan bekisting. Tahap-tahap pemasangan bekisting balok dan plat lantai adalah sebagai berikut : a. Penyusunan scaffolding atau bambu sebagai penyangga terhadap lantai dibawahnya. b. Bersihkan bekisting balok dan plat lantai. c. Pasang bekisting balok dan plat lantai sesuai dengan posisi. 58 Perlu diketahui bahwa pekerjaan pemasangan bekisting plat lantai dilakukan setelah proses pemasangan bekisting balok selesai.

3. Pengecoran balok dan plat lantai

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada proses pengecoran balok dan plat lantai, diantaranya :

a. Pemeriksaan bekisting

Pengecekan posisi dan kondisi bekisting harus dilakukan untuk menghindari kesalahan saat pengecoran. Bekisting juga harus di tes kekuatannya, agar tidak terjadi pergeseran atau jebol karena tekanan saat proses pengecoran berlangsung.

b. Pemeriksaan tulangan