Asas-Asas Hukum Diplomatik Pembahasan

Page | 5 Konvensi pada hakikatnya merupakan perjanjian internasional yang melibatkan banyak negara sebagai pihak, oleh karena itu konvensi memiliki karakter multilateral. Selain itu, konvensi juga bisa dilakukan oleh dua negara saja sebagai pihak dalam perjanjian yang lazim dikenal kerja sama bilateral. Hukum diplomatik merupakan bagian dari hukum internasional, karena keberlakuannya yang melintasi batas yuridiksi nasional 13 . Sedangkan Eileen Denza mengemukakan bahwa hukum diplomatik adalah berbagai komentar atas Konvensi Wina yang menyangkut hubungan diplomatik 14 . Sedangkan Jan Osmanczyk mengatakan hukum diplomatik merupakan cabang dari hukum kebiasaan internasional yang terdiri dari seperangkat aturan-aturan dan norma- norma hukum yang menetapkan kedudukan dan fungsi para diplomat, termasuk bentuk-bentuk organisasional dan dinas diplomatik 15 . Pengertian hukum diplomatik pada hakikatnya merupakan ketentuanprinsip-prinsip internasional yang mengatur hubungan diplomatik antar negara yang dilakukan atas dasar prinsip persetujuan bersama secara timbal balik reciprocity principle 16 . Secara subtantif, hakikat hukum diplomatik adalah seluruh ketentuan dan prinsip- prinsip hukum internasional yang khusus mengatur hubungan diplomatik antar negara 17 yang mana kerja sama tersebut diselenggarakan berdasar kesepakatan bersamakedua belah pihak. Sebagaimana dikatakan Shaw dalam bukunya bahwa tidak ada kewjiban mengenai hubungan diplomatik, dan hubungan ini ada karena asas saling menyetujui principle of mutual consent 18 dan asas timbale balik reciprocity. Jika satu negara tidak ingin masuk kedalam hubungan diplomatik, secara hukum ia tidak bisa dipaksa melakukannya 19 .

2. Asas-Asas Hukum Diplomatik

Asas bisa diartikan dasar, manurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 20 yaitu sesuatu yg menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat, Sedang menurut Sunaryati Hartono, pengertian asas adalah kebenaran dasar basic truth yang memberi arah pada penyusunan kaidah-kaidah hukum yang lebih konkret sehingga seluruh kaidah yang terdapat pada suatu 13 Prof. Dr. Widodo, Hukum Diplomatik Pada Era Globalisasi, LBJ,, Surabaya, 2009, h. 11. 14 Ibid. 15 Syahmin, Ak., Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Analisis, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, h. 8. 16 Ibid., hlm. 11. 17 Syahmin, Ak., Hukum Diplomatik; Suatu Pengantar, Amico, Bandung,1988, h. 14. 18 Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik, Artikel 2. 19 Malcom N. Shaw QC, Hukum Int….., h. 726. 20 Lihat http:kbbi.web.idasas, diuakses tanggal 17 April 2015. Page | 6 bidang hukum menjadi kesatuan yang tetap dan utuh 21 . Asas-asas hukum diplomatik tersebut merupakan asas-asas yang telah berkembang dizaman Imperium Romawi. Misalnya asas itikad baik bonafides, persetujuan antar negarabangsa harus dihormati pacta sun servanda, timbal balik contractus bilateralis, kesepakatan bersama mutual consent, berdasar pada prinsip keadilan et alquo et bono, hak-hak istimewa privalegium, asas adanya kesepakatan bersama mutual consent, dan kekebalan hukum immunitet. Menurut Masyur Effendi, setidaknya ada 7 asas hukum diplomatik, yaitu sebgai berikut 22 ; a. Asas persamaan, persaudaraan, dan perdamaian. Sebagaimana tersirat dalam pembukaan Konvensi Wina 1961. b. Asas penghormatan atas perbedaan negara, hal ini tersirat dalam naskah Konvensi Wina 1961 Alenia II. c. Asas penghormatan atas wakil-wakil negara karena berdasarkan titik tolak sebagai kedaulatan negara masing-masing, sebagaimana uraian alenia IV naskah pembukaan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik. d. Asas penghormatan terhadap adat dan kebiasaan internasional, sebagaimana penegasan Pasal 2 Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler. e. Asas kehendak bersama, sebagaimana penegasan Pasal 2 Konvensi Wina 1963 tentang Konsuler. f. Asas tidak dapat diganggu gugat inviolability perwakilan-perwakilan masing- masing negara. Tersirat dalam ketentuan Pasal 22 1 Konvensi Wina 1961. g. Asas kepercayaan, sebagaiman diatur dalam Pasal 26 Konvensi Wina 1961 Tahun 1961. Sedangkan asas-asas yang pernah digunakan oleh Mahkamah Internasional adalah Good Faith, Estopel, Res Judicata, Circumtancial Evidence, Equality, Pacta Sun Servanda, dan Effectifities 23 .

2. Orang Yang Tidak Disukai Persona Non Grata