Page | 3
waktu setempat
8
telah memantik ketegangan dua negara yang telah menjalin kerjasama sejak 55 tahun silam. Sebagai Duta Besar, Toto Riyanto merupakan representasi atas
nama Bangsa Indonesia dengan membawa Credential Letter yang dibawa oleh Dubes Toto Riyanto dengan menyandang tanda tangan langsung oleh Presiden Indonesia yang
merupakan representasi Bangsa Indonesia yang berdaulat. Sebagaimana penuturan Toto Riyanto
9
, latar belakang belakang penolakan tersebut diprediksi kuat karena akumulasi ‘sakit hati’ pemerintah Brasil terkait putusan Presiden Jokowi menolak permohonan grasi
yang dilakukan oleh Dilma Roussef bagi warga negaranya yang akan menjalani vonis hukuman mati
10
terkait kasus kepemilikan psikotropika, yaitu Rodrigo Gularte. Presiden Dilma Ro usseff berdalih penyerahan surat kepercayaan dari Presiden
Indonesia tersebut akan ditinjau dan diputuskan lebih lanjut menunggu perkembangan nasib warga negaranya yang akan dieksekusi mati di Indonesia. Perlakuan pemerintah
Brasil ini memicu ketersinggungan Pemerintah Indonesia. Terkait dengan insiden itu, Presiden Jokowi pun telah bertindak tegas dengan
memanggil pulang Duta Besar Toto Riyanto melalui kanal Kementrian Luar Negeri Indonesia dibawah Menlu Retno Marsudi. Lebih jauh lagi, tindakan ini telah ditindak
lanjuti oleh Kemenlu dengan pengiriman nota protes diplomatik keras kepada pemerintah Brasil
11
. Tak cukup sampai disitu, Legislatif pun membuka wacana untuk mengkaji ulang pembelian alat utama sistem persenjataan alutsista dari Brasil sebagai bentuk protes
terhadap pemerintah Brasil
12
.
3. Rumusan Masalah
Dari uraian singkat diatas serta agar subtansi topik yang dibahas dalam penyusunan makalah ini tidak melebarbias, maka dirumuskanlah batasan kajian sebagai berikut;
8
Antaranews.com http:www.antaranews.comberita481892soal-penarikan-duta-besar-indonesia-
untuk-brasil, diakses tanggal 17 April 2015.
9
OkeZone.com, http:news.okezone.comread20150223181109537kronologis-penolakan-
dubes-ri-di-istana-presiden-brasil, diakses anggal 17 April 2015.
10
Analisadaily.com http:demo.analisadaily.comterkininewsmenlu-brasil-resmi-tarik-dubes-
belanda-belum,9970720150118. diakses tanggal 17 April 2015.
11
Republika Online.com http:republika.co.idberitanasionalumum150224nk98af-dubes-toto- riyanto-ceritakan-kronologi-penolakan-brasil, diakses anggal 17 April 2015.
12
Lihat http:u.msn.comid-idberitaotherdpr-dukung-penghentian-kerja-sama-alutsista-dengan- brasilar-BBhU2sZ. diakses tanggal 17 April 2015.
Page | 4
1. Bagaimanakah ketentuan Konvensi Wina 1961 tentang Diplomat menyangkut perihal penolakan seorang duta besar persona non grata oleh negara penerima ?
2. Apakah secara empiris yang melatarbelakangi penolakan seorang diplomat negara pengirim oleh negara penerima sudah sesuai ketentuan yuridis ?
4. Metode Penulisan
Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan makalah ini adalah yuridis normative dan Sosio-Empiris. Yuridis-Normatif dalam arti yang menjadi alat analisa adalah ketentuan-
ketentuan legal hukum dan teori hukum doktrinal oleh para pakar yang telah diakui keilmuanya oleh para pakar hokum saat ini. Sedangkan Sosio-Yuridis adalah
Metode yang dikembangkan dalam pengkajian data dalam penulisan makalah ini menggunakan cara deduktif. Dalam arti, cara memahami permasalahan yang ada dengan cara
mengkaji data-data yang didapat agar memperoleh pemahaman dan kesimpulan yang obyektif
dan komperhensif.
5. Tujuan Penulisan
Meski dalam hubungan interpendensi ini sudah ada instrument-instrumen internasional hukum yang telah mengatur tentang tata cara hubungan antar negara, tapi dalam prakteknya,
kaidah-kaidah yang telah ditetapkan bersama tersebut kadang tidak mampu mengawal aktifitas lalu-lintas hubungan negara karena tidak adanya organ yudikatif dalam struktur
hukum internasional. Bahkan seringkali hukum-hukum yang telah disepakati tersebut kalah oleh kepentingan negara-negara kuat dalam implementasinya.
Bab II Pembahasan
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Diplomatik
Pada dasarnya, Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik merupakan dasar hukum bagi Bangsa-BangsaNegara-Negara berperilaku dalam melakukan kerjasama.