. 25
f. Konsentrasi gas CO
2
Gas CO
2
merupakan bahan yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Oleh sebab
itu, jika konsentrasi gas ini semakin meningkat, maka hasil fotosintesis akan meningkat pula. Walaupun demikian secara umum konsentrasi gas yang melebihi
1.000 – 2.000 ppm akan berpengaruh buruk pada fotosintesis. g. Suhu udara
Laju fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya suhu udara, karena proses biokimia menjadi lebih cepat. Namun pada suhu yang sangat tinggi enzim
yang berperan dalam fotosintesis menjadi rusak, sehingga fotosintesis akan terganggu.
h. Ketersediaan air tanah dan kelembaban udara Bahan yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis selain gas CO
2
juga air. Oleh sebab itu, jika tumbuhan kekurangan air, maka translokasi air dari akar ke
daun berkurang. Untuk mengurangi daun kehilangan air, terlebih lagi pada keadaan kelembaban udara sangat rendah, maka bukaan stomata daun akan
mengecil bahkan menutup. Dengan demikian masuknya gas CO
2
ke dalam daun lewat stomata akan berkurang. Akibatnya proses fotosintesis juga akan menurun.
i. Kesehatan daun Daun yang terserang penyakit menyebabkan tidak bisa melakukan foto-
sintesis secara baik. Tab-toksin yang dihasilkan oleh Pseudomonas syringae atau ten-toksin yang dihasilkan oleh Alternaria tenuis dapat mempengaruhi fotosintesis
tumbuhan Agrios 1997. j. Polutan udara
Beberapa polutan dapat mempengaruhi fotosintesis. Gas SO
x
, NO
x
, ozon dan hujan asam dapat mempengaruhi proses fotosintesis, baik melalui proses
terbentuknya kloroplas maupun dalam mempengaruhi umur kloroplas serta proses biokimia yang terjadi dalam daun.
2.7. Tumbuhan sebagai Penyerap gas CO
2
Gas CO
2
yang dihasilkan oleh berbagai proses di alam ketika manusia belum mencemari lingkungan akan dapat diserap kembali oleh mikrofita
tumbuhan renik dan makrofita tumbuhan baik yang terdapat di perairan
. 26
maupun di daratan. Tumbuhan dapat menyerap gas CO
2
melalui proses fotosintesis berdasarkan rumus:
6 mol CO
2
+ 12 mol H
2
O + 675 cal Æ 1 mol C
6
H
12
O
6
+ 6 mol O
2
+ 6 mol H
2
O 264 g 216 g
180 g 192 g 108 g
Kemampuan tanaman dalam menyerap gas CO
2
bermacam-macam. Menurut Purnama 2003, pertambahan tanaman kehutanan sekitar 8 - 25 ton
Chatahun setara dengan 29,36 - 91,75 ton CO
2
hatahun. Umur rotasi tanaman 7- 40 tahun. Sedangkan menurut Gordinho et al., 2003, tanaman mahoni yang
berumur 11 tahun dengan kepadatan 940 pohonha mempunyai daya serap sebesar 25,40 ton CO
2
hatahun; sedangkan tanaman mangium dengan umur yang sama namun kepadatannya 912 pohonha mempunyai daya serap 23,64 ton
CO
2
hatahun; sementara tanaman sungkai yang berumur 8 tahun dengan kepadatan 1.016 pohonha mempunyai daya serap 18,06 kg CO
2
hatahun. Sedangkan menurut Urban Forestry Administration District of Columbia 2004
pohon hutan kota dapat menyerap gas CO
2
sebanyak 6,42 tonhatahun. Simpson dan McPherson 2001 memperkirakan kemampuan tanaman yang berumur 35
tahun yang tumbuh di Barat laut Pasifik mampu menyerap CO
2
sebanyak 50-100 kg CO
2
pohontahun. Metro TV pada tanggal 10 Juni pukul 14.30-15.00 dalam siaran yang berjudul Earth Report is a Carbon Neutral Program dari National
Geographic menyatakan satu pohon dapat menyerap gas CO
2
sebanyak 20 kgtahun.
Kemampuan sink gas CO
2
juga pernah diteliti oleh Moerdiyarso et al. 1999 yang melaporkan bahwa tanaman Acacia mangium dan Gmelina arborea
yang berumur antara 2 – 8 tahun di Parung Panjang, Jasinga Bogor mempunyai laju fiksasi masing-masing sebesar 0,64 – 3,98 ton CO
2
ha dan 1,14 – 1,62 ton CO
2
ha pada lingkungan yang konsentrasi ambien gas ini antara 300 – 351 ppm. Sementara Brown 1982 dalam Moerdiyarso et al. 1999 menyatakan
kemampuan hutan alam dalam menyerap gas ini sebesar 73,4 – 256,9 ton CO
2
ha. Sementara Hairiah et al. 2001 menyatakan bahwa jenis tanaman
kehutanan cepat tumbuh sengon dapat menyerap sebanyak 9 Mg Chatahun atau setara dengan 33,03 ton CO
2
hatahun, sedangkan jenis lambat tumbuh sebesar 4,5
. 27
Mg Chatahun atau setara 16,52 ton CO
2
hatahun. Sementara tanaman perke- bunan kopi 2,2 Mg Chatahun yang setara dengan 8,07 ton CO
2
hatahun. IPCC 2000 serta Pretty dan Ball 2001 dalam Niles et al., 2001 menyatakan
tanaman semusim padi menyerap gas CO
2
sebanyak 0,37 tonhatahun, sedangkan daya serap kebun campuran sebanyak 2,94 ton CO
2
hatahun sementara semak dan rumput sebanyak 3,30 ton CO
2
hatahun. Menurut Nobel 1991, penyerapan gas CO
2
oleh hutan sebesar 2,76 tonhatahun, sedangkan menurut Bernatzky 1978, 1 pohon Beach menyerap gas
CO
2
2,35 kgjam dan menghasilkan gas O
2
sebanyak 1,71 kgjam. Air yang dibutuhkan sebanyak 0,96 kgjam dan karbohidrat yang dihasilkan sebanyak 1,6
kgjam. Lebih lanjut Bernatzky 1978 menyatakan hutan dengan pepohonan, semak, perdu dan rumput membutuhkan 900 kg gas CO
2
per hari atau 328,5 ton CO
2
hatahun dan menghasilkan 0,60 ton O
2
hatahun atau 219,0 ton O
2
hatahun. Sedangkan menurut Iverson et al. 1993 nilai sink gas CO
2
untuk hutan 58,26 tonha, kebun 52,40 tonha serta semak dan rumput 3,30 tonha. Daya sink gas
CO
2
dari beberapa varietas tanaman padi berlainan menurut varietasnya antara 25 – 65 mg CO
2
per dm
2
lembar daun per jam Indradewa dan Putra 2007. IPCC 2006 menyatakan daya sink beberapa tipe penutupan lahan adalah sebagai
berikut : Tabel 12. Daya sink gas CO
2
di beberapa tipe penutupan lahan Tipe Penutupan Lahan
Daya Sink Gas CO
2
t CO
2
hajam t CO
2
hatahun Ladang 0,15
657,00 Sawah 0,04
175,20 Agroforestry :
- Multi jenis - Sederhana dengan
kerapatan tinggi 0,84 - 1,68
2,93 - 3,77 3.679,20 – 7358,40
12.833,40 – 16.512,60 Semak dan Rumput
0,34 1.489,20
Hutan 0,13 569,40
Kebun 0,13 569,40
Sumber : Http:www.159.226.205.101climatechange2IPCCreportlandch9910 report5Csinksch4 : 110 data telah diolah.
.
2.8. Respo