Studi Kebutuhan Luasan Hutan Kota

. 30 perkotaan Helms 1998. Sedangkan PP No. 63 tahun 2002 menyatakan bahwa hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

2.10. Studi Kebutuhan Luasan Hutan Kota

Dahlan dalam buku: Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota yang diterbitkan oleh IPB Press tahun 2004 menyatakan ada empat hal yang harus diperhatikan dalam membangun hutan kota yakni: 1. Pemilihan tanaman yang cocok dengan keadaan setempat. 2. Pemilihan tanaman sesuai dengan fungsi dalam pengelolaan lingkungan. 3. Estetika. 4. Luasannya. Luasan hutan kota perlu diperhatikan agar fungsinya dalam pengelolaan lingkungan dapat dirasakan keberadaannya. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penentuan luasan hutan kota akan dijelaskan berikut ini. Wisesa 1988 dalam skripsinya yang berjudul Studi Pengembangan Hutan Kota di Wilayah Kotamadya Bogor telah menghitung kebutuhan luasan hutan kota sebagai pemasok oksigen. Kebutuhan luasan hutan kota untuk kotamadya Bogor yang luas keseluruhannya 11.850 ha pada tahun 1988 adalah 1.136,8 ha 9,59 dari luas Kotamadya Bogor dan pada tahun 1995 menjadi 1.843,96 ha 15,56. Penelitian lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan luasan hutan kota yang telah dilakukan di Kota Bogor adalah penelitian yang dilakukan oleh Herdiansyah tahun 2006 yang berjudul Penentuan Luasan Optimal Hutan Kota sebagai Gas Karbondioksida. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa luasan hutan kota yang diperlukan pada tahun 2005 dan 2020 masing-masing seluas 1.970,97 ha 16,63 dan 3.108,08 ha 26,23. Nasihin 2003 juga melakukan penelitian kebutuhan hutan kota di perkotaan Kuningan pada tahun 2003. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa luasan hutan kota yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen untuk manusia dan kendaraan bermotor seluas 30,22 pada tahun 2003 dan pada tahun 2010 menjadi 59,67 dari total luas perkotaan Kuningan. Selain dari itu Septriana 2005 melakukan penelitian tentang kebutuhan luasan hutan kota di Kota Padang. Kebutuhan luas hutan kota berdasarkan konsumsi oksigen oleh manusia, kendaraan bermotor, hewan ternak dan industri . 31 di Kota Padang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu dari tahun 2003 sampai tahun 2020 luas hutan kota yang dibutuhkan antara 8.623,65 - 14.894,61 ha atau 12,41 - 21,43 dari total wilayah Kota Padang, sedangkan luas ruang terbuka hijau yang ada seluas 41.242,25 ha 59,34 dan luas hutan kotanya 36.915,9 ha 53,12, sehingga masih melebihi kebutuhan hutan kota untuk tahun 2003 bahkan sampai tahun 2020. Penelitian lainnya yang berkaitan dengan luasan hutan kota adalah Tinambunan yang melakukan penelitian di Kota Pekanbaru pada tahun 2006. Kota Pekanbaru luasnya 63.226 ha terdiri dari 8 kecamatan. Berdasarkan analisis Citra tahun 2004, luasan ruang terbuka hijau yang ada sebesar 31.750,34 ha, sedangkan ruang terbuka hijau yang diperlukan sebagai penyerap gas CO 2 seluas 27.337,34 ha Tinambunan 2006. . 32 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian