Arus kas operasi yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan mampu membiayai kegiatan operasionalnya dan menghasilkan
dana lebih yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas investasi maupun pendanaan. Dengan demikian, investor dapat mengetahui bahwa
perusahaan telah dijalankan dengan baik dan memungkinkannya menerima deviden kas di masa mendatang. Para investor menggunakan informasi
arus kas sebagai pengukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomis serta mampu menyediakan dasar proyeksi arus kas di masa yang
akan datang yang cenderung diukur melalui harga atau return saham.
2.5 Economic Value Added EVA
2.5.1 Pengertian EVA Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward
Management Service yang merupakan perusahaan konsultan dari Amerika Serikat. Stern Steward menghitung EVA sebagai laba operasi setelah pajak
after tax operating income yang dikurangi dengan total biaya modal. Stern Steward melakukan beberapa penyesuaian terhadap laba
operasi setelah pajak yang disusun menurut Standar Akuntansi Keuangan, menurut mereka penyesuaian perlu dilakukan untuk menghilangkan
kemungkinan distorsi yang ditimbulkan oleh Standar Akuntansi Keuangan. Penyesuaian yang dilakukan adalah dengan menambahkan cadangan-
cadangan ekuitas ekuivalen ke modal serta menambahkan beban periodik dari cadangan-cadangan tersebut ke laba operasi setelah pajak.
Total biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian yang dituntut investor atas modal yang diinvestasikan di
perusahaan. Besarnya kompensasi tergantung pada tingkat risiko perusahaan yang bersangkutan. Total modal operasi yang diberikan oleh
investor adalah jumlah dari utang yang dikenakan bunga, saham preferen dan ekuitas saham biasa yang digunakan untuk memperoleh aktiva operasi
bersih perusahaan, yaitu modal kerja operasi bersih plus aktiva tetap bersih.
Brigham dan Houston 2006::69, EVA adalah salah satu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang
bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. Alasan yang paling penting mengapa EVA berbeda dari laba akuntansi adalah
dikurangkannya biaya modal ekuitas ketika menghitung EVA. Faktor- faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan adalah antara
lain penyesuaian-penyesuaian yang dapat dilakukan untuk penyusutan, untuk biaya penelitian dan pengembangan, untuk valuasi persediaan dan
sebagainya. EVA mencerminkan laba residual yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas telah dikurangkan sedangkan
laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas. EVA menyajikan suatu ukuran yang baik mengenai sampai sejauh
mana perusahaan telah memberikan tambahan pada nilai pemegang saham. Oleh karenanya, jika manajer berfokus pada EVA, hal ini akan dapat
membantu memastikan bahwa mereka telah menjalankan operasi dengan
cara yang konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. EVA dapat dihitung untuk divisi-divisi sekaligus juga
untuk perusahaan secara keseluruhan, sehingga dapat menjadi dasar yang berguna untuk menentukan kompensasi manajerial pada seluruh tingkatan.
2.5.2 Menghitung EVA Rumus untuk menghitung EVA adalah sebagai berikut:
EVA = NOPAT – Capital Charges
Young, S David Stephen O Bryne, 2001 Young, S David Stephen O Bryne 2001, berikut ini varibel pembentuk
EVA : 1. Menghitung Nilai Laba Operasi Bersih Setelah Pajak atau Net
Operating Profit After Tax NOPAT NOPAT merupakan laba operasi ditambah dengan biaya bunga.
NOPAT = laba operasi + biaya bunga 2. Menghitung Nilai Invested Capital
Invested Capital merupakan pinjaman jangka pendek + ekuitas pemegang saham atau total hutang dan ekuitas.
Invested Capital = Total hutang + Ekuitas Pemegang Saham Rata-rata IC =
3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang WACC WACC adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal.
WACC = [Pd x kd 1-T] + [Pe x ke] 4. Menghitung Tingkat Modal dari Hutang Pd
Dimana diketahui dari perbandingan antara tingkat hutang dengan jumlah hutang dan ekuitas.
Tingkat modal Pd = 5. Menghitung biaya hutang jangka pendek kd
Dimana cost of debt diketahui dari perbandingan antara beban bunga dengan jumlah pinjaman bank jangka panjang.
Cost of Debt kd = 6. Menghitung pajak penghasilan T
Dari data laporan laba rugi maka diketahui pajak penghasilan berasal dari beban pajak berbanding dengan laba sebelum pajak.
Tingkat pajak T = 7. Menghitung Cost of Equity ke
Dimana dapat diketahui dari perbandingan dividen yang diterima dengan harga saham.
Cost of Equity ke = Dimana : D = dividen yang diterima dan Po = harga saham
8. Menghitung tingkat modal dari ekuitas Pe Diantara dapat diketahui dari perbandingan antara total ekuitas dengan
jumlah hutang dan ekuitas. Tingkat modal Pe =
9. Menghitung Capital Charges Adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas
risiko usaha dari modal yang ditanamkan. Capital Charges = WACC + Rata-rata Invested Capital
2.5.3 Kelebihan EVA Bramanti 2006:20, kelebihan EVA antara lain sebagai berikut :
1. EVA bermanfaat untuk digunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan
nilai value creation. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen akan berpikir
dan bertindak seperti halnya para pemegang saham yaitu memilih investasi
yang memaksimumkan
tingkat pengembalian
dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat
dimaksimumkan. 2. Metode EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau
proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. Proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA
yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian proyek tersebut sebaiknya diambil
begitu juga sebaliknya, bila proyek tidak menguntungkan maka tidak perlu diambil.
3. Perhitungan EVA relatif lebih mudah dilakukan, hanya yang menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data
yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam. Selain itu, EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding
seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio.
Pradhono 2004:144, keunggulan EVA sebagai pengukur kinerja terletak pada kemampuannya untuk menyatukan tiga fungsi penting
manajemen, yaitu capital budgeting, performance appraisal dan incentive compensation. Keputusan capital budgeting didasarkan pada discounted
EVA, kinerja unit bisnis bisa diukur dengan EVA dan kompensasi insentif bisa tergantung pada unit EVA relatif terhadap target yang tepat.
2.5.4 Kelemahan EVA Pradhono 2004:144, EVA sebagai ukuran kinerja juga
mempunyai beberapa keterbatasan antara lain : 1. Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi
dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan. 2. Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga
manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka panjang karena bisa mengakibatkan penurunan nilai EVA dalam periode yang
bersangkutan. Hal ini bisa mengakibatkan turunnya daya saing perusahaan di masa depan.
3. EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa meningkatkan kinerja keuangan. Tanpa balanced scorecard, strategi
value based management memang dapat menurunkan biaya dan
meningkatkan intensitas aktiva tetapi akan kehilangan kesempatan menciptakan tambahan nilai yaitu strategi pertumbuhan pendapatan
jangka panjang melalui investasi pelanggan, inovasi, perbaikan proses, teknologi informasi dan kemampuan karyawan.
4. Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu. Penggunaan EVA untuk mengevaluasi kinerja keuangan mungkin tidak tepat untuk
beberapa perusahaan
misalkan perusahaan
dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi seperti pada sektor teknologi. 5. Tidak bisa diterapkan pada masa inflasi. EVA tidak dapat digunakan
selama periode inflasi untuk mengestimasi profitabilitas aktual. 6. Memerlukan tambahan biaya. Penggunaan EVA akan meningkatkan
auditing fees dan bisa menimbulkan potential litigation costs. Bramanti 2006:21, kelemahan EVA antara lain sebagai berikut:
1. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu saham tertentu, sehingga bisa saja suatu perusahaan mempunyai EVA pada
tahun yang berlaku yang positif tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena EVA di masa datangnya yang negatif. Padahal sebenarnya nilai
suatu perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan, maka untuk menilai kinerja perusahaan menggunakan
EVA harus melihat EVA masa kini dan mendatang. 2. Secara konseptual EVA memang lebih unggul dibanding pengukur
tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu EVA dapat diterapkan dengan mudah. Proses perhitungan EVA memerlukan
estimasi biaya modal yang sulit dilakukan dengan tepat terutama untuk perusahaan yang belum go public. Untuk perusahaan yang
sudah go public, tingkat biaya modal dan ekuitas dapat diperkirakan dengan menggunakan capital asset pricing model CAPM atau
market model. 3. EVA hanya mengukur hasil akhir result. Konsep ini tidak mengukur
aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
2.5.5 Cara Meningkatkan EVA Steward, manajemen dapat melakukan banyak hal yang
menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini Utomo dalam
Bramanti, 2006:22 : 1. Improve Operating Efficiency, meningkatkan laba operasi tanpa
adanya tambahan modal. 2. Achieve Profitable Growth, menginvestasikan modal baru ke dalam
proyek yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3. Rational and exit Underwarding Business, Liquiditas Unproductive
Capital or Curtail Investment in Rewarding Project, menarik modal- modal dari aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.
Laba operasi ditingkatkan tanpa adanya tambahan modal, berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisisen untuk
mendapatkan keuntungan optimal. Selain itu dengan berinvestasi ke
proyek-proyek yang menerima return yang lebih besar daripada biaya modal Cost of Capital yang digunakan, berarti manajemen hanya
mengambil proyek yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan. 2.5.6 Ukuran Kinerja EVA
Harjito dan Aryayoga 2009:14 EVA yang merupakan sebagai alat ukur kinerja, sesuai digunakan untuk menilai kinerja operasional
karena mempertimbangkan required rate of return yang dituntut oleh investor dan kreditor. Oleh sebab itu perlu dipahami dalam rumusan yang
sederhana: 1. Jika EVA 1 berarti menunjukkan adanya nilai tambah ekonomi
terhadap perusahaan selama operasionalnya. 2. Jika EVA = 0 berarti perusahaan berada pada kondisi impas yang
berarti return yang diharapkan sama dengan yang terdahulu selama operasionalnya.
3. Jika EVA 0 mengindikasikan bahwa perusahaan gagal memenuhi harapan para investornya.
2.6 Market Value Added MVA