Teori yang Mendasari Pembelajaran NHT dengan Media Video

proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat mempekaya pemaparanHamdani, 2011:254. Menurut Wibawa 2001:72 video memiliki kelebihan yaitu: : a. Penyajianya tidak memerlukan ruang gelap b. Program dapat diputar berulang ulang c. Program sajian yang rumit atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajianya,dan d. Mudah dikontrol oleh guru Penelitian ini menggunakan media video pembelajaran karena media video pembelajaran memungkinkan kita dapat mencapai peristiwa langka dan sukar dicapai. Dengan adanya video pembelajaran peserta didik akan dapat merasa lebih dekat, seolah-olah menyaksikan sendiri peristiwa tersebut. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan.

2.1.6 Teori yang Mendasari Pembelajaran NHT dengan Media Video

Pembelajaran Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi Trianto, 2007: 13. Salah satu tujuan penggunaan pembelajaran konstruktivistik adalah peserta didik belajar caca-cara mempelajari sesuatu dengan cara memberikan pelatihan untuk mengambil prakarsa belajar. Untuk mendorong agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar, maka: a lingkungan belajar harus menunjukkan suasana demokratis, b kegiatan pembelajaran berlangsung interaktif terpusat pada peserta didik, c pendidik memperlancar proses belajar sehingga mampu mendorong peserta didik melakukan kegiatan belajar mandiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya Rifa’i, 2009: 227. Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Piaget menyatakan perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Tabel 2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tingkat Usia yang Sesuai Karakter Sensorimotor 0-2 tahun Mulai menggunakan imitasi meniru, memori, dan pikiran. Mulai mengetahui bahwa objek tidak sirna ketika hilang. Berubah dari tindakan refleks menuju aktivitas dengan tujuan terarah. Praoperasional 2-7 tahun Mulai perkembangan bahasa dan kemampuan untuk berpikir dengan bentuk simbolis. Mampu memikirkan operasi secara logis dengan satu petunjuk. Memiliki kesulitan untuk mengetahui sudut pandang orang lain. Operasional Konkret 7-11 tahun Mampu memecahkan masalah-masalah konkret yang ada dengan cara logis. Memahami hukum perlindungan dan mampu mengklasifikasi dan mengurutkan. Memahami reversibilitas. Operasional Formal 11-15 tahun Mampu memecahkan masalah abstrak dengan cara logis. Pemikiran menjadi lebih ilmiah. Mengembangkan perhatian atas isu-isu sosial, identitas. Trianto, 2007: 14-16 Teori pemrosesan informasi Trianto, 2007: 21-24 menjelaskan tentang pemrosesan, penyimpanan, dan pemenggilan kembali pengetahuan dan otak. Peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi-transformasi informasi dari input stimulus ke output respon. Model pemrosesan informasi mempunyai empat tahapan yaitu: a. Pentingnya pengetahuan awal, adalah sekumpulan pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka, dan apa yang ia bawa kepada suatu pengalaman belajar baru Nur dalam Trianto, 2007:21. b. Register penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera penglihatan, pendengaran, peraba, pembau, dan pengecap. c. Sistem penyimpanan memori jangka pendek, dalam jumlah yang terbatas dan dalam waktu yang terbatas beberapa detik. d. Memori jangka panjang adalah tempat dimana pengetahuan disimpan secara permanen untuk dipanggil lagi kemudian, apabila ingin digunakan Arends dalam Trianto, 2007: 23. Gambar 2.2 Skema pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk dalam Lapono, 2008: 1-22 Teori belajar bermakna oleh david Ausubel yaitu belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang Dahar dalam Trianto, 2007: 25. Dengan demikian agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yng sudah ada dalam struktur kognisi siswa. Teori pembelajaran sosial Vygotsky dalam trianto, 2007: 26, berpendapat bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. teori Vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan diantara orang dan lingkungan, yang mencakup objek, aryifak, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain dalam Anni, 2009:34. Proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka yang disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS VB SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

1 12 354

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VB SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

1 51 241

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMATIK MUATAN IPS MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBASIS MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD N NGALIYAN 03 SEMARANG

0 37 217

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG

0 7 326

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

0 6 324

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 2 292

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI DENGAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS IV SD NGALIYAN 01 SEMARANG

0 12 357

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15