Derajat keasaman Oksigen Terlarut DO

Salinitas laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai Nontji, 1987. Masing-masing rumput laut dapat tumbuh dengan baik pada kisaran salinitas tertentu tergantung pada toleransi dan adaptasinya terhadap lingkungan Trono dan Fortes, 1988. Gracillaria sp. dapat tumbuh pada kisaran salinitas yang tinggi dan dapat tahan sampai 50‰.

2. Derajat keasaman

Derajat keasaman pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam perairan dan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. pH juga merupakan faktor lingkungan yang mengendalikan fitoplankton dalam proses pengambilan nutrien, keseimbangan nutrien karbondioksida, fosfat, dan nitrogen sangat sensitif terhadap perubahan pH menurut Smith in Muntsji 1972. Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aktivitas biologi seperti fotosintesis dan respirasi organisme, suhu, dan keberadaan ion-ion dalam perairan tersebut Pescod, 1973. Menurut Smith in Muntsji 1972, pH air laut berkisar antara 7.9 - 8.3. Dengan meningkatnya pH akan berpengaruh terhadap kehidupan rumput laut. Kisaran toleransi pH dimana alga ditemukan adalah sebesar 6.8 - 9.6 Luning, 1990.

3. Nutrien

Rumput laut sebagai tanaman berklorofil memerlukan nutrien sebagai bahan baku fotosintesis. Dawes 1981 menyatakan bahwa unsur nitrogen dan fosfor diperlukan rumput laut bagi pertumbuhannya dan umumnya unsur fosfor diserap dalam bentuk ortofosfat sedangkan nitrogen diserap dalam bentuk nitrat, nitrit maupun a mmonium.

a. Nitrogen

Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer bumi mengandung sekitar 78 gas nitrogen. Meskipun ditemukan dalam jumlah berlimpah di lapisan atmosfer akan tetapi nitrogen harus difiksasi terlebih dahulu menjadi senyawa ammonia NH 3 , ammonium NH 4 , dan nitrat NO 3 agar bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan Boyd, 1988. Ammonia di perairan merupakan hasil pemecahan nitrogen organik protein dan urea dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air, berasal dari dekomposisi bahan organik tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati yang dilakukan oleh mikroba dan jamur. Proses ini dikenal dengan istilah ammonifikasi Effendi, 2003, ditunjukkan dalam persamaan reaksi sebagai berikut: CONH2 + H 2 O 2NH 3 + CO 2 4NH 3 + 7O 2 4NO 2 + 6H 2 O Ammonifikasi 2NO 2 + O 2 2 NO 3 Nitrifikasi Nitrat NO 3 adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami yang merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Konsentrasi nitrat di perairan terbentuk dalam proses nitrifikasi. Proses ini adalah proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat oleh bakteri ototrof yang berlangsung dalam kondisi aerob. Nitrit NO 2 biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, kadarnya lebih kecil daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaa n oksigen Novotny dan Olem, 1994. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat nitrifikasi, dan antara nitrat dan gas nitrogen denitrifikasi. Kadar nitrit diperairan alami sekitar 0.001 mgl dan sebaiknya kadar nitrit tidak melebihi 0.05 mgl karena dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif Moore, 1991. Tabel 2. Kandungan N mgl pada Suhu dan Salinitas yang berbeda Colt, 1984 Salinitas ppt Suhu C 5 10 15 20 25 10 17,53 16,93 16,36 15,81 15,27 15 15,82 15,31 14,81 14,32 13,86 20 14,41 13,96 13,52 13,09 12,68 25 13,22 12,82 12,43 12,05 11,69 30 12,21 11,85 11,5 11,17 10,84

b. Ortofosfat

Di perairan tidak ditemukan uns ur fosfor dalam bentuk bebas sebagai elemen tetapi dalam bentuk anorganik yang terlarut seperti ortofosfat PO 4 -P dan polifosfat. Keberadaan fosfor di perairan alami biasanya relatif kecil, kadarnya lebih sedikit daripada nitrogen, karena sumber fosfor yang lebih sedikit dibandingkan dengan sumber nitrogen di perairan. Sumber alami fosfor adalah dari pelapukan bahan mineral dan berasal dari dekomposisi bahan organik. Sedangkan bentuk fosfor yang dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik adalah ortofosfat. Tabel 3. Klasifikasi Kesuburan Perairan Berdasarkan Kandungan PO 4 -P Boyd, 1988 Kisaran Nilai Satuan Tingkat Kesuburan 0,000 – 0,020 Ppm PO 4 -P Rendah 0,021 – 0,050 Ppm PO 4 -P Sedang 0,051 – 0,100 Ppm PO 4 -P Tinggi 0,201 Ppm PO 4 -P Sangat Tinggi

4. Oksigen Terlarut DO

Oksigen terlarut merupakan unsur penting yang sangat diperlukan dalam melakukan respirasi dan menguraikan zat organik oleh mikroorganisme Harvey, 1992. Oksigen terlarut adalah besarnya kandungan oksigen yang terlarut da lam air yang biasa dinyatakan dalam satuan mgl. Kelarutan oksigen di perairan dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di udara maupun di air, kadar garam dan unsur-unsur yang mudah teroksidasi di dalam perairan. Semakin meningkat suhu air, kadar garam, dan tekanan gas-gas terlarut maka semakin berkurang kelarutan oksigen dalam air Wardoyo, 1981. Peningkatan suhu sebesar 1 ºC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10 Brown, 1987 in Effendi, 2003.

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dan dilaksanakan pada bulan April 2005 sampai Juni 2005 di Laboratorium Pollutant Control Biotrop. Analisa fisika dan kimia dilakukan di Laboratorium tanah di Biotrop dan Laboratorium Lingkungan Dept. BDP, FPIK, IPB.

B. Bahan Uji Penelitian 1. Rumput Laut

Rumput laut yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil budidaya tambak di Brebes. Rumput laut dibawa ke Bogor dengan menggunakan sterofoam, dimana air laut dimasukkan ke dalam sterofoam sehingga rumput laut akan tetap segar. Penutup sterofoam dibuka dengan tujuan supaya rumput laut tetap mendapat pasokan oksigen. Rumput laut ditampung dengan menggunakan bak penampungan yang mendapat aerasi dengan tujuan agar rumput laut tetap terjaga dalam kondisi yang segar. Pemilihan Gracillaria sp. uji dalam penelitian utama ini diupayakan seragam dan masih berumur muda. Hal ini dikarenakan menurut Widyanto dan Susilo 1997, kecepatan penyerapan mineral per satuan berat kering tumbuhan lebih besar pada permulaan pertumbuhan dibandingkan bila tumbuhan itu sudah tua. Gracillaria sp .yang digunakan memiliki umur yang sama serta memiliki berat basah dan kondisi yang sama.

2. Air Laut

Air laut yang digunakan berasal dari toko akuarium ikan hias, dimana air laut tersebut mengalami proses pengendapan serta penyaringan terlebih dahulu. Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan planktonnet dengan tujuan untuk mengurangi plankton pada air laut.