Pemaknaan Temuan Penelitian PEMBAHASAN

4.2. PEMBAHASAN

4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian

Pemaknaan temuan penelitian ini didasarkan pada hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media audio visual pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang. 4.2.1.1. Hasil Observasi Keterampilan Guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada siklus I a. Keterampilan guru Keterampilan guru pada siklus I mendapatkan skor 24 dengan rata-rata 2,4 dan termasuk kategori baik. Pada kegiatan pra pembelajaran guru mengucapkan salam, mengkondisikan kelas dan mengkondisikan siswa agar iklim belajar dapat tercipta dengan kondusif dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Guru mempersiapkan media pembelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru tidak memimpin berdoa sebelum memulai pembelajaran, hal ini dikarenakan pembelajaran tidak dilaksanakan pada jam pertama. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai hal yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa antusias menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. Setelah melakukan apersepsi guru belum memberikan motivasi belajar kepada siswa serta penyampaian apersepsi yang dilakukan belum sepenuhnya dipahami siswa, hal ini menyebabkan masih ada siswa yang belum aktif menanggapi apersepsi. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal yang belum dilakukan guru dalam kegiatan ini yaitu guru belum menulis tujuan pembelajaran di papan tulis. Indikator melakukan apersepsi dan motivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran termasuk indikator yang memiliki skor rendah dibandingkan dengan indikator yang lain. Hal ini disebabkan keterampilan guru dalam membuka pelajaran belum optimal dan harus ditingkatkan pada siklus berikutnya. Guru melakukan kegiatan pra pembelajaran dan membuka pelajaran untuk menciptakan kesiapan mental siswa dalam menerima pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:84 membuka pelajaran merupakan kegiatan yang menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian siswa agar siswa memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan dilakukan. Keterampilan menjelaskan materi termasuk dalam kategori baik. Guru menjelaskan materi menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa, menggunakan contoh dan ilustrasi saat menjelaskan, serta menggunakan suara yang jelas sehingga sebagian besar siswa mempehatikan penjelasan materi dari guru. Namun dalam kegiatan ini masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan materi dari guru. Menjelaskan merupakan suatu aspek yang penting mengingat dalam pembelajaran guru dituntut untuk memberikan penjelasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:80 yang diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan antara lain penggunaan contoh sesuai dengan garis besar materi, penekanan pada saat menjelaskan, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Indikator mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi mendapatkan skor 3 dalam hal ini guru telah mengajukan pertanyaan untuk seluruh kelas, pertanyaan disampaikan dengan jelas dan singkat, dan soal diberikan dari soal sederhana sampai yang lebih kompleks. Pada kegiatan ini guru belum memberikan kesempatan berpikir kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan, hal ini dikarenakan siswa merasa sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut sehingga siswa langsung menjawab secara langsung tanpa memerlukan waktu berpikir. Hal yang telah dilakukan guru sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:70 komponen keterampilan bertanya meliputi penjelasan jelas dan singkat, pemusatan perhatian, penyebaran pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, dan pemberian waktu berpikir. Skor yang diperoleh pada indikator menggunakan media audio visual adalah 3 dengan rincian guru telah menyiapkan media audio visual, isi pesan sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta media menarik dan mudah diingat. Namun pada kegiatan pembelajaran guru mengalami kendala teknis yang cukup menyita waktu yaitu kabel pada LCD sering bergeser karena dipegang siswa hal ini menyebabkan gambar yang ditayangkan menjadi sempat hilang dari LCD. Penggunaan media merupakan salah satu variasi yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Aswan 2010:167-172 variasi penggunaan media dapat membuat perhatian siswa menjadi lebih tinggi, mendorong beripikir, dan meningkatkan kemampuan belajar. Indikator membimbing siswa dalam kelompok mendapatkan skor 2. Pada kegiatan membimbing kelompok guru menanyakan kesulitan yang di hadapi tiap kelompok, serta membimbing siswa saat presentasi di depan kelas. Namun guru belum membimbing secara merata kepada setiap kelompok, hal ini dikarenakan posisi tempat duduk yang menghalangi guru untuk berkeliling kelas membimbing kelompok. Guru juga belum memberikan dorongan kepada siswa agar aktif dalam kelompoknya. Pada kegiatan ini suasana kelas sedikit gaduh namun masih dalam konteks pembelajaran. Mulyasa 2010:89 mengungkapkan pengajaran kelompok kecil merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing kelompok seperti: memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, memperluas masalah atau urutan pendapat, meningkatkan partisipasi siswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, serta melakukan pendekatan secara pribadi saat membimbing diskusi. Pengelolaan kelas mendapatkan skor 2. Pada keterampilan ini guru telah menciptakan kondisi kelas yang kondusif, serta memusatkan perhatian siswa pada permasalahan yang dibahas dalam diskusi kelompok. Namun dalam kegiatan ini guru belum memberikan nasehat maupun teguran kepada siswa yang membuat kegaduhan pada saat diskusi berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I melebihi alokasi waktu yang telah direncanakan hal ini dikarenakan pengelolaan pembelajaran belum dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:91 dalam keterampilan mengelola kelas memiliki komponen-komponen seperti: penciptaan dan pemeliharaan iklim belajar yang optimal, memusatkan perhatian kelompok, memberi teguran secara bijaksana serta memberi penguatan ketika diperlukan. Namun efisiensi pengelolaan waktu dalam pembelajaran pada siklus I belum optimal serta guru belum tegas memberikan peringatan kepada siswa yang membuat gaduh dalam kegiatan diskusi. Keterampilan memberikan penguatan pada siklus I dilakukan dengan pemberian penguatan verbal. Pemberian penguatan diberikan segera setelah kejadian terjadi. Pada pelaksanaan siklus I guru belum optimal dalam melakukan penguatan non verbal serta variasi dalam pemberian penguatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010: 77-78 pemberian penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku siswa. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan non verbal dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari respon yang negatif. Pada indikator menutup pelajaran mendapatkan skor 2. Pada kegiatan penutup pembelajaran guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari dengan melibatkan siswa. Guru membagikan soal evaluasi dan memberikan waktu selama 20 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada kegiatan penutup guru belum melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan serta belum memberikan tindak lanjut. Hal ini dikarenakan keterampilan guru dalam menutup pelajaran masih belum optimal serta pengelolaan waktu pembelajaran yang kurang efisien sehingga mengakibatkan ada deskriptor belum tampak pada pelaksanaan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Susanto 2013:49 hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan menutup pelajaran seperti menyimpulkan pembelajaran, melaksanakan penilaian akhir, mengkaji hasil penilaian akhir, dan melakukan tindak lanjut jika diperlukan. b. Hasil observasi aktivitas siswa Kesiapan siswa sebelum menerima pembelajaran mendapatkan rata-rata skor 2,6 dengan kategori baik. Sebagian besar siswa siap menerima pelajaran ditunjukan dengan siswa datang tepat waktu, duduk ditempatnya dengan tertib, menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Namun masih terdapat siswa yang tidak menyiapkan buku pelajaran dan alat tulisnya. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran termasuk dalam mental activities kegiatannya seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, serta mengambil keputusan. Indikator menanggapi apersepsi mendapatkan rata-rata skor 2,15 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukan dengan siswa menanggapi apersepsi, tanggapan sesuai dengan materi, 7 siswa aktif memberikan tanggapan serta tanggapan secara jelas dan mudah dipahami siswa. Masih terdapat siswa yang belum aktif memberikan tanggapan, tanggapan hanya dilakukan sesekali dan tanggapan yang diberikan belum disampaikan secara jelas dan mudah dipahami siswa lain. Menurut Diedrich Aktivitas menanggapi apersepsi termasuk dalam oral avtivities kegiatannya meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi Sardiman 2011:101. Sesuai dengan pendapat Hamdani 2010:22 bahwa prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran meliputi: kesiapan belajar, perhatian, motivasi, keaktivan siswa, mengalami sendiri, pengulangan, materi pelajaran yang menantang, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru serta media audio visual termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukan dengan sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan dengan seksama, mampu menjawab pertanyaan dari guru dan memberi contoh di kehidupan sehari-hari. Namun masih terdapat siswa yang kurang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru maupun media audio visual. Siswa hanya memperhatikan media audio visual tanpa mengajukan pertanyaan, hal ini menunjukan guru harus menumbuhkan keberanian kepada diri siswa untuk beranin bertanya. Hal isi sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:80 bahwa penjelasan harus menarik perhatian siswa sehingga siswa fokus dalam pembelajaran. Kegiatan memperhatikan penjelasan guru serta media audio visual termasuk ke dalam emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup dan listening activities kegiatannya antara lain mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. Indikator aktif bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas masih termasuk dalam kategori kurang. Hal ini menunjukan keberanian siswa dalam bertanya masih perlu dikembangkan lagi terbukti hanya 8 siswa yang aktif bertanya, pertanyaan sesuai materi dan mengangkat tangan sebelum bertanya serta penggunaan bahasa yang baik dalam mengajukan pertanyaan. Siswa masih memerlukan rangsangan untuk berani bertanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dierdrich bertanya merupakan salah satu aktivitas belajar siswa oral activities Sardiman 2011:101. Berpijak dari pertanyaan yang diberikan siswa maka akan terjadi interaksi dengan orang lain, sesuai dengan pendapat Piaget bahwa pengetahuan sosial dibentuk melalui interaksi seseorang dengan orang lain Suprijono 2009:31. Aktivitas bekerja kelompok dan presentasi hasil diskusi kelompok pada siklus I termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata masing-masing 2,15 dan 2. Hal ini ditunjukan dengan kegiatan diskusi kelompok secara umum berjalan dengan baik, siswa mendiskusikan tugas yang diberikan guru. Indikator bekerja kelompok dengan baik memperoleh skor yang lebih rendah dibandingkan dengan indikator lain hal ini disebabkan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil dan mengajar kelompok kecil dan perorangan yang belum optimal sehingga masih terdapat siswa yang masih bermain sendiri dalam kegiatan diskusi sehingga suasana menjadi sedikit gaduh. Pada saat presentasi hasil diskusi dilakukan masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan. Sesuai pendapat Prijanto siswa yang sebelumnya bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya Wena 2009:198. Penunjukan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi secara acak membuat semua siswa siap sesuai dengan kelebihan Numbered Heads Together menurut Hamdani 2010:90 yaitu semua siswa menjadi siap dan bersungguh- sungguh dalam melakukan diskusi. Kegiatan menyimpulkan pembelajaran berlangsung dengan baik. Siswa antusias untuk terlibat dalam membuat simpulan pembelajaran. Siswa menggunakan bahasa yang baik serta menanyakan kesulitan pada guru. Pada kegiatan ini hanya beberapa siswa saja yang mencatat materi yang dianggap penting hal ini dikarenakan sebagian besar siswa sudah merasa memahami materi tanpa perlu mencatatnya. Menurut Mulyasa 2010:88 penarikan kesimpulan merupakan cara meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan untuk memantapkan poko-pokok bahasan materi yang telah disajikan. Kegiatan mengerjakan evaluasi berjalan dengan baik. Namun masih terdapat siswa yang melebihi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi sehingga guru harus menunggu sampai semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:88 evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektivan pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh siswa. Mengerjakan evaluasi termasuk dalam writing activities kegiatan belajarnya seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. c. Hasil belajar siswa Data hasil belajar kognitif pada siklus I pada pembelajaran IPS memperoleh nilai terendah 25, nilai tinggi 90 dengan rata-rata 65,19 dan ketuntasan klasikal 65,38. Presentase hasil belajar afektif sebesar 74,48 dengan kategori siswa memiliki sikap positif, dan pada ranah psikomotor hasil belajar mendapatkan 51,5 dengan kategori siswa memiliki keterampilan yang baik dalam pembelajaran IPS. Hasil belajar tersebut menunjukan bahwa peningkatan terjadi tidak hanya pada ranah kognitif, namun juga pada ranah afektif dan psikomotor. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto 2013:138 bahwa pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia di bidang nilai dan sikap, pengetahuan, serta kecakapan dasar yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya kehidupan sosial masyarakat. 4.2.1.2.Hasil Observasi Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa, dan Hasil Belajar Siswa Siklus II a. Hasil observasi keterampilan guru Pada pelaksanaan siklus II, hasil observasi keterampilan guru diperoleh skor 29. Rata-rata skor yang diperoleh tersebut adalah 2,9 dengan kategori baik. Pada pra pembelajaran guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, dan mempersiapkan laptop, speaker, dan LCD. Sebelum memulai pembelajaran guru tidak memimpin berdoa, hal ini dikarenakan pembelajaran siklus II tidak dilaksanakan pada jam pertama. Pada kegiatan awal guru membuka dengan apersepsi, guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Pengaitan materi dilakukan dengan tanya jawab dengan siswa. Setelah melakukan apersepsi pemberikan motivasi belajar agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran belum dilakukan secara optimal oleh guru. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini tujuan pembelajaran belum ditulis di papan tulis. Menurut Susanto 2013:49 Proses membuka pelajaran memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal yang paling utama dalam membuka pelajaran adalah memberi motivasi, menarik perhatian siswa, serta memberikan acuan bagi siswa tentang maksud dan tujuan pembelajaran. Penjelasan materi dimulai dari orientasi pada permasalahan yang akan dipelajari dan menggunakan contoh ilustrasi yang terdapat dalam kehidupan sehari- hari serta disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan penggunaan suara yang jelas pada saat menjelaskan. Namun tekanan yang diberikan pada saat menjelaskan materi belum dilakukan secara optimal oleh guru. Sesuai dengan pendapat Suprijono 2009:74 mengenai langkah pembelajaran Problem Based Learning bahwa penjelasan materi dimulai dengan orientasi permasalahan kepada siswa. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penjelasan materi. Guru telah menyampaikan pertanyaan secara singkat dan jelas, penyebaran partisipasi dalam menjawab pertanyaan, dan urutan pemberian pertanyaan dari soal yang sederhana kepada yang lebih kompleks. Hampir sama dengan siklus I guru belum memberikan kesempatan berpikir kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Siswa langsung menjawab pertanyaan yang diberikan guru tanpa memerlukan waktu berpikir hal dikarenakan siswa sudah merasa bisa untuk menjawab. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010: 71-77 dalam bertanya guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan dari yang mudah kepada yang sukar kemudian kepada yang lebih sukar lagi. Keterampilan mengadakan variasi berupa penggunaan media pada siklus II termasuk dalam ketegori baik. Namun guru belum terampil menggunakan media hal ini disebabkan oleh adanya gangguan teknis pada kabel LCD serta listrik yang sempat padam sehingga mengulur waktu penayangan video permasalahan pencemaran lingkungan. Variasi dalam penggunaan media merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian siswa hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad 2013:91 bahwa media harus mempertunjukan sesuatu yang menarik perhatian siswa diikuti dengan jalinan logis keseluruhan tahap pembelajaran dan kemudian menuntun pada kesimpulan terhadap suatu materi. Diskusi kelompok pada siklus II berjalan baik. Guru telah membimbing secara merata kepada tiap kelompok, menanyakan kesulitan yang dihadapi tiap kelompok, dan membimbing siswa saat presentasi. Namun guru belum memberikan dorongan kepada siswa agar lebih aktif dalam kelompok hal ini menyebabkan masih terdapat siswa yang belum aktif dalam kegiatan diskusi. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:89 dalam membimbing diskusi guru hendaknya memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi, meningkatkan partisipasi anggota kelompok, serta membimbing untuk memudahkan belajar. Keterampilan mengelola kelas pada siklus II telah memunculkan 3 dari 4 deskriptor yang ada yaitu guru telah menciptakan kondisi kelas yang kondusif, memusatkan perhatian siswa pada permasalahan yang dibahas dalam diskusi kelompok, dan memberikan nasehat kepada siswa yang membuat kegaduhan. Namun pengelolaan waktu dalam pembelajaran masih belum efisien sehingga pembelajaran melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010: 91 dalam mengelola kelas guru harus menciptakan dan memelihara iklim pembelajaran yang optimal, pemusatan perhatian kelompok, memberi teguran kepada siswa yang berbuat gaduh, menjauhkan benda yang dapat menganggu konsentrasi serta meningkatkan kerjasama dan keterlibatan siswa dalam kelompok. Pemberian penguatan secara verbal serta pemberian penguatan diberikan segera setelah kejadian terjadi telah dilakukan oleh guru. Keterampilan memberikan penguatan termasuk dalam indikator yang memiliki skor rendah dibandingkan dengan indikator yang lain, hal ini dikarenakan guru lebih banyak memberikan penguatan verbal untuk merespon kejadian selama proses pembelajaran sehingga guru harus meningkatkan keterampilan memberikan penguatan khususnya pemberian penguatan secara non verbal serta variasi dalam pemberian penguatan. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:77-78 pemberian penguatan dapat dilakukan secara verbal dan non verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, dan kebermaknaan. Penguatan non verbal dapat dilakukan dengan cara gerakan mendekati siswa, sentuhan acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan menutup pelajaran dimulai dari pembuatan kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan melibatkan siswa, melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta memberikan soal evaluasi. Dalam kegiatan ini guru belum memberikan tindak lanjut. Sesuai dengan pendapat Susanto 2013:51 kegiatan penutup pelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, juga untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. b. Hasil observasi aktivitas siswa Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran termasuk dalam kategori sangat baik dengan rata-rata 3,49. Kesiapan siswa dapat dilihat dari semua siswa datang tepat waktu, duduk ditempatnya dengan tertib, serta menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Kegiatan menanggapi apersepsi termasuk dalam kategori baik dengan rata- rata 2,96 pada kegiatan ini sebagian besar siswa aktif memberikan tanggapan, tanggapan diberikan secara jelas dan mudah dipahami siswa lain. Sesuai dengan pendapat Elizabeth dalam Rifa’i dan Catharina 2009: 89 perilaku untuk ranah motorik salah satunya yaitu kesiapan, mencakup kesiapan mental dan kesiapan jasmani. Contoh kegiatan yang termasuk dalam aktivitas mental menurut Diedrich seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, melihat hubungan dan mengambil keputusan Sardiman 2011:101. Kegiatan memperhatikan media audio visual dan memperhatikan penjelasan guru termasuk dalam kategori baik. Siswa memperhatikan penayangan media dengan seksama, menanggapi pertanyaan dari guru, memberi contoh di kehidupan sehari- hari, tidak mengobrol dengan teman, dan tidak bermain sendiri. Namun masih terdapat siswa yang kurang serius dalam memperhatikan penjelasan dari guru dan penayangan media. Deskriptor yang belum muncul dalam memperhatikan media siswa belum mengajukan pertanyaan sesuai dengan gambar maupun video dalam media, hal ini menunjukan keinginan siswa untuk bertanya belum optimal guru harus bisa menumbuhkan keinginan bertanya pada diri siswa. Memperhatikan media audio visual dan penjelasan guru termasuk dalam listening activities menurut Diedrich yang termasuk dalam aktivitas ini seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato Sardiman 2011:101. Menurut Hamdani 2010:191 manfaat yang diperoleh dari penggunaan multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Aktivitas bertanya siswa tentang hal-hal yang belum jelas termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas dari siklus sebelumnya. Siswa telah berani menanyakan hal-hal yang kurang jelas dengan menggunakan bahasa yang baik dalam bertanya. Sesuai dengan pendapat Diedrich bahwa aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat tetapi dapat dilakukan dengan bertanya. Bertanya termasuk dalam oral activities kegiatannya seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi Sardiman 2011:101. Kegiatan berkelompok secara keseluruhan berjalan dengan baik dengan rata- rata 2,72. Hal tersebut ditunjukan dengan semakin banyak siswa yang aktif dan memberikan kontribusi kepada kelompoknya, serta membantu teman yang mengalami kesulitan. Namun masih terdapat siswa yang belum membantu kesulitan yang dihadapi teman satu kelompoknya. Dalam kegiatan berkelompok suasana kelas menjadi agak ramai namun masih dalam konteks pembelajaran. Guru telah mendorong siswa agar lebih aktif dalam memberikan kontribusi dalam kelompok. Sesuai pendapat Prijanto siswa yang sebelumnya bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya Wena 2008:198. Pada kegiatan ini termasuk dalam motor activities menurut Diedrich kegiatan belajarnya seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, dan oral activities seperti menyatakan pendapat, bertanya, saran Sardiman 2011:101. Kegiatan presentasi dilakukan oleh siswa yang ditunjuk nomornya. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya dengan di dampingi oleh guru. Dalam menyampaikan hasil diskusi siswa telah menggunakan kalimat yang baik, jelas dan mudah dipahami siswa lain. Sebelumnya siswa telah membuat laporan dengan baik. Kegiatan ini termasuk indikator yang memiliki skor rendah dibandingkan dengan indikator lain hal ini disebabkan oleh masih terdapat siswa yang kurang memberikan apresiasi terhadap hasil diskusi kelompok lain serta terdapat siswa yang kurang memperhatikan intonasi suara serta pemilihan kalimat pada saat membacakan hasil diskusinya sehingga mengakibatkan siswa lain kurang menangkap dengan jelas apa yang dibacakan siswa tersebut. Kegiatan ini termasuk dalam oral activities menurut Diedrich kegiatan belajarnya meliputi menyatakan, bertanya, mengeluarkan pendapat, memberi saran Sardiman 2011:101. Sesuai dengan Pendapat Hamdani 2010:90 model Numbered Heads Together memiliki kelebihan yaitu semua siswa menjadi siap dan bersungguh-sungguh dalam melakukan diskusi. Pada kegiatan penutup siswa dibimbing membuat simpulan pembelajaran yang telah dilakukan serta menanyakan kesulitan pada guru. Pada kegiatan ini siswa siswa antusias ingin terlibat dalam membuat simpulan pembelajaran. Namun masih saja terdapat siswa yang belum terlibat secara aktif dalam kegiatan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Sesuai pendapat Susanto 2013:51 pada kegiatan menutup pelajaran guru perlu membimbing siswa membuat garis-garis besar pelajaran yang telah dibahasa sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna esensi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam kegiatan evaluasi pada siklus II berjalan sangat baik, namun masih terdapat 5 siswa yang mengumpulkan soal evaluasi melebihi waktu yang telah ditentukan. Guru menunggu sampai semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi. Sesuai pendapat Utomo evaluasi pembelajaran berguna untuk mengetahui seberapa besar keefektivan pembelajaran yang dilakukan guru Susanto 2013:51. c. Hasil belajar siswa Data hasil belajar kognitif pada siklus II pada pembelajaran IPS memperoleh nilai terendah 40, nilai tinggi 90 dengan rata-rata 69,14 dan ketuntasan klasikal 79,31. Presentase hasil belajar afektif sebesar 91,04 dengan kategori siswa memiliki sikap sangat positif, dan pada ranah psikomotor hasil belajar mendapatkan 66,38 dengan kategori siswa memiliki keterampilan yang baik dalam pembelajaran IPS. Hasil belajar tersebut menunjukan bahwa peningkatan terjadi tidak hanya pada ranah kognitif, namun juga pada ranah afektif dan psikomotor. Sesuai dengan pendapat Susanto 2013:144 bahwa dalam pembelajaran IPS dikembangkan tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek ini merupakan acuan yang berorientasi untuk mnegembangkan pemilihan materi, strategi dan model pembelajaran. 4.2.1.3. Hasil Observasi Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa, dan Hasil Belajar Siswa Siklus III a. Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada pelaksanaan siklus III hasil observasi keterampilan guru mendapatkan skor 37. Rata-rata skor tersebut adalah 3,7 dengan kategori sangat baik. pada kegiatan pra pembelajaran guru telaha melakukan semua deskriptor yaitu mengkondisikan siswa, mempersiapkan media pembelajaran, mengucapkan salam dan presensi, serta memimpin doa sebelu memulai pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya, namun guru belum memberikan motivasi belajar kepada siswa. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran sesuai dengan materi, disampaikan dengan jelas serta menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa serta ditulis di papan tulis. Menurut Mulyasa 2010:84 membuka pelajaran merupakan kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian siswa, serta memusatkan perhatian siswa pada pelajaran yang akan berlangsung. Susanto 2013:49 mengemukakan proses membuka pelajaran memiliki kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan materi permasalahan kemiskinan di Indonesia dengan bahasa yang mudah dimengerti, pemberian tekanan, penggunaan contoh serta suara yang jelas pada saat menjelaskan. Dalam keterampilan menjelaskan ini termasuk dalam kategori sangat baik. Susanto 2013:49 mengemukakan bahwa penyampaian materi pelajaran merupakan kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Keterampilan bertanya guru pada siklus III telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu semua deskriptor sudah tampak. Guru telah menyampaikan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian waktu berpikir kepada siswa, penyebaran partisipasi dalam menjawab pertanyaan, dan urutan pemberian pertanyaan dari soal yang sederhana kepada yang lebih kompleks sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010: 71-77 dalam bertanya guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan dari yang mudah kepada yang sukar kemudian kepada yang lebih sukar lagi, pembeian pertanyaan yang jelas dan singkat, serta pemberian kesempatan berpikir. Keterampilan menggunakan media audio visual pada siklus III telah mengalami perbaikan dari siklus sebelumnya dan termasuk dalam kategori sangat baik. Guru telah menyiapkan media, terampil menggunakan media, isi pesan media sesuai dengan tujuan, serta media menarik dan mudah diingat. Permasalahan yang terjadi pada siklus sebelumnya sudah tidak terjadi lagi pada pelaksanaann siklus III Menurut pendapat Degeng adanya interaksi positif antara media pembelajaran dan siswa pada akhirnya akan mampu mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran Wena 2011:10. Diskusi kelompok pada siklus III berjalan dengan sangat baik. Guru telah membimbing secara merata kepada tiap kelompok, menanyakan kesulitan yang dihadapi tiap kelompok, dan membimbing siswa saat presentasi serta guru telah memberikan dorongan kepada siswa agar aktif dalam kelompok. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:89 dalam membimbing diskusi guru hendaknya memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi, meningkatkan partisipasi anggota kelompok, serta membimbing untuk memudahkan belajar. Pengelolaan kelas pada siklus III telah dilakukan dengan sangat baik. Guru telah menciptakan kondisi kelas yang kondusif, memusatkan perhatian siswa pada permasalahan yang dibahas dalam diskusi kelompok, memberikan nasehat kepada siswa yang membuat kegaduhan, dan perbaikan dari siklus sebelumnya yaitu pengelolaan waktu telah berlangsung lebih efisien sehingga pembelajaran dapat sesuai alokasi waktu. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:91 dalam mengelola kelas guru harus menciptakan dan memelihara iklim pembelajaran yang optimal, pemusatan perhatian kelompok, memberi teguran kepada siswa yang berbuat gaduh, menjauhkan benda yang dapat mengganggu konsentrasi serta meningkatkan kerjasama dan keterlibatkan siswa dalam kelompok. Pemberian penguatan secara verbal serta pemberian penguatan diberikan segera setelah kejadian terjadi telah dilakukan oleh guru. Guru telah memberikan penguatan non verbal yang merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya. Pada siklus III ini penguatan yang dilakukan tidak hanya penguatan positif namun guru juga memberikan penguatan negatif kepada siswa yang berbuat gaduh dengan memberikan penguatan secara non verbal. Namun keterampilan memberikan penguatan termasuk indikator yang memperoleh skor rendah dibandingkan dengan indikator lain, hal ini disebabkan karena dalam variasi pemberian penguatan yang diberikan guru kepada siswa belum dilakukan secara optimal. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2010:77-78 pemberian penguatan dapat dilakukan secara verbal dan non verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, dan kebermaknaan. Penguatan non verbal dapat dilakukan dengan cara gerakan mendekati siswa, sentuhan acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan. Keterampilan menutup pelajaran telah dilakukan dengan baik. guru telah membuat simpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa, melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta memberikan soal evaluasi. Namun guru belum memberikan tindak lanjut secara optimal hal ini dikarenakan guru hanya memberikan tindak lanjut berupa tugas tanpa menjelaskan secara rinci tahap- tahap dalam mengerjakan tugas yang diberikan tersebut. Sesuai dengan pendapat Susanto 2013:51 kegiatan penutup pelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, juga untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat baik. Sebanyak 22 siswa mendapatkan skor 4 pada indikator ini. Sedangkan 5 siswa memperoleh skor 3, hal ini menunjukan bahwa kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sangat baik ditandai dengan siswa datang tepat waktu, duduk ditempatnya dengan tertib, menyiapkan alat tulis serta buku pelajaran. Kegiatan menanggapi apersepsi mendapatkan skor rata-rata 3,41 dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan siswa menanggapi apersepsi dan disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami siswa lain. Sesuai dengan pendapat Elizabeth perilaku untuk ranah motorik salah satunya yaitu kesiapan, mencakup kesiapan mental dan kesiapan jasmani Rifa’i dan Catharina 2009:89. Contoh kegiatan yang termasuk dalam aktivitas mental menurut Diedrich seperti : menanggapi, mengingat, dan memecahkan soal Sardiman 2011:101. Indikator memperhatikan media audi visual mendapatkan skor rata-rata 3 dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan siswa memperhatikan dengan seksama, menanggapi pertanyaan dari guru, memberi contoh di kehidupan sehari- hari. Dalam hal ini masih terdapat deskriptor yang belum muncul yaitu siswa tidak berani mengajukan pertanyaan sesuai dengan gambar di dalam video, hal ini dapat berarti dual hal pertama siswa telah memahami materi dalam media sepenuhnya yang kedua siswa kurang berani mengungkapkan pertanyaan. Indikator memperhatikan penjelasan guru mendapatkan skor rata-rata 3,19 dengan kategori sangat baik. hal ini ditunjukan dengan siswa memperhatikan dnegan seksama, mampu menjawab pertanyaan dari guru, tidak mengobrol dengan teman lain serta tidak bermain sendiri. Namun masih terdapat siswa yang kurang fokus memperhatikan penjelasan dari guru. Menurut Hamdani 2010:191 manfaat yang diperoleh dari penggunaan multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mnegajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Aktivitas bertanya siswa tentang hal-hal yang belum jelas mendapatkan skor rata-rata 3,19 termasuk dalam kategori sangat baik. Hal menunjukan adanya peningkatan aktivitas dari siklus sebelumnya. Siswa telah berani menanyakan hal-hal yang kurang jelas dengan menggunakan bahasa yang baik dalam bertanya. Sesuai dengan pendapat Diedrich bahwa aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat tetapi dapat dilakukan dengan bertanya. Bertanya termasuk dalam oral activities kegiatan belajarnya seperti menyatakan, bertanya, mengeluarkan pendapat, memberi saran Sardiman 2011:101. Kegiatan berkelompok secara keseluruhan berjalan dengan sangat baik dengan rata-rata 3,37. Hal tersebut ditunjukan dengan semakin banyak siswa yang aktif dan memberikan kontribusi kepada kelompoknya, serta membantu teman yang mengalami kesulitan. Sesuai pendapat Prijanto siswa yang sebelumnya bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secraa aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya Wena 2008:198. Kegiatan presentasi dilakukan oleh siswa yang ditunjuk nomornya. Kegiatan ini mendapatkan skor lebih rendah dibandingkan dengan indikator yang lain dikarenakan pada saat presentasi berlangsung masih terdapat siswa yang belum memperhatikan temannya yang sedang membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Sesuai dengan Pendapat Hamdani 2010:90 model Numbered Heads Together memiliki kelebihan yaitu semua siswa menjadi siap dan bersungguh-sungguh dalam melakukan diskusi. Dalam kegiatan berkelompok ini termasuk dalam oral avtivities, writing activities, dan motor activities . Pada kegiatan penutup aktivitas siswa sangat baik. Siswa dibimbing membuat simpulan pembelajaran yang telah dilakukan, menanyakan kesulitan pada guru, serta mencatat materi yang dianggap perlu. Sesuai pendapat Susanto 2013:51 pada kegiatan menutup pelajaran guru perlu membimbing siswa membuat garis-garis besar pelajaran yang telah dibahasa sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna esensi pelajaran yang telah dipelajari. Pada kegiatan penutup termasuk dalam oral activities menurut Diedrich kegiatan belajarnya meliputi menyatakan, memberi saran, mengeluarkan pendapat Sardiman 2011:101. Dalam kegiatan evaluasi pada siklus III berjalan sangat baik dengan rata-rata skor 3,85 ditandai dengan semua siswa tidak ada yang melebihi waktu yang telah ditentukan saat mengumpulkan soal evaluasi, serta siswa mengerjakan secara mandiri tanpa membuka buku dan menganggu teman yang lain. Pada saat mengerjakan evaluasi kondisi kelas sangat kondusif. Menurut Diedrich mengerjakan evaluasi termasuk ke dalam writing activities Sardiman 2011:101. Sesuai pendapat Utomo evaluasi pembelajaran berguna untuk mengetahui seberapa besar keefektivan pembelajaran yang dilakukan guru Susanto 2013:51. c. Hasil Belajar Siswa Pada pelaksanaan tindakan siklus III mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Pada ranah kognitif nilai terendah yang diperoleh adalah 40, nilai tertinggi 90, dengan rata-rata 74,44 dan ketuntasan klasikal 88,89. Hasil belajar ranah afektif mencapai 94,96 dan termasuk kategori siswa memiliki sikap sangat positif. Pada ranah psikomotor hasil belajarnya mencapai 84,88 dengan kategori siswa memiliki keterampilan yang sangat baik dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto 2013:138 bahwa pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia di bidang nilai dan sikap, pengetahuan, serta kecakapan dasar yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya kehidupan sosial masyarakat. 4.3 UJI HIPOTESA TINDAKAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media audio visual menunjukan adanya peningkatan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang. Terbukti meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian hipotesa yang diajukan terbukti kebenarannya.

4.3. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

PENERAPAN MODEL TERPADU TIME TOKEN ARENDS DAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS V SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

0 31 319

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 7 230

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

1 26 232

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO KOTA SEMARANG

17 347 300

PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 03 KOTA SEMARANG

0 4 376

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

26 122 280

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN KARANGAYU 03 KOTA SEMARANG

0 10 229

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 24 291