15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakikat Belajar
Belajar merupakan ciri khas manusia sehingga manusia dapat dibedakan dengan makhluk yang lain. Sunaryo mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Komalasari 2013:2. Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu,
dan perubahan
perilaku itu
tidak berasal
dari proses
pertumbuhan Rifa’i dan Catharina 2009:82.
Purwanto mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman Poerwati dan Sofan 2013:58. Senada dengan hal tersebut menurut Djamarah dan Aswan 2010:10 belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Perilaku yang berubah meliputi pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya Slameto 2003:2.
Berdasarkan definisi hakikat belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku
yang relatif tetap dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan perilaku tersebut diperoleh dari hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan
lingkungannya yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan tidak berasal dari proses pertumbuhan.
2.1.1.1. Teori Belajar Kegiatan belajar tidak lepas dari teori-teori belajar yang mendasari. Terdapat
banyak Teori-teori belajar diantaranya behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme.
Teori belajar yang mendasari penelitian ini adalah teori belajar kognitivisme
dan konstruktivisme. a. Teori belajar kognitivisme. Teori belajar kognitivisme memandang belajar
merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar
Suprijono 2009:22. Menurut piaget terdapat empat tahapan cara berpikir sesuai dengan tingkat usianya. Tahap sensorimotor dari lahir-2 tahun, tahap pra
operasional 2-7 tahun, operasional konkret 7-11 tahun, dan tahap operasional formal 11-15 tahun.
b. Teori belajar konstruktivisme. Menurut teori belajar konstruktivisme pendidik tidak
dapat memberikan
pengetahuan kepada
peserta didik
Rifa’i dan Catharina 2009:128. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Inti dari teori konstruktivisme adalah belajar merupakan proses dan
transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Penelitian ini menggunakan teori kognitivisme dan teori konstruktivisme
sebagai landasan. Belajar lebih ditekankan pada proses menkonstruksi pengetahuan siswa dengan permasalahan nyata yang terdapat di lingkungan sekitar siswa. Selain
itu belajar pada usia sekolah dasar 7-11 tahun termasuk pada operasional konkret yang menuntut siswa berpikir secara logis berdasarkan contoh nyata.
2.1.2. Hakikat Pembelajaran