SUBJEK PENELITIAN TEMPAT PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN INDIKATOR KEBERHASILAN

3.3. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian yang dikaji adalah guru sebagai peneliti dan siswa kelas IV yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 19 siswa putra dan 10 siswa putri. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang

3.4. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sekaran 02 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang terletak di jalan Taman Siswa No. 33 Sekaran pada semester II tahun ajaran 20132014.

3.5. VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini yaitu: a. Variabel Masalah Variabel masalah dalam penelitian ini adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang. b. Variabel Tindakan Variabel tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media audio visual dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang.

3.6. DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.6.1. Jenis Data

a. Data kuantitatif diwujudkan dengan data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes evaluasi yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran dari siklus pertama sampai ketiga. b. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, catatan lapangan dan wawancara serta dokumentasi pelaksanaan penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media Audio Visual pada pembelajaran IPS.

3.6.2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dengan Scource triangulation triangulasi sumber yaitu mengambil data dari berbagai nara sumber. Sumber data diperoleh dari guru, siswa, data dokumen, dan catatan lapangan. a. Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru dalam penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media Audio Visual dari siklus satu sampai siklus ketiga. b. Siswa Sumber data siswa diperoleh dari kegiatan observasi selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga. Data yang diperoleh berupa aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. c. Data Dokumen Sumber data dokumen berasal dari data pengamatan selama proses pembelajaran, catatan lapangan, hasil wawancara dengan guru, daftar nilai siswa dari siklus pertama sampai ketiga. Data dokumen dapat lebih valid apabila dilengkapi dengan foto dan video sebagai bukti pelaksanaan penelitian. d. Catatan lapangan Sumber data berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data keterampilan guru, aktivitas siswa, dan suasana kelas dalam penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media Audio Visual pada pembelajaran IPS.

3.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan teknik non tes, sebagai berikut: a. Teknik Tes Tes merupakan alat pengukur data yang berharga. Menurut Uno dkk 2011:104 tes ialah seperangkat rangsangan stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes digunakan untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek yang berupa keterampilan, pengetahuan, bakat, minat, maupun bakat Widoyoko 2013:50. Adapun jenis tes dalam penelitian adalah tes prestasi belajar. b. Teknik Non Tes 1 Metode Observasi Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung Purwanto:149. Menurut Hadi observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis Sugiyono 2010:203. Dua di antara yang terpenting dalam observasi adalah proses pengamatan dan ingatan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 2 Metode Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti Uno dkk 2011:103. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti. Wawancara merupakan alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya Widoyoko 2013:40. Wawancara memiliki sifat luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik. Beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara yaitu pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. 3 Catatan lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data keterampilan guru, aktivitas siswa dan suasana kelas dalam penerapan perpaduan model Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media Audio Visual pada pembelajaran IPS. Catatan lapangan berisi catatan guru selama pembelajaran berlangsung apabila ada hal-hal yang muncul dalam proses pembelajaran catatan lapangan berguna untuk memperkuat data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. 4 Metode Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono 2010:329. Data dokumen dapat digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara Widoyoko 2013:50. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibeldapat dipercaya kalau didukung dengan data dokumen Sugiyono 2010:329. Peneliti menggunakan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran berupa foto dan video pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. X= ∑? ∑?

3.7. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

3.7.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan menentukan meanrata-rata kelas. data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus: N= ? ? ? ? 100 skala 0-100 Keterangan: N= Nilai B= Banyaknya butir yang dijawab benar dalam bentuk pilihan ganda atau jumlah skor jawaban benar pada setiap butiritem soal pada tes berbentuk uraian St=Skor teoritis Poerwanti 2008: 6.16. b. Data nilai rata-rata hasil belajar di analisis dengan rumus: Keterangan: x= nilai rata-rata ∑X= jumlah semua nilai siswa ∑N= jumlah siswa Aqib 2011: 40 c. Data ketuntasan belajar klasikal dianalisis dengan rumus : P = ∑ sisw a yan g tu n tas belajar ∑ selu r u h sisw a × 100 Keterangan : P : Persentase siswa yang tuntas Aqib 2011: 41 Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar KKM siswa SDN sekaran 02 semarang yang dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria ketuntasan Kualifikasi ≥63 Tuntas 63 Tidak Tuntas KKM Mata Pelajaran IPS di SDN Sekaran 02 Semarang Menurut Djamarah dan Zain 2010: 108 apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru. Namun jika kurang dari 75 maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan remidial. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengharapkan ketuntasan belajar minimal namun peneliti mengharapkan ketuntasan belajar yang optimal maka dari itu peneliti menetapkan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80.

3.7.2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari instrumen pengamatan keterampilan guru dan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Pada penelitian ini penentuan skor menggunakan interval empat kelas. Menurut Poerwanti 2008: 6-15 data hasil pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru dikelompokan berdasarkan kategori, rentang nilai dibagi menjadi 4 kategori sangat baik, baik, cukup, kurang. Lembar observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa memiliki beberapa indikator. Dalam setiap indikator terdapat 4 deskriptor pengamatan. Kriteria penilaian yang digunakan sebagai berikut ini: a.Skor 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak b.Skor 1 jika 1 deskriptor yang tampak c.Skor 2 jika 2 deskriptor yang tampak d.Skor 3 jika 3 deskriptor yang tampak e.Skor 4 jika 4 deskriptor yang tampak Sedangkan untuk menentukan jarak pengukuran menurut Awalluddin dkk 2008: 1-44 -1-45, dilakukan dengan cara sebagai berikut: Keterangan: R = jarak pengukuran R = nilai tertinggi – nilai terendah Nilai tertinggi = skor tertinggi Nilai terendah = skor terendah Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan 4, maka akan dicari lebar intervalnya dengan menggunakan rumus: Keterangan: ? = interval R = jarak pengukuran Dari perhitungan tersebut, maka dapat dibuat tabel klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan kategori nilai pada keterampilan guru dan aktivitas siswa. a. Pedoman penilaian keterampilan guru Jumlah indikator keterampilan guru adalah 10 dengan setiap indikator terdiri atas 4 deskriptor. Sehingga skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 40. Berdasarkan perhitungan diperoleh klasifikasi keterampilan guru sebagai berikut. Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru Skor Kategori 30 ≤ skor ≤ 40 Sangat Baik 20 ≤ skor 30 Baik 10 ≤ skor 20 Cukup ≤ skor 10 Kurang ? = ?? ?? ? ? ?? ? ? ? ? ?? ? ? ?? ? ?? ℎ ? ??? ? b. Pedoman penilaian aktivitas siswa Jumlah indikator aktivitas siswa adalah 9 dengan setiap indikator terdiri atas 4 deskriptor. Sehingga skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 36. Berdasarkan perhitungan diperoleh klasifikasi aktivitas siswa sebagai berikut. Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa Skor Kategori 27 ≤ skor ≤ 36 Sangat Baik 18 ≤ skor 27 Baik 9 ≤ skor 18 Cukup ≤ skor 9 Kurang

3.8. INDIKATOR KEBERHASILAN

Penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media Audio Visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang dengan indikator sebagai berikut: a. Keterampilan guru dalam penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media Audio Visual pada pembelajaran IPS minimal baik dengan skor antara 20 ≤ skor 30. b. Aktivitas siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang dalam penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media Audio Visual pada pembelajaran IPS minimal baik dengan skor antara 18 ≤ skor27. c. Siswa mengalami ketuntasan belajar secara individual sebesar ≥63 dan mengalami ketuntasan klasikal sebesar 80. 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Berikut pemaparan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media audio visual yang diperoleh dari data hasil tes dan nontes. Data hasil tes diperoleh dari evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengukur peningkatan pemahaman materi mengenal permasalahan sosial di daerahnya oleh siswa. Data hasil nontes diperoleh dari pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri dari satu kali pertemuan selama tiga jam pelajaran. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai hasil penelitian yang terdiri dari keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan penerapan model terpadu Problem Based Learning dan Numbered Heads Together dengan media audio visual dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang.

4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

4.1.1.1. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran Siklus I a. Perencanaan Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

PENERAPAN MODEL TERPADU TIME TOKEN ARENDS DAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS V SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

0 31 319

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 7 230

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

1 26 232

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO KOTA SEMARANG

17 347 300

PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 03 KOTA SEMARANG

0 4 376

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

26 122 280

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN KARANGAYU 03 KOTA SEMARANG

0 10 229

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 24 291