38 menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi
pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan persentase dilakukan dengan cara
mengkalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen Sugiyono, 2008: 99, dengan rumus sebagai berikut:
Sangat Layak = 76 - 100
Layak = 51 - 75
Tidak Layak = 26 - 50
Sangat Tidak Layak = 0 - 25
1.21 Analisis Data
1. Data Hasil Tes
Data hasil belajar siswa meliputi hasil tes siklus I dan siklus berikutnya. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang
telah dibuat, kemudian dihitung nilai rata-rata dari masing-masing tes. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa ,
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata hasil tes pada tiap siklus dengan rumus :
Keterangan : = Mean atau nilai rata-rata
= Frekuensi kelas
39 = Tanda kelas interval
2. Data Hasil Observasi
Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui hambatan-hambatan yang
dirasakan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction.
3. Indikator Keberhasilan`
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran Direct Instruction ≥ 75 dari tes.
2. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction
75 siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dari lembar observasi.
3. Apabila 75 dari jumlah siswa berkategori tuntas belajar sudah
mencapai KKM dari hasil tes. 4.
Apabila 51 - 75 dari luas ruang praktik, perabot, media pendidikan, peralatan, kualitas spesifikasi perangkat utama sudah
mencapai standar ruang praktik dari hasil observasi dan wawancara.
73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Penerapan metode pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam bertanya pada saat proses pembelajaran Konstruksi Batu kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata
keaktifan siswa pada siklus I sebesar 16,7 dan siklus II sebesar 83. Jadi peningkatan rata-rata keaktifan siswa sebesar 66,3.
2. Ada peningkatan hasil belajar dalam penggunaan metode pembelajaran
Direct Instruction pada mata pelajararan Konstruksi Batu siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata hasil belajar siklus I sebesar
74,33 dan siklus II sebesar 87,89. Jadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 13,56. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 50 dan siklus
II sebesar 94,4, jadi peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 44,4.
3. Tingkat kelayakan ditinjau dari Sarana dan Prasarana ruang praktik
Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut : a.
Tingkat kelayakan ditinjau dari Perabot pada ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 30 tidak layak.
b. Tingkat kelayakan ditinjau dari Media Pendidikan di ruang praktik
Konstruksi Batu Beton adalah 25 tidak layak.