PEMANFAATAN SARANA PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK 1 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN (TGB) SMK N
i
PEMANFAATAN SARANA PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)PADA
MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK 1 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN (TGB) SMK N 2 SALATIGA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang
Oleh
SUSI ANDARININGSIH NIM 5101411023
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“I don’t believe in the kind of magic in my books. But I do believe something very magical can happen when you read a good book.”(JK Rowling)
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan Ibu, terimakasih atas kasih sayang, do’a, dukungan, motivasi, dan semuanya.
2. Maya, Rindu, Ana, Hartik, Ardhi yang sudah membantu selama
penyusunan skripsi ini.
3. Teman-teman seperjuangan PTB 2011.
4. Guru-guru SMK Negeri 2 salatiga atas kerjasamanya.
5. Siswa-siswi kelas X TGB 2014/2015 yang telah membantu.
6. Mbak Emi, Mbak Vika, Mbak Lia, Prista, Utit, Dian terimakasih atas do’a dan motivasinya.
7. Teman-teman kost Wanodyatama atas dukungannya.
8. Mas Nurul Wahyudi yang telah memberi motivasi dan dukungan.
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Pemanfaatan Sarana Prasarana Ruang Praktik Dengan Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Mata Diklat Gambar Teknik 1 terhadap Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK N 2 Salatiga.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Fatur Rokhman, M.Hum., Rektor UNNES,
2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik UNNES,
3. Drs. Sucipto, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil,
4. Eko Nugroho Julianto, S.Pd, M.T., Ketua Prodi Pedidikan Teknik Bangunan,
5. Aris Widodo, S.Pd, M.T., dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing dan memberi petunjuk serta pengarahan selama penulisan skripsi ini.
6. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu atas bantuannya selama pembuatan skripsi ini sampai selesai.
(7)
vii
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Semarang, 2015
(8)
viii ABSTRAK
Susi Andariningsih. 2015. “Pemanfaatan Sarana Prasarana Ruang Praktik dengan Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Mata Diklat Gambar Teknik 1 terhadap Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK N 2 Salatiga”. Pembimbing :. Aris Widodo ,S.Pd.,M.T
Skripsi : Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Project based Learning (PjBL) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks seperti memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan suatu hasil produk. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan PjBL melalui pendekatan scientific dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemanfaatan sarana prasarana pada proses pembelajaran gambar teknik 1 kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga ; 2. Apakah dengan menggunakan metode PjBL dapat memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana ruang praktik gambar bangunan pada mata diklat gambar teknik 1 kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga ; 3. Adakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek melalui pendekatan scientific pada mata diklat gambar teknik 1 kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga.
Model penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dimana subjek pada penelitian ini adalah siswa pada kelas X TGB A (kelas kontrol) dan X TGB B(kelas ekperimen), dengan hasil belajar sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Hasil penelitian ini adalah rata-rata nilai akhir yang terdiri dari nilai kognitif, afektif dan psikomotorik pada kelas kontrol dan eksperimen. Rata-rata nilai akhir kelas kontrol adalah 69,61 dan pada kelas eksperimen 79,92, dengan persentase ketuntasan kelas kontrol 52,78% dan kelas eksperimen 91,67%. Hasil uji perbedaan rata-rata (uji t) didapatkan nilai t hitung sebesar 5,49.Nilai tersebut lebih besar dari nilai ttabel 1,99. Peningkatan hasil belajar dari pre tes ke post tes adalah 88,40% untuk kelas eksperimen dan 66,67% untuk kelas kontrol.Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai akhir kelas eksperimen lebih baik dari nilai akhir kelas kontrol.
Penerapan metode pembelajaran Project Based Learning dapat
meningkatkan aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Hal ini ditandai dengan nilai afektif untuk kelas eksperimen yaitu 3,26 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 3,01, sedangkan untuk nilai psikomotorik untuk kelas eksperimen yaitu 84,31 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 84,2. Peningkatan aktivitas siswa secara tidak langsung memaksimalkan pemanfaatan sarana prasarana ruang praktik selam proses pembelajaran.
(9)
ix
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan memaksimalkan pemanfaatan sarana prasaran ruang prakti, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
(10)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I - PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Batasan Masalah ... 9
1.5. Manfaat atau Kegunaan Penelitian ... 10
1.6. Penegasan Istilah ... 10
(11)
xi
BAB II - LANDASAN TEORI ... 15
2.1. Kajian Pustaka ... 15
2.1.1. Hakikat Belajar Mengajar ... 15
2.1.2. Hasil Belajar ... 18
2.1.3. Metode Pembelajaran ... 20
2.1.4. Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ... 21
2.1.5. Pendekatan Scientific ... 27
2.1.6. Mata pelajaran Gambar Teknik 1 ... 29
2.1.7. Ruang Praktik Gambar Bangunan ... 30
2.1.8. PERMENDIKNAS nomor 40 tahun 2008 ... 30
2.1.9 Penelitian-Penelitian yang Relevan... 34
2.2. Kerangka Berpikir ... 35
2.3. Rumusan Hipotesis ... 38
BAB III - METODE PENELITIAN ... 39
3.1. Rancangan Penelitian... 39
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
3.3. Variabel Penelitian... 42
3.4. Prosedur Pengumpulan Data ... 43
3.5. Metode Pengumpulan Data... 45
3.6. Proses Pelaksanaan Penelitian ... 46
3.7. Uji Coba Instrumen... 47
3.8. Metode Pengumpulan Data... 52
(12)
xii
BAB IV - HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
4.1. Analisis Data Awal ... 59
4.2. Analisis Data Akhir ... 64
4.3. Alur Penelitian ... 67
4.4. Hasil Penelitian ... 67
4.5. Pembahasan ... 68
BAB V - PENUTUP ... 82
5.1. Kesimpulan ... 82
5.2. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir ... 37 Gambar 4.1. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 72 Gambar 4.2. Hasil belajar kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 77 .
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Progam
Keahlian Teknik Gambar Bangunan ... 31
Tabel 2.2. Standar Sarana pada Ruang Praktik Gambar Manual dan Masinal ... 32
Tabel 2.3. Standar Sarana pada Ruang Praktik gambar Komputer ... 32
Tabel 3.1. Kegiatan Pembelajaran pada Saat penelitian ... 44
Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 47
Tabel 3.3. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ... 48
Tabel 3.4. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ... 51
Tabel 3.5. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba ... 52
Tabel 4.1. Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 60
Tabel 4.2. Uji Normalitas ... 61
Tabel 4.3. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varians) ... 62
Tabel 4.4. Uji Perbedaan Rata-rata Pre-Test (Uji t) ... 63
Tabel 4.5. Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 64
Tabel 4.6. Uji Normalitas ... 64
Tabel 4.7. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varians) ... 65
Tabel 4.8. Uji Perbedaan Rata-rata Post-Test (Uji t) ... 66
Tabel 4.9. Hasil Belajar Afektif ... 74
Tabel 4.10. Hasil Belajar Psikomotorik ... 75
(15)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Gambar Teknik 1 ...86
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...98
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...110
Lampiran 4 Materi Proyeksi Orthogonal ...122
Lampiran 5 Daftar Nilai Ujian Gambar Teknik 1 Semester Gasal ...130
Lampiran 6 Daftar Siswa Kelas Uji Coba ...132
Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Ujicoba ...133
Lampiran 8 Soal Uji Coba ...134
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...141
Lampiran 10 Analisis Soal ...142
Lampiran 11 Realibilitas Soal ...145
Lampiran 12 Rekapitulasi Data Soal yang Digunakan ...146
Lampiran 13 Soal Tes Kognitif ...147
Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Tes Kognitif ...153
Lampiran 15 Pedoman Penilaian Afektif ...154
Lampiran 16 Pedoman Penilaian Psikomotorik ...159
Lampiran 17 Proyek Gambar Kelas Eksperimen ...163
Lampiran 18 Tugas Gambar Kelas Kontrol...164
Lampiran 19 Daftar Siswa Kelas Kontrol ...165
Lampiran 20 Daftar Siswa Kelas Eksperimen ...166
Lampiran 21 Data Nilai Pre Tes dan Post Tes Kontrol ...167
(16)
xvi
Lampiran 23 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Kontrol...169
Lampiran 24 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Eksperimen ...170
Lampiran 25 Uji Normalitas Pre Tes ( Eksperimen dan Kontrol) ...171
Lampiran 26 Uji Homogenitas Pre Tes...173
Lampiran 27 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre Tes ...174
Lampiran 28 Uji Normalitas Post Tes ( Eksperimen dan Kontrol) ...175
Lampiran 29 Uji Homogenitas Post Tes ...176
Lampiran 30 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post Tes ...177
Lampiran 31 Nilai Afektif Kelas Kontrol ...178
Lampiran 32 Nilai Afektif Kelas Eksperimen ...180
Lampiran 33 Nilai Psikomotorik Kelas Kontrol ...181
Lampiran 34 Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen ...182
Lampiran 35 Surat Ijin penelitian SMK Negeri 2 Salatiga ...183
(17)
1 1.1.Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Menurut Sardiman A.M. (2008:20) belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya, sedangkan mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk proses belajar. Kegiatan beajar mengajar tidak dapat berjalan tanpa adanya guru dan siswa. Unsur-unsur yang ada dalam kegiatan belajar mengajar selain guru dan siswa juga diperlukan adanya kurikulum dan sarana prasarana yang memadai.
Kurikulum dan kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu dengan lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar, dengan kata lain semua proses KBM senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan atau sekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktor-faktor lainnya.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah merupakan konsep dasar yang menginspirasi perumusan
(18)
metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Pelaksanaan kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam proses KBM, sehingga pada pelaksanaannya digunakan pendekatan 5M. Pendekatan 5M ini meliputi mengamati, menanya, mengolah informasi, mencoba, dan mengkomunikasikan. Penggunaan pendekatan 5M ini diharapkan dapat memenuhi tujuan dari kurikulum 2013 yaitu menciptakan pembelajaran yang aktif dan mencakup 3 ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Hasil belajar dari pelaksanaan pembelajaraan dengan pendekatan 5M ini akan menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penunjang kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar-mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung (Soetjipto dan
(19)
Raflis Kosasi,2009). Contoh dari sarana pendidikan adalah meja dan kursi, papan tulis, alat peraga, almari, buku-buku, dan media pendidikan, sedangkan yang termasuk prasarana pendidikan antara lain gedung sekolah dan tata tertib sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Adanya sarana pendidikan tanpa adanya prasarana yang memadai akan menganggu kegiatan belajar mengajar, begitu pula sebaliknya. Sarana dan prasana pendidikan akan mendukung kegiatan belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan yang dimanfaatkan secara optimal akan membuat kegiatan belajar mengajar akan berjalan secara maksimal dan akan berpengaruh pada hasil kegiatan belajar mengajar itu sendiri.
SMK Negeri 2 Salatiga adalah salah satu SMK Negeri di kota Salatiga. Sarana dan prasarana penunjang cukup memadai diantaranya ruang kelas dan ruang praktik. Ruang kelas biasanya digunakan untuk mata pelajaran normatif dan beberapa mata pelajaran produktif, sedangkan untuk ruang praktik digunakan untuk mata pelajaran produktif saja.
Jurusan Bangunan mempunyai ruang praktik yang memadai, diantaranya ruang praktik batu beton, ruang praktik kayu, ruang praktik gambar manual dan gambar autocad. Penggunaan ruang praktik pada jurusan Bangunan digunakan untuk mata pelajaran produktif yang mempunyai kaitan materi terhadap fungsi ruang praktik itu sendiri, seperti penggunaan ruang praktik gambar bangunan untuk mata pelajaran gambar teknik.
Observasi awal yang didapatkam serta pendapat dari beberapa guru dan laboran, penggunaan ruang praktik di SMK N 2 Salatiga masih kurang maksimal
(20)
dibeberapa mata pelajaran. Salah satunya penggunaan ruang praktik pada saat mata pelajaran Gambar Teknik. Penggunaan ruang praktik secara maksimal dimaksudkan agar siswa/siswi SMK N 2 Salatiga dapat memanfaatkan alat-alat gambar yang tersedia untuk mengerjakan tugas-tugas gambar teknik, sehingga guru dapat membimbing langsung siswa dalam proses pengerjaan tugas dan dapat diperoleh hasil yang maksimal, namun dalam pelaksanaannya ruang praktik hanya digunakan dalam penyampaian mater ajar dan pengerjaan tugas dilakukan dirumah, sehingga guru tidak dapat membimbing langsung pada saat proses pengerjaan tugas, dan hasil yang diperoleh tidak bisa maksimal.
Masih kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik menjadi kendala dalam proses pembelajaran Gambar Teknik 1, dalam penyampaian materi pembelajaran, diharapkan guru sebagai fasilitator mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di ruang praktik gambar bangunan secara maksimal agar siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan agar dapat memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan secara maksimal adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Metode pembelajaran PjBL adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai hasil belajar.
PjBL atau pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
(21)
berbagai bentuk belajar. PjBL merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya. Kelebihan dari metode PjBL adalah penggerak yang unggul untuk membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas otentik dan multidisipliner, menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efektif dan bekerja dengan orang lain.
Guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek berperan sebagai fasilitator. Fasilitator yang dimaksud dalam metode pembelajaran ini adalah, guru berperan sebagai narasumber atau sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau eletronik, memantau atau memonitoring proses berjalannya dan berkembangnya proyek yang diberikan, lalu mengevaluasi hasil proyek tersebut.
Modifikasi dengan metode pembelajaran PjBL dengan pendekatan ilmiah ini akan menghasilkan kompetensi peserta didik yang diharapkan pada kurikulum 2013. Kompetensi yang diharapkan pada kurikulum 2013 ini mencakup tiga ranah yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Salah satu materi gambar teknik SMK kelas X semester 2 menurut kurikulum 2013 adalah materi identifikasi proyeksi orthogonal dan persyaratan proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan proyeksi. Pada materi identifkasi proyeksi orthogonal dan persyaratan proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan proyeksi, siswa dituntut mampu memahami pengertian dan jenis gambar proyeksi orthogonal, serta mampu menyajikan gambar proyeksi orthogonal sesuai persyaratan gambar proyeksi orthogonal.
(22)
Melalui metode pembelajaran PjBL dan pendekatan scientific sebagai alat evaluasi, maka pada penelitian ini akan diterapkan suatu metode pembelajaran berbasis proyek melalui pendekatan scientific pada pokok bahasan identifikasi proyeksi orthogonal dan persyaratan proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan proyeksi. Peserta didik diharapkan akan lebih aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran yang menyenangkan.
Metode PjBL telah diteliti oleh beberapa penelti sebelumnya diantaranya “Pembelajaran Sains Berbasis Proyek (Project Based Learning) sebagai Usaha untuk Meningkatkan Aktivitas dan Academic Skill Siswa Kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok” oleh Warsito (2008), dalam penelitiannya dikatakan bahwa penggunaan metode PjBL dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik sebesar 35,42% dalam kategori rendah menjadi 71,88%. Didi Kurniadi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Menigkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA N 1 Bawang Banjarnegara Kelas XI IPA 1 dengan Pendekatan PjBL (Project Based Learning) Berbasis Bahan Sekitar mengatakan bahwa ketuntasan hasil belajar ranah kognitif sebanyak 26 dari 30 siswa tuntas KKM, ranah afektif sebanyak 25 dari 30 siswa tuntas KKM, dan ranah psikomotorik sebanyak 26 dari 30 siswa tuntas KKM. Peneliti mengatakan bahwa menerapkan pendekatan Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Marinda Ditya Putriatri (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Keefektifan
Project Based Learning pada Pencapaian Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas X SMK Materi Progam Linier” menyimpulkan bahwa model PjBL efektif
(23)
terhadap pencapaian kemampuan masalah peserta didik kelas X SMK Negeri 9 Semarang. Penelitan-penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran PJBL dapat menigkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik.
Metode pembelajaran PjBL diharapkan dapat memaksimalkan sarana dan prasarana pembelajaran serta dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa mudah menerima dan mengingat materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal.
Berlatar belakang dari uraian diatas, dan untuk mengetahui pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik gambar bangunan, keaktifan siswa, dan peningkatan hasil belajar maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian “Pemanfaatan Sarana Prasarana Ruang Praktik dengan Metode Pembelajaran
Project Based Learning pada Mata Diklat Gambar Teknik 1 terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK N 2 Salatiga”.
1.2.Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah tentang Perbedaan hasil belajar setelah menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning pada mata diklat gambar teknik 1 kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga.
Selanjutnya rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian seperti berikut:
(24)
1. Apakah dengan menggunakan metode PjBL pendekatan scientific dapat
memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana ruang praktik gambar
bangunan pada mata diklat gambar teknik 1 kelas X Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga?
2. Adakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran berbasis proyek melalui pendekatan scientific pada mata
diklat gambar teknik 1 kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Salatiga?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah di
atas adalah: untuk mengetahui perbedaan hasil belajar setelah menggunakan
metode pembelajaran Project Based Learning pada mata diklat gambar teknik
1 kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga.
Selanjutnya tujuan tersebut dijabarkan dalam beberapa tujuan penelitian
seperti berikut:
1. Untuk memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik
gambar bangunan dengan menggunakan metode PjBL dengan pendekatan
scientific pada mata diklat gambar teknik 1 kelas X Teknik Gambar
(25)
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode PjBL dengan pendekatan scientfic pada mata diklat gambar teknik
1 kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Salatiga.
1.4.Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah penelitian pada mata
pelajaran menggambar teknik 1 kompetensi dasar menggambar proyeksi
orthogonal untuk indikatornya gambar proyeksi orthogonal sudut ketiga/proyeksi
Amerika pada siswa kelas X TGB A dan X TGB B semester genap tahun ajaran
2014/2015.
1.5.Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1.5.1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis
Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya,
maupun pendidik, peserta didik dan masyarakat pada umumnya mengenai
pengaruh antara minat dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar yang dicapai,
dimana semua itu termasuk keseriusan, kemauan, dan lain sebagainya. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian yang
(26)
1.5.2. Manfaat atau Kegunaan Praktis
a) Menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya penerapan metode mengajar
guru terhadap tingkat pemahaman siswa pada semua mata pelajaran kejuruan
SMK Negeri 2 Salatiga.
b) Memberikan masukan bagi para pendidik, peserta didik dan masyarakat luas
tentang arti pentingnya pemahaman seorang siswa dalam menjalani proses
belajar di sekolah.
c) Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya memperbaiki proses
pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.
1.6.Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dan untuk mewujudkan kesatuan berfikir pembaca, pada penelitian ini perlu ditegaskan istilah-istilah yang ada, khususnya yang berhubungan dengan judul penelitian.
a) Pemanfaatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemanfaatan artinya cara atau proses memanfaatkan. Mengacu pada pengertian tersebut, pengaruh adalah cara atau proses memanfaatkan sarana prasarana ruang praktik gambar
bangunan dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based
(27)
b) Sarana Prasarana
Sarana dan Prasarana adalah semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak untuk menunjang penyelenggaraan suatu proses, baik secara langsung maupun tidak langsung.
c) Ruang Praktik
Pengertian ruang praktik dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 tahun 1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri pasal 27 dan pasal 28 (Undang-Undang, 1980:7). Pasal 27 menyebutkan ruang praktik/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau sebagian ilmu, teknologi atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan.
d) Metode Pembelajaran Project Based Learning
Menurut Cord et al., dalam Trianto (2014: 42) Project Based Learning
(PjBL) adalah sebuah model atau pendekatan pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks seperti memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secaa kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan suatu hasil produk.
e) Mata Diklat Gambar Teknik 1
Mata pelajaran Gambar Teknik 1 merupakan salah satu mata pelajaran produktif pada progam keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) dalam struktur Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Salatiga.
(28)
f) Hasil Belajar siswa
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Nana Sudjana, 2009:3).
g) Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga
Siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga yang dimaksud dalam penelitian
adalah siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan yang terdaftar sebagai
siswa di SMK Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2014-2015.
Jadi yang dimaksud dengan pemanfaatan sarana prasarana ruang praktik dengan
metode pembelajaran project based learning pada mata diklat gambar teknik 1
terhadap hasil belajar siswa kelas X teknik gambar bangunan (TGB) SMK Negeri
2 Salatiga adalah proses memanfaatkan sarana prasarana ruang praktik dalam
mata diklat gambar teknik 1 dengan menggunakan metode pembelajaran project
based learning sehingga menghasilkan hasil belajar yang maksimal pada siswa
(29)
1.7.Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi proposal ini, maka dipandang perlu mengemukakan sistematikanya. Adapun sistematika penyususan skripsi ini adalah sebagaimana uraian berikut ini.
Bab I Pendahuluan
Mencakup Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat atau Kegunaan Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori yang dijadikan acuan peneliti untuk mengadakan penelitian, kerangka berfikir dan Hipotesis.
Bab III Metode Penelitian
Berisi tentang model penelitian; Proses pelaksanaan Penelitian; Populasi, Sampel, Sampling; Variabel-Variabel Penelitian; Metode dan Teknik Pengumpulan Data; Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen; Teknik Analisis Data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang deskripsi data yang mencakup data hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen berserta analisisnya maupun data hasil penelitian, pengujian persyaratan analisis, analisis data dan pengujian hipotesis, serta pembahasan hasil analisis data.
(30)
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan berdasarkan penelitian.
(31)
15 2.1. Kajian Pustaka
3.1.1. Hakikat Belajar Mengajar
Setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadarai atau tidak disadari. Kegiatan belajar mengajar ini akan menghasilkan tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Jika terjadi suatu proses/saling berinteraksi, antara yang mengajar dengan yang belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi unik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja, masing-masing piihak berada dalam suasana belajar.
Menurut Sardiman A.M. (2008: 20) belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih maksimal, jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Menurut Oemar Hamalik (2003: 77) komponen-komponen kegiatan belajar-mengajar antara lain:
1. Tujuan pendidikan dan pengajaran 2. Peserta didik atau siswa
3. Tenaga kependidikan khususnya guru
4. Perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum 5. Strategi pembelajaran
(32)
7. Evaluasi pengajaran
Setiap kegiatan belajar mengajar akan menghasilkan tujuan belajar. Pencapaian tujuan belajar dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini terdiri dari berbagai komponen yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar-mengajar yang tersedia.
Tujuan pembelajaran menurut Sardiman A.M. (2008: 26-28) ada tiga jenis, yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan beprikir. Kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan tidak dapat dikembangkan, begitu pula sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan pembelajaran. Peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol dalam hal ini.
Jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir pada umumnya adalah model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan. Cara ini akan menambah pengetahuan siswa sehingga dapat menambah pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan berpikirnya.
(33)
2. Penanaman konsep dan ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan ketrampilan. Ketrampilan ini terdiri dari ketrampilan jasmani dan rohani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitiberatkan pada ketrampilan gerak, termasuk di dalamnya adalah masalah “teknik” dan “pengulangan”. Ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berhubungan dengan ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan ketrampilan berpikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Ketrampilan-ketrampilan ini dapat dididik atau dilatih yaitu dengan cara melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian ketrampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata menghafal atau meniru, misalnya dengan metode role playing.
3. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Peran guru dalam pembentukann sikap ini, bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Berlandaskan nilai-nilai tersebut, siswa akan tumbuh kesadarannya dan kemauannya, untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. Cara berinteraksi atau metode-metode yang dapat digunakan misalnya dengan diskusi, demonstrasi, sosiodrama, role playing.
(34)
Pencapaian tujuan belajar akan menghasilkan hasil belajar. Relevan dengan tujuan belajar tersebut, hasil belajar meliputi:
a. Keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif). b. Personal, kepribadian atau sikap (afektif).
c. Kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik).
Ketiga hasil belajar ini akan tercapai jika komponen-komponen dalam kegiaan belajar mengajar terpenuhi. Komponen belajar akan mempengaruhi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan akan menenentukan hasil belajar siswa, selain itu keaktifan dan minat siswa juga akan menentukan hasil belajarnya. 2.1.2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku debagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Nana Sudjana, 2009:3)
Bloom dalam Sardiman A.M. (2008:23) membagi hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan ketrampilan dan kemampuan
bertindak.
Tingkat penguasaan pelajaraan yang diberikan selama proses belajar mengajar dapat diukur melalui suatu proses evaluasi yang biasanya berupa tes. Tes ini dapat bersifat tertulis atau lisan.
(35)
Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar siswa terhadap pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku) sesuai dengan 3 ranah Bloom.
Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Penilaian hasil belajar harus mencakup 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penilaian hasil belajar (PHB) pada ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. PHB pada ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdir dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. PHB pada ranah ini dapat menggunakan tes terulis yang dapat mengukur pengetahuan dan pemahaman siswa.
PHB pada ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdir dari lima aspek,yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,penilaian, organisasi, dan internalisasi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
PHB pada ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, kertrampilan dasar, kemampuan perspetual, keharmonisan
(36)
atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
PHB pada ranah afektif dan psikomotorik dapat menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini berisi tentang aspek-aspek yang ada pada kedua ranah tersebut, penilaian dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan melihat tingkah laku yang ditunjukkan siswa dikelas.
2.1.3. Metode Pembelajaran
Joyce (1992: 4) dalam Trianto (2014: 23) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorialdan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Metode pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Metode pembelajaran inovatif menurut Trianto (2014) antara lain pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelaran berbasis proyek, ikuiri,
direct instruction, kooperatif, dan konstekstual.
Setiap mata pelajaran mempunyai sifat materi yang berbeda-beda. Guru hendaknya dapat memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan sifat
(37)
materi yang disajikan di depan siswa sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran Gambar Teknik 1 yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan ketrampilannya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) atau pembelajaran berbasis proyek. 2.1.4. Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Menurut Cord et al., dalam Trianto (2014: 42) Project Based Learning
(PjBL) adalah sebuah model atau pendekatan pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks seperti memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secaa kolaboratif, dan pada
akhirnya menghasilkan suatu hasil produk. PjBL membantu siswa
mengembangkan berbagai kemampuan seperti intelektual, sosial, emosional, dan moral. PjBL merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa(student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya
Buck Institute for Education (1999) dalam Trianto (2014: 43) menyebutkan bahwa PjBL memiliki karakteristik, yaitu: (a) siswa sebagai pembuat keputusan, dan membuat kerangka kerja; (b) terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya; (c) siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil; (d) siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan
(38)
mengelola informasi yang dikumpulkan; (e) melakukan evaluasi secara kontinu; (f) siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan; (g) hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya; dan (h) kelas memiliki atsmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
PjBL memilik karakteristik yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. BIE (1999) dalam Trianto (2014: 49) menyebutkan ciri-ciri PjBL, diantaranya: Pertama, isi. Isi pada PjBL difokuskan pada ide-ide siswa, yaitu dalam bentuk gambaran sendir bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seibang dengan pengalaman siswa sehari-hari.
Kedua, kondisi. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi untuk
mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar, sehingga dalam belajar materi pelajaran yang sedang dibahas, siswa mencari sumber informasi secara mandiri dari berbagai referensi seperti buku, jurnal, maupun internet.
Ketiga, aktivitas. Aktivitas adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaandan memecahkan masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah.
Keempat, hasil. Hasil dalam PjBL adalah penerapan hasil yang
produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk menggunakan kognitif strategi pemecahan masalah. Juga
(39)
termasuk kecakapan tertent, disposisi, sikap, dan kepercayaan yang dihubungkan dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif dapat menyempurnakan tujuan yang sulit untuk dicapai dengan model pengajaran yang lain.
Hal yang terpenting yang perlu diperhatkan oleh guru pada saat mengimplementasikan PjBL, bahwa guru harus memperhatikan komponen-komponen penting yang mendukung pelaksanaan PjBL (Trianto, 2014: 51). Komponen-komponen itu meliputi beberapa hal: Pertama, isi kurikulum. Guru dan siswa bertanggung jawab atas dasar dan tujuan yang jelas serta mendukung proses belajar. Kedua, komponen multimedia. Bahwa siswa diberi kesempatan untuk menggunakan teknologi secara efektif sebagai alat dalam perencanaan, perkembangan, atau penyajian proyek. Ketiga, komponen petunjuk siswa. Bahwa petunjuk siswa harus dirancang oleh siswadalam membuat keputusan, berinisiatif, dan memberi materi untuk mengembangkan dan menilai pekerjaan. Keempat,
kerjasama. Bahwa PjBL memberi siswa kesempatan bekerja sama diantara siswa maupun dengan guru serta anggota kelompok yang lain. PjBL dihubungkan dengan dunia nyata menuju persoalan yang relevan untuk kehidupan siswa atau kelompok dan juga komunikasi dengan dunia luar kelas melalui internet, serta bekerja sama dengan anggota kelompok. Keenam, kerangka waktu, yang mana dalam pembelajaran harus memberi siswa kesempatan merencanakan, merevisi, membeyangkan pembelajarannya dalam kerangka waktu untuk materi dan waktu yang mendukung pembelajaran tersebut. Ketujuh, penalaian. Proses penilaian dilakukan secara terus-menerus dalam setiap pembelajaran, seperti menilai guru, teman, menilai dan merefleksi diri.
(40)
Guru berperan hanya memberikan bantuan secukupnya, dengan tujuan agar sedemikian rupa siswa dapat menyelesaikan tugas/proyeknya. Kreativitas siswa dan gaya/cara berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu proyek yang diberikan oleh guru akan sangat memantu perkembangan intelektual siswa sendiri. Tujuan paling akhir dari kegiatan pembelajaran menggunakan PjBL, diharapkan denganbelajar mandiri, siswa dapat mengasah kemampuannya dan belajar dengan
multi intellegence untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Langkah-langkah dalam PjBL sebagaimana dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (George Lucas, 2005) dalam Trianto (2014: 52) terdiri dari:
a. Dimulai dengan pertanyaan yang esensial
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan suatu investigasi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing pengetahuan, tanggapan, kritik, dan ide siswa mengenai tema proyek yang diangkat,
b. Perencanaan aturan pengerjaan proyek
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai sujek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
(41)
c. Membuat jadwal aktivitas
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui berapa lama dalam pengerjaan proyek.
d. Me-monitoring perkembangan proyek siswa
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitor dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses.
e. Penilaian hasil kerja siswa
Penilaian dilakukan untuk membantu siswa dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluasi pengalaman belajar siswa
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
PjBL adalah penggerak yang unggul dalam membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas autentik dan multidisipliner, menggunakan sumber yang terbatas secara efektif dan bekerja dengan orang lain. Pengalaman di lapangan baik dari guru maupun siswa bahwa PjBL menguntungkan dan efektif sebagai pembelajaran, selain itu memiliki nilai tinggi dalam peningkatan kualitas
(42)
belajar siswa. Susanti (2008) dalam Trianto (2014) menyebutkan beberapa kelebihan dari PjBL, di antaranya:
a. Meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih menyenagkan daripada komponen kurikulum lainnya.
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai sumber yang
mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
c. Meningkatkan ketrampilan mengelola sumber, bila diimplementasikan
secara baik maka siswa akan belajar dan praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu san sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Meski demikian, menurut Susanti (2008) dalam Trianto (2014) berdasarkan pengalaman yang ditemukan di lapangan, PjBL memiliki beberapa kekurangan di antaranya:
1. kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek karena adanya kebebasan siswa sehingga memberi peluang untuk ribut dan untuk itu diperlukan kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas,
2. Alokasi waktu yang selalu kurang walaupun sudah mengatur alokasi waktu
(43)
2.1.5. Pendekatan Scientific
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah merupakan konsep dasar yang menginspirasi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Pelaksanaan kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses KBM, sehingga pada pelaksanaannya digunakan pendekatan 5M. Pendekatan 5M ini meliputi mengamati, menanya, mengolah informasi, mencoba, dan mengkomunikasikan. Penggunaan pendekatan 5M ini diharapkan dapat memenuhi tujuan dari kurikulum 2013 yaitu menciptakan pembelajaran yang aktif dan mencakup 3 ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Hasil belajar dari pelaksanaan pembelajaraan dengan pendekatan 5M ini akan menghasilkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Kegiatan pertama pada pelaksanaan kurikulum 2013 adalah mengamati. Siswa mengamati objek yang akan dipelajari. Kegiatan belajarnya adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Langkah kedua adalah menanya. Kegiatan belajarnya adalah
(44)
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau petanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran yag kritis yang perlu untuk hidup cerdas. Langkah ketiga adalah mengolah informasi. Kegiatannya adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi, selanjutnya pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Langkah yang keempat adalah mencoba. Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi atau eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan belajar sepanjang hayat. Langkah pembelajaraan yang terakhir adalah mengkomunikasikan. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
(45)
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Penerapan metode ilmiah merupakan proses berfikir logis berdasarkan fakta dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai, karena itu kemampuan bertanya merupakan dasar dalam mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.
2.1.6. Mata Pelajaran Gambar Teknik 1
Mata pelajaran Gambar Teknik 1 merupakan salah satu ata pelajaran produktif pada progam keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) dalam struktur Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Salatiga. Mata pelajaran Gambar Teknik 1 adalah mata pelajaran yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan siswa tentang dasar-dasar mengambar teknik dan cara menggambar gambar teknik dengan benar. Mata pelajaran Gambar Teknik 1 ini di berikan kepada siswa SMK kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan semester 1 dan 2. Mata pelajaran Gambar Teknik 1 ini adalah mata pelajaran pokok yang mempunyai beberapa kompetensi dasar (KD) diantaranya dasar-dasar dan etiket menggambar teknik, pengenalan alat-alat gambar, simbol-simbol bahan bangunan, pengenalan bentuk dan fungsi garis gambar, pengenalan aturan kelengkapan gambar teknik, gambar konstruksi geometris, pengenalan jenis gambar proyeksi, dan pengenalan gambar perspektif.
(46)
2.1.7. Ruang Praktik Gambar Bangunan
Ruang praktik adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktik yang dapat mengasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Pengertian ruang praktik dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 tahun 1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universita/Institu Negeri pasal 27 dan pasal 28 (Undang-Undang, 1980:7). Pasal 27 menyebutkan ruang praktik/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau sebagian ilmu, teknologi atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan. Pasal 28 menjelaskan ruang praktik/studio dpimpin oleh seorang guru atau seorang tenaga pengajar yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu, teknologi, dan seni tertentu dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.
2.1.8. PERMENDIKNAS nomor 40 Tahun 2008
Pada peraturan ini termuat berbagai aturan mengenai standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi pada setiap jurusan yang ada pada setiap lembaga pendidikan SMK/MAK secara umum.
Peraturan ini memuat standar minimal Ruang Praktik Teknik Gambar Bangunan yaitu: (1) Luas Ruang Praktik Teknik Gambar Bangunan; (2) Rasio per-siswa; (3) Daya tampung ruang; (4) Luas ruang penyimpanan dan instruktur; (5) Perabot Ruang Praktik Teknik Gambar Bangunan; (6) Media pendidikan di
(47)
Ruang Praktik Teknik Gambar Bangunan; (7) Perlengkapan Ruang Praktik Teknik Gambar Bangunan.
Berikut data standar sarana dan prasarana ruang praktik Teknik Gambar Bangunan menurut PERMENDIKNAS no. 40 tahun 2008:
a. Ruang praktik Progam Keahlian Teknik Gambar Bangunan berfunsi sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: menggambar teknik dengan mesin gambar, menggambar teknik, menghitung bahan dan biaya dengan progam komputer.
b. Luas minimum ruang praktik Progam Keahlian Teknik Gambar Bangunan adalah 176 m² untuk menampung 32 siswa, yang meliputi: ruang praktik gambar masinal 64 m², ruang praktik gambar komputer 64 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m².
c. Ruang praktik Progam Keahlian Teknik Gambar Bangunan dilengkapi
prasarana sebagaiman tercantum pada tabel 1.
Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan deksripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Progam keahlian Teknik Gambar Bangunan
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Ruang praktik
gambar manual dan masinal
4 m²/siswa Kapasitas untuk 16
siswa. Luas minimum adalah 64 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
2 Ruang praktik
gambar komputer
4 m²/siswa Kapasitas untuk 16
siswa. Luas minimum adalah 64 m².
(48)
Lebar minimum adalah 8 m.
3 Ruang penyimpanan
dan instruktur
4
m²/instruktur
Luas minimum adalah 48 m².
Lebar minimum adalah 6 m.
Ruang praktik Progam Keahlian Teknik Gambar Bangunan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel 2 sampai dengan tebel 4
Tabel 2.2 Standar Sarana pada Ruang Praktik Gambar Manual dan Masinal
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja gambar 1 set/ruang Untuk minimum 16
siswa pada pekerjaan menggambar teknik. 1.2 Kursi gambar/stool
1.3 Lemari simpan alat dan bahan
2 Peralatan 2.1 Peralatan untuk
pekerjaan
menggambar manual dan masinal
1 set/ruang Untuk minimum 16
siswa untuk
menggambar teknik. 3 Media Pendidikan
3.1 Papan tulis 1 set/ruang Untuk mendukung
minimum 16 siswa pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis
4 Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak Minimum 2
buah/ruang Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik.
4.2 Tempat sampah Minimum 1
buah/ruang
Tabel 2.3 Standar Sarana pada Ruang Praktik Gambar Komputer
No. Jenis Ruang Rasio Deskripsi
1 Perabot
(49)
1.2 Kursi kerja siswa pada pekerjaan menggambar teknik, perhitungan bahan dan menghitung anggaran biaya dengan komputer 1.3 Lemari simpan alat
dan bahan
2 Peralatan 2.1 Komputer untuk
pekerjaan menggambar
1 set/ruang Untuk minimun 16
siswa untuk
menggambar teknik, perhitungan bahan dan menghitung anggaran biaya dengan komputer. 3 Media pendidikan
3.1 Papan tulis 1 set/ruang Untuk mendukung
minimum 16 siswa pada pelaksanaa kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.
4 Perlengkapan lain
4.1 kotak kontak Minimum 8
buah/ruang Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik.
4.2 Tempat sampah Minimum 1
buah/ruang.
Tabel 2.4 Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 12
instruktur. 1.2 Kursi kerja
1.3 Rak alat dan bahan 1.4 Lemari simpan alat
dan bahan 2 Peralatan 2.1 Peralatan untuk
ruang penyimpanan dan instruktur
1 set/ruang Untuk minimum 12
instruktur 3 Media pendidikan
3.1 Papan data I
buah/ruang
Untuk pendataan kemajuan siswa dan ruang praktik.
(50)
4 Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak Minimun 2
buah/ruang.
Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik
4.2 Tempat sampah Minimum 1
buah/ruang
2.1.9. Penelitian-Penelitian yang Relevan
2.1.9.1.Penerapan PjBL untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Proses KBM oleh Warsito (2008)
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah kurangnya keaktifan siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah Depok saat kegiatan belajar mengajar (KBM) pada mata pelajaran fisika. Peneliti menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan keaktfan siswa pada KBM. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa metode pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan academic skill siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok dalam proses pembelajaran fisika.
2.1.9.2.Penerapan PjBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa oleh Didi Kurniadi (2013)
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar kimia di SMA N 1 Bawang Banjarnegara yang disebabkan oleh proses pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan bagi siswa dalam memperoleh pengalaman belajar yang memadai, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Peneliti menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA N 1 Bawang Banjarnegara berbasis bahan sekitar.Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan menggunakan metode
(51)
pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA N 1 Bawang Banjarnegara
2.1.9.3.Keefektifan PjBL pada Pencapaian Pemecahan Masalah Peserta Didik oleh Marinda Ditya Putri (2013)
Pendidikan SMK membutuhkan suatu pembelajaran yang tidak hanya dapat meningkatkan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif tetapi juga dapat memberikan kecakapan hidup sebagai bekal memasuki dunia kerja. Berlatar belakang hal tersebut, peneliti melakukan penelitian tentang keefektifan metode pembelajaran Project Based Learning pada pencapaian pemecahan masalah peserta didik kelas X SMK materi progam linier. Hasil penelitian didapatkan bahwa model PjBL efektif pada pencapaian kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X SMK materi progam linier.
2.2.Kerangka Berpikir
Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan tinjauan teori yang ada, aktivitas belajar dan mengajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Aktivitas belajar sangat berperan dalam belajar dan pembelajaran yaitu dapat menetukan penguatan belajar, memperjelas tujuan belajar, serta menentukan ketekunan belajar. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang siswa untuk mempelajari pokok bahasan proyeksi orhogonal (2D) berdasarkan aturan gambar proyeksi dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning
melalui pendekatan Scientific.
Upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar terhadap suatu materi, seorang guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang menarik dan sesuai
(52)
dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan yaitu ditandai dengan hasil belajar yang tinggi dan tercapainya ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal.
Salah satu faktor pendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah adanya sarana prasarana yang memadai. Semakin lengkap sarana prasarana pembelajaran yang tersedia maka proses belajar mengajar akan berjalan secara optimal. Penggunaan sarana prasarana pembelajaran yang diterapkan secara optimal akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Data yang diperlukan dalam penelitian antara lain pemanfaatan sarana prasarana ruang praktik gambar bangunan di Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Salatiga agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal menggunakan metode Project Based Learning.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning melalui pendekatan Scientific dalam pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik gambar bangunan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mempelajari Gambar Teknik 1 sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal khususnya pada pokok bahasan gambar proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan gambar proyeksi.
(53)
Skema alur kerangka berfikir dijelaskan sebagai berikut:
I
Gambar 2.1. skema kerangka berpikir AKTIVITAS SISWA
BERPENGARUH PADA PROSES PEMBELAJARAN
PEMANFAATAN SARANA PRASARANA RUANG PRAKTIK
BERPENGARUH PADA HASIL BELAJAR
PEMBELAJARAN PjBL
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PjBL PERENCANAAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
EVALUASI PEMBELAJARAN PjBL EVALUASI
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
AKTIVITAS SISWA MENINGKAT, HASIL BELAJAR MENINGKAT AKTIVITAS SISWA
TETAP, HASIL BELAJAR KURANG OPTIMAL
PENELITIAN
(54)
2.3.Rumusan Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvesional.
(55)
39 3.1 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitan eksperimental. Metode penelitian eksperimental adalah suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai
dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut (Arief Furchan,
2007:39).Metode penelitian eksperimen dibedakan menjadi 2 yaitu, desain eksperimen sejati (true experimental) dan eksperimental semu (quasi experimental).
Pada penelitian ini akan digunakan penelitian Eksperimental-Semu (Quasi Experimental Designs). Menurut Arief Furchan (2007:394) penelitian ekperimental-semu adalah disain penelitian yang dapat memberikan pengendalian sebanyak mungkin dalam situasi yang ada.Peneliti menggunakan disain penelitian ini karena mengingat situasi tempat penelitian yang tidak memungkinkan untuk dikendalikan secara penuh selama peneltian.Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa Teknik Gambar Bangunan kelas X SMK Negeri 2 Salatiga.
Adapun rancangan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
(56)
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan adalah meliputi apa penyebab masalah yang ada pada siswa kelas X kemudian menganalisis penyebab munculnya masalah dan menetapkan tindakan (intervensi) yang akan dilakukan terhadap subjek. Beberapa hal tersebut digunakan untuk kepentingan studi awal yang diperoleh dari observasi dan wawancara terhadap responden (guru dan siswa).
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan untuk memperbaiki permasalahan yang ada pada subjek penelitian. Subjek penelitian ini meliputi siswa kelas X TGB A dan X TGB B. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan diterapkan penelitian eksperimen dimana akan ada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada subjek penelitian. Langkah-langkah pada proses ini telah dijabarkan dalam Progam Satuan Pelajaran dan Rencana Pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
c. Pengamatan (Observing)
Observing adalah kegiatan pengamatan dan pengambilan data untuk memantau sejauh mana efek tindakan yang dilakukan terhadap siswa dapat berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang dikehendaki serta menunjang pembelajaran yang berlangsung kondusif.Data-data yang dikumpulkan adalah berupa data primer maupun data sekunder.Instrumen serta data yang dikumpulkan diharapkan dapat menigkatkan validitas dan reabilitas data.
(57)
d. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang mengulas secara kritis terhadap perubahan yang terjadi pada siswa, suasana pembelajaran yang berlangsung di kelas. Kegiatan ini memerlukan adanya analisis dan refleksi terhadap data-data yang telah dikumpulkan untuk didiskusikan bersama dengan kolaborator untuk mengetahui sejauh mana action (intervensi) yang dilakukan telah menghasilkan suatu yang berarti dengan adanya pemanfaatan PjBL melalui pendekatan scientific pada pembelajaran Gambar Teknik 1 pokok bahasan gambar proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan gambar proyeksi.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, Prof Dr.;(Arikunto 2010,174) Dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek,mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TGB semester 2 yang berjumlah 72 siswa yang terdiri dari dari 36 siswa kelas X TGB A dan 36 siswa kelas X TGB B. Berdasarkan analisis populasi maka sampel yang dipilih pada penelitian adalah seluruh siswa kelas X TGB semester 2 yang berjumlah 72
(58)
siswa yang terdiri dari dari 36 siswa kelas X TGB A dan 36 siswa kelas X TGB B. Dari sampel tersebut, maka akan dipilih salah satu sampel sebagai kelompok eksperimen dan lainnya sebagai kelompok kontrol. Penentuan kelompok ini dengan menggunakan data nilai hasil belajar Gambar Teknik 1 semester ganjil. Data ini akan di uji homogenitas, apabila data dinyatakan homogen, maka pengambilan kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilakukan secara acak.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dielajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012:2). Jadi dikatakan variabel ada variasinya atau terdapat beberapa variasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa, Hasil belajar dalam penelitian ini yang diteliti adalah hasil tes pada mata diklat Gambar Teknik 1 pada kompetensi dasar Proyeksi Orthogonal pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan A dan X Teknik Gambar BangunanB semester genap tahun ajaran 2014-2015. Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah satu variabel yaitu hasil belajar siswa program keahlian Teknik Gambar Bangunan di kelas X di SMK Negeri 2 Salatiga pada mata pelajaran gambar teknik 1.
(59)
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengambil data nilai akhir semester Gambar Teknik 1 semester 1 kelas X
TGB SMK Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2014-2015
2. Berdasarkan data (a) dapat ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan Total Sampling
3. Menganalisis data nilai tes awal pada sampel penelitian untuk di uji normalitas dan homogenitas.
4. Menyusun kisi-kisi yang telah dibuat
5. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. 6. Menguji cobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yaitu kelas XI
TKBB (sebelumnya sudah mendapatkan materi menggambar proyeksi orthogonal dengan metode ceramah)
7. Menganalisis data hasil uji coba instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas. 8. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan pola.
9. Melaksanakan tes awal (pre test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
10. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
PjBLuntuk kelas X TGB B SMK Negeri 2 Salatiga dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah pada kelas X TGB A SMK Negeri 2 Salatiga.
11. Melaksanakan tes hasil belajar (post test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(60)
12. Menganalisis data hasil tes 13. Menyususn hasil penelitian.
Berikut ini adalah rancangan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran PjBL serta metode konvensional
Tabel. 3.1.Kegiatan Pembelajaran Pada Saat Penelitian Tanggal Kegiatan dengan Metode
Konvensional
Tanggal Kegiatan dengan Metode PjBL
2-3-2015 Pelaksanaan tes uji coba ini, uji coba instrumen dilakukan pada kelas XITKBB sebagai uji coba instrument
9-3-2015 Pelaksanaan Pre-test pada kelas eksperimen di kelas X TGB B
10-3-2015 Memberikan pre-test di kelas kontrol X TGB A dilanjutkan memberikan materi awal tentang Gambar Teknik 1 pada materi Proyeksi Orthogonal.
9-3-2015 Pengenalan tentang metode PjBL pada siswa pada kelas eksperimen XI TGB B dilanjutkan dengan pemberian materi awal tentang Gambar Teknik 1 pada materi Proyeksi Orthogonal.
17-3-2015 Melanjutkan penjelasan materi lalu memberikan latihan gambar kepada siswa untuk dikerjakan.
16-3-2015 Melanjutkan penjelasan materi lalu memberikan proyek yang harus dikerjakan siswa beserta dengan jadwal
pengumpulan proyek. 24-3-2015 Meminta siswa
mengumpulkan tugas yang telah diberikan lalu mengevaluasi tugas siswa untuk diberikan kembali.
23-3-2015 Memonitor proyek yang sudah diberikan serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki tugasnya.
7-4-2015 Post-test. 6-4-2015 Evaluasi proyek dlanjutkan
(61)
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi, metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa data-data masing kelas X TGB SMK Negeri 2 Salatiga.
Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran perilaku siwa ketika pembelajaran berlangsung.Dokumentasi dapat berupa foto. Pengambilan data dalam bentuk dokumentasi foto dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan merupakan tanda yang penting sebagai tanda bukti sudah terjadi suatu penelitian.
3.5.2 Metode Observasi
Observasi atau pengamatan yaitu mengamati perhatian dan sikap siswa, keaktifan siswa dalam menggunakan sarana prasarana ruang praktik Gambar Bangunan. Metode ini digunakan untuk mengetahui penerapan metode PjBL melalui pendekatan Scientificyang terlihat pada siswa. Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data perhatian dan sikap siswa selama proses pembelajaran, sehingga akan didapatkan data berupa nilai psikomotorik dan afektif. Observasi dilakukan oleh pengamat pada setiap pembelajaran.
Pada penelitian ini akan digunakan kisi-kisi pada lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang meliputi kisi-kisi pada lembar observasi psikomotorik dan lembar observasi afektif. Kisi-kisi-kisi yang akan digunakan dalam mengamati aktivitas siswa dalam pemanfaatan sarana prasarana ruang praktik meliputii:
(62)
1. Visual activities, meliputi membaca dan memperhatikan.
2. Oral activities, meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan endapat, diskusi, interupsi.
3. Motor activities, meliputi melakukan percobaan,
4. Mental activities, meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, mengambil keputusan.
5. Emotional activities, meliputi menaruh minat, bosan, bergembira, tenang, gugup.
3.5.3 Metode Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar setelah dilakukan penelitian. Tes yang diberikan pada siswa ada dua macam yaitu pre-test sebelum penerapan metode pembelajaran PjBL dan post-test yang dilakukan setelah penerapan metode pembelajaran PjBL. Pada kelompok eksperimen menerapkan pembelajaran PjBL, sedangkan pada kelompok kontrol menerapkan metode ceramah. Sedangkan post test adalahdigunakan untuk mengetahui hasil belajar sesudah diadakan pembelajaran baik pembelajaran PjBL dan pembelajaran konvesional.
3.6 Proses Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27-8-2014 s/d 7-4-2015 seperti dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
(63)
Tanggal Kegiatan Sasaran
27-8-2014 Observasi awal Guru mata diklat Gambar
Teknik 1
3-2-2015 Pengambilan data nilai ulangan
semester
Guru mata diklat Gambar Teknik 1
2-3-2015 Proses mengurus berkas surat ijin
penelitian Bagian TU dan Kepala Sekolah
24-2-2012 Konsultasi Instrumen Guru mata diklat Gambar
Teknik 1
9-3-2015 Uji coba instrumen Kelas XI TKBB
9-3-2015 s/d
7-4-2015 Penelitian Kelas X TGB
3.7 Uji Coba Instrumen
Sebelum tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes diuji coba terlebih dahulu.Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.Uji coba soal dikenakan pada siswa kelas XI TKBB SMK Negeri 2Salatiga. Setelah diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal maka dipilih soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. 3.7.1. Validitas Tes
Validitas soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus:
(64)
r phis M S p M t
t √
p
q ( rikunto, 2006:283 284) Keterangan:
rphis = koefisien korelasi point biserial
M p = mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item soal yang dicari korelasinya dengan tes
M t = men skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)
p = proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut
S t = standar deviasi skor total
q = 1 - p
Selanjutnya nilai r phis yang diperolah dikonsultasikan dengan tabel product moment. Soal dikatakan valid apabila r phis mempunyai korelasi lebih besar dari nilai r table dengan taraf signifikasi 5% maka soal dikatakan valid dan jika r phis< r
tabel maka soal dikatakan tidak valid.
Hasil analisis validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.3. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Valid
1, 3, 5, 7, 8, 9, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35 27
Tidak Valid
2, 4, 6, 10, 12, 13, 14, 23
8
Dari tabel diatas dapat dilihat soal yang valid dan akan dipakai untuk soal
(65)
digunakan dalam soal pre test dan post test. Kemudian soal yang digunakan sebagai soal pre test dan post test adalah 25 soal.
3.7.2. Reliabilitas
Realiabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengkuran yang dilakukan dan dihitung dengan rumus K-R21:
r 11 (k 1k ) 1 M k MkV
1 ( rikunto, 2006:189)
Keterangan:
k = banyaknya butir soal
M = rata-rata soal
V1 = varians soal
Harga r 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment.Apabila r 11> r tabel dengan taraf signifikan 5% maka tes dinyatakan reliabel (Arikunto, 2007).Berdasarkan hasil analisis soal uji coba didapat harga r11 diperoleh nilai r11 = 0,7285. Sedangkan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5% dengan n = 34 adalah 0,339. Karena nilai r11> rtabel (0,7285> 0,339) maka dapat disimpulkan bahwa soal instrumen tersebut reliabel yaitu bahwa soal instrumen ini cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
3.7.3. Daya Pembeda Butir Soal Tes
Analisis daya pembeda butir soal adalah kemampuan sebuah soal utnuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang tidak pandai.Dalam penelitian ini menggunakan rumus daya pembeda belah dua.
(66)
B A B B A A
P P J B J B
D (Arikunto, 1999: 213-214)
Keterangan: D : daya pembeda.
JA : banyaknya peserta kelompok atas. JB : banyaknya peserta kelompok bawah.
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar. BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar. PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut.
DP ≤ 0,00 :daya pembedanya sangat jelek 0,00< D 0,20 :daya pembedanya jelek.
0,20< D 0,40 :daya pembedanya cukup. 0,40< D 0,70 :daya pembedanya baik. 0,70< D 1,00 :daya pembedanya baik sekali.
DP= negatif, soal tidak baik, sebaiknya dibuang
Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini:
(67)
Tabel 3.4. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Jelek 1,24,6,7,8,9,10,11,12,1314,17,18,20,21,22,23,24,25,26,27,2
8 23
Cukup 3,5,16,19,30,32,34 7
Baik 15,29,31,35 4
Sangat
baik 33 1
3.7.4. Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui soal tersebut mudah dan sukar.Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus sebagai berikut.
JS B
P (Arikunto: 1999: 208)
Keterangan:
P : tingkat kesukaran soal.
B : banyaknya siswa yang menjawabbenar. JS : jumlah peserta tes.
Adapun klasifikasi soal untuk tingkat kesukaran sebagai berikut. 0,00< P 0,30 adalah soal sukar.
0,30< P 0,70 adalah soal sedang. 0,70< P 1,00 adalah soal mudah.
Hasil analisis taraf kesukaran butir soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini:
(68)
Tabel 3.5. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Mudah 2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,17,20,22,26,28,32,35 17
Sedang 1,11,12,14,15,16,18,19,21,23,24,25,27,29,30,31,33,34 18
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tes.Metode tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran PjBL. Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006: 151).Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode tes yang digunakan adalah pre test dan post test. Perangkat tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.
3.9 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan langkah paling penting dalam penelitian, karena dalam analisis data akan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hipotesis yang sudah diajukan. Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah data hasil post tes dan pre tes pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
(1)
182
Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen
no kode siswa
aspek yang dinilai
1 a 2 a 2 b 2 c 3 a
1 E-01 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
2 E-02 4 4 4 2 4 18 90
Sangat Baik
3 E-03 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
4 E-04 4 4 3 3 4 18 90
Sangat Baik
5 E-05 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
6 E-06 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
7 E-07 4 3 3 2 4 16 80
Sangat Baik
8 E-08 4 3 2 3 4 16 80
Sangat Baik
9 E-09 4 4 2 3 4 17 85
Sangat Baik
10 E-10 4 4 2 3 4 17 85
Sangat Baik
11 E-11 4 3 4 2 4 17 85
Sangat Baik
12 E-12 4 3 3 2 4 16 80
Sangat Baik
13 E-13 4 4 2 2 4 16 80
Sangat Baik
14 E-14 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
15 E-15 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
16 E-16 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
17 E-17 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
18 E-18 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
19 E-19 4 4 2 3 4 17 85
Sangat Baik
20 E-20 4 4 2 3 4 17 85
Sangat Baik
21 E-21 4 3 3 2 4 16 80 Sangat
(2)
182
Baik
22 E-22 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
23 E-23 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
24 E-24 4 4 4 2 4 18 90
Sangat Baik
25 E-25 4 4 4 2 4 18 90
Sangat Baik
26 E-26 4 4 4 2 4 18 90
Sangat Baik
27 E-27 4 3 2 3 4 16 80
Sangat Baik
28 E-28 4 3 2 4 4 17 85
Sangat Baik
29 E-29 4 4 2 3 4 17 85
Sangat Baik
30 E-30 4 3 2 2 4 15 75
Sangat Baik
31 E-31 4 3 3 3 4 17 85
Sangat Baik
32 E-32 4 4 3 2 4 17 85
Sangat Baik
33 E-33 4 3 3 2 4 16 80
Sangat Baik
34 E-34 4 3 3 2 4 16 80
Sangat Baik
35 E-35 4 3 3 2 4 16 80
Sangat Baik
36 E-36 4 3 3 2 4 16 80
Sangat Baik
(3)
182 nilai pretes kelas eksperimen
nilai pos tes
28 88
48 92
32 80
36 80
32 76
79 88
52 84
72 76
48 68
56 68
60 80
48 84
44 76
56 76
36 88
28 76
40 80
32 84
36 84
28 72
44 80
52 88
48 80
48 84
36 76
36 88
(4)
182
32 76
28 92
36 76
48 96
68 80
28 68
32 76
24 73
(5)
183 Lampiran 35
(6)
184 Lampiran 36