dagang dari Belanda datang ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan sesama pedagang Belanda, mereka mendirikan kongsi dagang yang diberi nama VOC
Vereenigde Oost Indische Compagnie pada tanggal 20 Maret 1602. Karena keuntungan yang diperoleh sangat besar sehingga mereka tidak hanya memonopoli
perdagangan saja tetapi dengan taktik Devide et Impera mereka menguasai satu persatu wilayah Indonesia. Namun pada akhir abad ke-18, VOC bangkrut dan
dibubarkan, sehingga kekuasaan di Indonesia diambil alih langsung oleh Kerajaan Belanda.
c. Kekuasaan Inggris : Pada tahun 1811 Inggris menyerang Indonesia dan berhasil mengalahkan Belanda
dengan penyerahan kekuasaan dalam Kapitulasi Tuntang. Sejak itu Inggris berkuasa di Indonesia di bawah Gubernur Jendral Thomas Stamford
Raffles.Namun kekuasaan Inggris tidak bertahan lama karena terjadi kesepakatan yang disebut Konvensi London tahun 1814 yang isinya Belanda memperoleh
kembali jajahannya yang semula direbut Inggris. Penyerahan secara resmi berlangsung di Batavia tanggal 19 Agustus 1816, sehingga sejak saat itu Hindia
Belanda Indonesia kembali dikuasai Kerajaan Belanda sampai kedatangan Jepang
tahun 1942
yang menggantikan
kedudukan mereka.
B. KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DI INDONESIA
1. Kebijakan Pemerintah Kolonial Portugis
Portugis berkuasa di Maluku cukup lama yaitu dari tahun 1512 sampai tahun 1641, selama berkuasa mereka menerapkan kebijakan-kebijakan yang sangat berpengaruh bagi
rakyat di daerah Maluku, yaitu : a. Berusaha menanamkan pengaruh kekuasaannya di Maluku.
b. Menyebarkan agama Katolik di daerah-daerah yang dikuasai. c. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis.
d. Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala di Ternate.
Akibat dari kebijakan tersebut menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat, yang selanjutnya menumbuhkan benih-benih kebencian dan perlawanan terhadap Portugis. Namun
ada juga sisi positifnya seperti dikenalnya musik keroncong dan peninggalan berupa bangunan yang berarsitektur Portugis, serta peninggalan senjata berupa meriam.
2. Kebijakan VOC di Indonesia
VOC dibentuk pada tanggal 20 Maret 1602 di Ambon, Maluku dengan tujuan untuk menghindari persaingan di antara perusahaan dagang Belanda dan memperkuat diri agar
dapat bersaing dengan perusahaan dagang negara lain. Oleh pemerintah Kerajaan Belanda, VOC diberi hak-
hak istimewa yang dikenal dengan nama “ hak oktroi”, seperti:
a. hak monopoli perdagangan, b. hak untuk membuat uang sendiri,
c. hak untuk mendirikan benteng pertahanan, d. hak untuk membentuk tentara,
e. hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia.
Berikut ini disajikan secara singkat kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa VOC dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia :
a. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
b. Melaksanakan politik devide et impera memecah belah dan menguasai dalam rangka
untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. c. Membangun pangkalanmarkas VOC yang semula di Ambon, dipindah ke Batavia.
d. Melaksanakan pelayaran Hongi Hongi tochten untuk mengawasi perdagangan gelap
penyelundupan rempah-rempah di Maluku.
e. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan. Adapun pengaruh yang dirasakan oleh bangsa Indonesia antara lain :
a. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
b. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC
c. Hak oktroi VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, dan menderita. d. Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem benteng pertahanan ,
etika perjanjian, dan senjata modern senjata api dan meriam. e. Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan,
Pembunuhan. f.
Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang harusnya bisa berlebih.
Akibat salah urus dan terjadinya korupsi oleh para pegawainya, akhirnya VOC mengalami kebangkrutan dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799.
C. Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda Republik Bataafsche