xii
2. PRE DRYING
Tahapan ini merupakan tahapan tambahan untuk mencegah bahan lumer ketika dikeringkan. Pada tahapan ini diharapkan kadar air bahan berkurang
sehingga ketika diberikan suhu tinggi lumer. Proses pada tahapan ini adalah, tray yang telah berisi bahan dimasukkan dalam ruangan ber-AC yang memiliki daya
1.5 kW dengan suhu keluaran dari AC ±16°C atau dengan suhu ruang ±19°C. Tray diletakkan berjajar agar seluruh permukaan bahan terkena hembusan udara
dari AC. Cara ini sangat efektif untuk membantu menurunkan kadar air bahan. Penurunan kadar air bahan yang terjadi tergantung dari lama bahan terkena
hembusan angin dari AC. Pada tahap ini, karena suhu ruangan dibuat rendah sehingga kelembaban
udara pengeringan juga rendah, maka air yang terkandung dalam bahan teruapkan dengan penurunan kadar air tergantung dari lama proses pre drying.
Pada tahapan ini, energi listrik yang digunakan oleh masing-masing bahan dapat dilihat pada Tabel 6. Bahan dengan kode B1 dan B2 tidak melalui tahapan
pre drying sehingga konsumsi energi selama pre drying sama dengan nol. Bahan dengan kode B5, B6, B7, B8 mengkonsumsi energi terbesar yaitu 388.8 MJ
karena proses pre drying yang lebih lama.
Tabel 6. Penurunan kadar air dan konsumsi energi dengan tahapan pre drying. Bahan Kadar Air Awal
Kadar Air Setelah Pre drying
Waktu jam
Konsumsi Energi Listrik MJ
B3 81.22 44.52
48 259.2 B4 82.57
40.33 48 259.2
B5 84.25 23.20
72 388.8 B6 84.92
23.05 72 388.8
B7 77.67 22.84
72 388.8 B8 85.37
22.12 72 388.8
Bahan yang akan digunakan dalam uji mesin pengering ini adalah gelatin berupa padatan kenyal dengan bentuk silinder pejal. Gelatin mempunyai
karakteristik pengeringan yang unik, yaitu kencenderungan untuk menjadi lumer selama tahap awal dari proses pengeringan, terjadinya case hardening dan
kehilangan beberapa sifat komersialnya saat dikenai suhu tinggi sehingga pada saat pengeringan dilakukan beberapa tahapan sesuai dengan kadar air awal dan
xiii kondisi bahan saat dikeringkan. Waktu pengeringan dan pelakuan suhu yang
diberikan sangat dipengaruhi oleh kadar air awal bahan. Semakin tinggi kadar air awal bahan, semakin lama waktu untuk pengeringan. Tinggi rendahnya kadar air
awal bahan dapat dilihat dari penampakan bentuk bahan, bila terlihat basah maka kadar air bahan tersebut masih tinggi. Perlakuan suhu yang diberikan terhadap
bahan dengan kadar air tinggi berbeda dengan bahan dengan kadar air rendah, waktu untuk conditioning bahan dengan kadar air tinggi lebih lama dan pemberian
panas baru dilakukan ketika bahan sudah terlihat lebih kering. Pada saat awal pengambilan data, bahan yang telah diekstrusi langsung dikeringkan tanpa
melewati tahapan pre drying sehingga kadar air awal bahan masih sangat tinggi. Hal tersebut menyebabkan bahan lumer saat awal pengeringan. Oleh karena itu,
pada pengambilan data berikutnya, bahan yang telah diekstrusi melewati tahapan pre drying sampai mencapai kadar air tertentu.
Menurut teori pengeringan, waktu untuk mengeringkan bahan akan semakin cepat apabila suhu yang digunakan cukup tinggi, namun suhu tinggi
tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik bahan karena jika suhu yang diberikan terlalu tinggi maka akan terjadi case hardening. Proses pengeringan
juga dapat dipercepat dengan menggunakan RH yang rendah dan kecepatan aliran udara yang tinggi.
C. UJI PERFORMA MESIN PENGERING 1. PERFORMA MESIN PENGERING TANPA BEBAN