Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis

2 Alternatif pilihan yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan arang atau arang aktif yang berperan sebagai penyerap emisi formaldehida Pari, et.al., 2006b; Park et.al., 2006. Kemampuan daya serap arang aktif terhadap molekul dalam fase gas dan cairan tergantung dari ukuran dan penyebaran pori, serta luas dan sifat kimia permukaan arang aktifnya Benaddi, 2000. Kualitas arang aktif sendiri akan dipengaruhi oleh jenis bahan baku dan proses pembuatannya. Di Indonesia, tempurung kemiri sebagai bahan berlignoselulosa dengan kandungan holoselulosa dan lignin sebesar 61,28 dan 38,95 mempunyai prospek untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan arang aktif. Penggunaan tempurung biji-bijian sebagai bahan baku arang aktif pada umumnya didasarkan pada potensinya yang tersedia, harga rendah dan bertujuan untuk memperoleh nilai tambah, mengingat bahan baku ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal Bonelli et.al., 2001; Bansode et.al., 2003; Daud dan Ali, 2004.

1.2. Perumusan Masalah

Potensi tempurung kemiri dibeberapa daerah jumlahnya cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkannya adalah dengan menjadikanya sebagai bahan baku pembuatan arang aktif. Penggunaan asam phosfat H 3 PO 4 sebagai bahan pengaktif pada proses aktivasi dilakukan karena asam phosfat memiliki keunggulan dibanding bahan pengaktif lainnya Hayashi et.al., 2002 dan Garcia et.al., 2002. Kemampuan arang aktif sebagai penyerap adsorben akan dipengaruhi oleh pola struktur yang membentuknya sebagai akibat dari perubahan suhu dan lama aktivasi. Pemanfaatan arang aktif pada penelitian ini digunakan untuk mengurangi emisi formaldehida pada MDF. Di Indonesia produk MDF komersial yang menggunakan perekat UF masih mengandung emisi formaldehida cukup tinggi yaitu sekitar 2,7-4,9 ppm. Emisi tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Di negara maju seperti Eropa dan Jepang, pemerintahnya telah mensyaratkan dengan ketat kandungan emisi pada produk panel kayu sampai tingkat emisi 0,3 ppm. Sehingga apabila kebijakan ini benar-benar diterapkan baik di negara maju maupun berkembang maka emisi pada produk MDF komersial harus segera diturunkan. 3 Berdasarkan permasalahan tersebut, maka masalah penelitian yang akan dijawab adalah : 1. Bagaimana sifat tempurung, arang dan arang aktif tempurung kemiri? 2. Apakah ada pengaruh sifat arang aktif tempurung kemiri akibat dari kondisi aktivasi yang berbeda? 3. Apakah arang aktif tempurung kemiri mampu menurunkan kandungan emisi formaldehida pada MDF?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pola perubahan struktur dari tempurung kemiri menjadi arang dan arang aktif 2. Mendapatkan kondisi suhu dan lama aktivasi yang optimal pada pembuatan arang aktif tempurung kemiri 3. Mengetahui penggunanan arang aktif tempurung kemiri untuk mengurangi emisi formaldehida

1.4. Hipotesis

1. Proses pembentukan arang dan arang aktif akan menimbulkan perubahan pola struktur 2. Proses aktivasi akan mempengaruhi sifat arang aktif 3. Arang aktif tempurung kemiri mampu mengurangi emisi formaldehida MDF

1.5. Manfaat Penelitian