Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian 1. Analisa Bahan Baku Tempurung Kemiri

13

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan September 2007 hingga Mei 2008 di: 1. Laboratorium Pengolahan Kimia dan Energi Hasil Hutan, Laboratorium Teknologi Serat dan Laboratorium Produk Majemuk pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor 2. Laboratorium Geologi Quarter Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung 3. Laboratorium Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan IPB Bogor 4. Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Kimia FMIPA UPI Bandung.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan baku pembuatan arang dan arang aktif pada penelitian ini adalah tempurung kemiri dari Mataram NTB, pulp Thermo Mechannical Pulping TMP kayu mangium Acacia mangium dan karet Hevea braziliensis dengan perbandingan 3:1 dari PT Masari Dwi Sepakat Fiber, Karawang dan perekat urea formaldehide type UE-140 dari PT Pamolite Adhesive Industry Jakarta. Bahan kimia yang digunakan diantaranya asam phosfat, iodium I 2 , NaOH, benzena, formalin, KI, biru metilen, Natrium thiosulfat Na 2 S 2 O 3 , kanji dan HCl. Peralatan yang digunakan untuk pengarangan adalah tungku pengarangnan retort pirolisis kapasitas 5 kg, retort aktivasi kapasitas ± 300 g, alat kempa panas, desikator, oven, Scanning Electron Mikroscope SEM JSM 6360 LA – 20 kV, X-Ray Difraction XRD 7000 series – 40 kV, Fourier Transform Infra Red FTIR 8400 series, UV-Spektrofotometer 1700 series, Pyrolisis GCMS GC-2010 series dan Universal Testing Method UTM merk Instron. 14 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Analisa Bahan Baku Tempurung Kemiri Analisis komponen kimia bahan baku tempurung kemiri yang diamati adalah kadar lignin berdasarkan TAPPI T 222om-88 dan kadar holoselulosa Browning, 1967, sedangkan struktur yang diamati: 1. Komponen kimia tempurung menggunakan Pirolisis GCMS, 2. Identifikasi gugus fungsi menggunakan FTIR yaitu dengan cara mencampur contoh uji dengan KBr yang kemudian dibuat dalam bentuk pelet dan diukur serapannya pada bilangan gelombang 600-4.000 cm -1 . 3. Derajat kristalinitas, tinggi, lebar, jarak dan jumlah lapisan aromatik dengan cara menginterpretasikan pola difraksi dari hamburan sinar X contoh XRD. 4. Topografi permukaan dan diameter pori menggunakan SEM.

3.3.2. Pembuatan dan Karekterisasi Struktur Arang

Arang tempurung kemiri dibuat menggunakan retort pirolisis dengan pemanas listrik pada suhu 500 o C selama 5 jam kemudian didinginkan 12 -24 jam. Arang yang dihasilkan dianalisa sifat-sifatnya berdasarkan SNI 1995 yang meliputi penetapan rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, dan daya serap terhadap benzena, karbon tetraklorida CCl 4 , kloroform, formaldehida dan iod. Karakteristik struktur arang tempurung kemiri yang diamati adalah 1. Komponen kimia arang menggunakan Pirolisis GCMS, 2. Gugus fungsi: untuk mengetahui perubahannya akibat dari karbonisasi dengan FTIR, 3. Derajat kristalinitas, tinggi, lebar, jarak dan jumlah lapisan aromatik arang dengan XRD. 4. Topografi permukaan dan diameter pori arang dengan SEM.

3.3.3. Pembuatan dan Karakterisasi Struktur Arang Aktif

Arang aktif dibuat menggunakan retort aktivasi kapasitas 300 g berbahan stainless steel dengan pemanas listrik. Bahan baku arang diberi perlakuan perendaman selama 24 jam dengan asam phosfat H 3 PO 4 teknis sebanyak 10 berdasarkan berat arang bv. Setelah perendaman, arang diaktivasi pada suhu 600 o C, 700 o C dan 800 o C, masing-masing selama 90, 120 dan 150 menit dengan 15 menggunakan aliran uap 0,5 kgjam. Arang aktif yang dihasilkan dianalisa sifat- sifatnya berdasarkan SNI 1995 yang meliputi penetapan rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, dan daya serap terhadap benzena, karbon tetraklorida CCl 4 , kloroform, formaldehida dan iod. Karakteristik struktur arang aktif yang diamati adalah 1. Komponen kimia menggunakan Pirolisis GCMS untuk arang aktif yang diaktivasi pada suhu 600 o C, 700 o C dan 800 o C dengan lama aktivasi 150 menit 2. Gugus fungsi: untuk mengetahui perubahan gugus fungsi setelah arang diaktifkan dengan FTIR, 3. Derajat kristalinitas, tinggi, lebar, jarak dan jumlah lapisan aromatik arang aktif dengan XRD 4. Topografi permukaan dan diameter pori arang aktif dengan SEM. Analisa FTIR dan SEM arang aktif dilakukan pada contoh yang diaktivasi pada suhu 600 o C dan 700 o C pada lama aktivasi 150 menit, serta suhu 800 o C dengan lama aktivasi 90, 120 dan 150 o C.

3.3.4. Pembuatan MDF dengan Aplikasi Arang Aktif

Bahan baku serat dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 24 jam hingga mencapai kadar air sekitar 6-8. Papan serat dibuat melalui proses kering dengan ukuran sasaran 30cm x 30cm x 1cm dan kerapatan 0,77 gcm 3 . Perekat UF yang gunakan sebanyak 12 ww dari berat pulp dengan kandungan solid content 50, sebagai pengeras hardener digunakan ammonium kloride NH 4 Cl 1 berdasarkan berat resin UF dan ditambahkan 0,5 lilin berdasarkan berat kering serat. Kondisi pengempaan dilakukan pada suhu 160 o C selama 10 menit dengan tekanan sekitar 25 kgcm 2 . Penambahan perekat pada pembuatan papan serat dengan proses kering pada umumnya berkisar antara 8-12 Tsoumis 1991. Pemberian perekat sebanyak 12 pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana emisi formaldehida yang dihasilkan dapat diserap oleh arang aktif, dimana semakin banyak perekat yang diberikan maka akan semakin besar emisi formaldehida yang dikeluarkan untuk perekat jenis UF. Arang aktif hasil perlakuan aktivasi yang optimal, diaplikasikan untuk menyerap emisi formaldehida dengan ukuran arang aktif lolos 120 mesh. Pemberian arang aktif dilakukan dengan 2 dua cara, pertama mencampurkannya pada perekat sebesar 0, 2, 4, dan 6 persen berdasarkan berat resin UF dan kedua 16 ditambahkan pada serat sebanyak 0, 2, 4, dan 6 persen berdasarkan berat serat. Papan serat yang dihasilkan kemudian dikering udarakan selama 14 hari hingga diperoleh kadar air kesetimbangan. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat fisik, mekanik dan emisi formaldehidnya.

3.3.5. Diagram Alir Penelitian

Rangkaian kegiatan penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan dengan menggunakan diagram alir seperti disajikan pada Gambar 6 dibawah ini. Gambar 6. Diagram alir penelitian TEMPURUNG KEMIRI ARANG ARANG AKTIF SIFAT ARANG AKTIF OPTIMAL APLIKASI UNTUK PEMBUATAN MDF Analisa : Lignin, Holoselulosa Kadar air, abu, karbon Kadar zat terbang Uji struktur : FTIR, Pyr GCMS XRD, SEM Analisa : Rendemen, Kadar air, abu, karbon Kadar zat terbang, dan Daya serap benzena, karbon tetraklorida, kloroform, formaldehida, iod Uji struktur : FTIR, Pyr GCMS , XRD, SEM Analisa : Fisik-Mekanik MDF Emisi formaldehida Karbonisasi 500 o C, 5 jam Suhu

600, 700 800

o C Waktu

90, 120, 150 mnt

MDF Rendam dengan H 3 PO 4 10, lalu diaktivasi pada Penambahan Arang Aktif 0; 2; 4; 6 pada perekat 0; 2; 4; 6 pada serat 17 3.4. Standar dan Prosedur Pengujian 3.4.1. Standar dan Prosedur Pengujian Arang dan Arang Aktif