21
dengan ukuran 20 cm jarak sangga + 5 cm. Skema pengujian disajikan pada Gambar 8.
Contoh uji diukur lebar dan tebalnya tepat ditengah ditempat yang akan diberikan beban, kemudian diuji dengan alat UTM Instron. Dari hasil pengujian
diperoleh beban dan defleksi papan. Besarnya MOR dan MOE dihitung dengan rumus:
3PL MOR kgfcm
2
= 2bt
2
∆PL
3
MOE kgfcm
2
= 4
∆Ybt
3
dimana:
∆P : Besar
perubahan beban
kgf ∆Y
: Besar perubahan defleksi akibat perubahan beban cm L
: Panjang bentang contoh uji cm P
: Beban maksimum pada saat contoh uji mengalami kerusakan kgf b
: Lebar penampang contoh uji cm t
: Tebal penampang contoh uji cm
Gambar 8. Ilustrasi pengujian keteguhan patah dan lentur
e. Keteguhan rekat internal bond
Contoh uji direkatkan pada plat baja atau aluminium dengan menggunakan perekat epoxy. Penentuan keteguhan rekat ditentukan sebagai berikut:
P IB kgfcm
2
= bl
dimana
: IB
: Keteguhan rekat internal kgfcm
2
P : Beban maksimum pada saat pemisahan kgf
b : Lebar contoh uji cm
l : Panjang contoh uji cm
beban
Jarak sangga contoh uji
penyangga
22
3.4.3. Penentuan Derajat Kristalinitas dan Turunannya
Untuk mengetahui
derajat kristalinitas
X, jarak antar lapisan d, tinggi Lc dan lebar La antar lapisan aromatik serta jumlah N lapisan aromatik
digunakan difraksi sinar-x XRD dengan sumber radiasi tembagaCu Iguchi, 1997; Kercher dan Nagle, 2003. Struktur kristalit diilustrasikan pada Gambar 9,
perhitungan dan persamaan rumusnya adalah sebagai berikut: bagian kristal
Derajat kristalinitas X = x 100 .
bagian kristal + bagian amorf Jarak antar lapisan aromatik d
002
:
λ
= 2 d sin θ
Tinggi lapisan aromatik L
c
: L
c002
= K
λ
β cos θ
Lebar lapisan aromatik L
a
: L
a100
= K
λ
β cos θ
Jumlah lapisan aromatik N : N = L
c
d dimana:
λ
= 0,15406 nm panjang gelombang radiasi sinar Cu β
= Intensitas ½ tinggi dan lebar radian θ
K = Tetapan untuk lembaran grafit 0,89
θ = Sudut difraksi.
Gambar 9. Skema jarak antara lapisan d, tinggi lapisan Lc, jumlah lapisan N
dan lebar lapisan La aromatik dan unit terkecil penyusun struktur kristalit arang dan arang aktif
23
3.4.4. Standar dan Prosedur Pengujian Emisi Formaldehida
Emisi formaldehida diuji dan ditetapkan berdasarkan SNI 01-7140-2005 tentang emisi formaldehida pada panel kayu dengan metode desikator. Contoh uji
berukuran 5 cm x 15 cm sebanyak 10 buah dikondisikan selama satu minggu, kemudian dimasukkan ke dalam desikator yang di dalamnya telah diletakkan
gelas piala berisi air suling sebanyak 300 ml. Desikator ditutup rapat dan disimpan selama 24 jam pada suhu ruang 20
o
C. Larutan contoh uji dipipet sebanyak 25 ml dan ditambahkan 25 ml larutan asetil aseton-ammonium asetat
kemudian dipanaskan selama 10 menit diatas penangas air pada suhu 60-65
o
C. Larutan contoh kemudian didinginkan hingga mencapai suhu kamar. Prosedur
yang sama dikerjakan juga pada blanko, yaitu desikator tanpa diisi contoh uji. Contoh uji dan blanko diukur adsorpsinya dengan spektrofotometer UV-VIS
pada panjang gelombang 412 nm. Konsentrasi emisi formaldehida ppm diperoleh dengan jalan membaca dari hasil pembacaan spektro UV.
3.4.5. Pengujian Perekat Urea Formaldehida
Penetapan mutu perekat urea formaldehida dilakukan berdasarkan SNI 06-0060-1998 mengenai urea formaldehida cair untuk perekat papan partikel yang
terdiri dari penetapan kekentalan, pH, dan waktu gelatinasi.
3.5. Rancangan Percobaan dan Analisis Data 3.5.1. Sifat Tempurung dan Arang Tempurung