Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi land rent sawah

Rp18 663 160 hatahun dan asumsi harga TBS normal atau tidak jatuh https:www.investasikelapasawit.com 2013, rasio land rent sawah : sawit bisa mencapai 1:2.5 lihat Lampiran 23. Menurut Faizahturrohmi et al. , produksi TBS di lahan gambut mencapai 2 142 kghabulan hasil penelitian di Kabupaten Mamuju Utara dan berdasarkan data BPS Tanjung Jabung Timur, produktivitas rata-rata sawit 2 469 kghabulan yang dihasilkan 14 232 ha sawit yang sudah menghasilkan BPS 2014a. Dibandingkan dengan pertanian pangan di Jawa Barat, pendapatan petani sawahha per sekali panen pada tahun 2010 sekitar Rp10 Sumarno dan Kartasasmita 2010 maka land rent sawah di Tanjung Jabung Timur jauh lebih rendah. Mengacu kepada pendapat Sutrisno et al. , yang melakukan penelitian tentang alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Kudus Jawa Tengah, dapat disimpulkan bahwa kejadian alih fungsi lahan sawah menjadi sawit di Tanjung Jabung Timur didorong oleh faktor individu petani sebagai pelaku alih fungsi, yaitu menyangkut pendapatan petani dari usahatani; bukan karena faktor yang bersifat kewilayahan seperti laju pertumbuhan atau jumlah industri karena hal tersebut bukan merupakan masalah utama di Tanjung Jabung Timur. Pendapatan bersih dari sawah kecil karena belum memperhitungkan dampak positifnya terhadap lingkungan Xu 2011. Sebaliknya land rent sawit lebih besar karena belum memperhitungkan dampak negatifnya bagi lingkungan. Salah satu dampak negatif perkebunan sawit adalah penyusutan ketersediaan air di lingkungan sehubungan dengan karakteristik tanaman ini yang membutuhkan air yang banyak. Economic land rent sawit akan jauh berkurang jika dampak negatif lingkungan lainnya seperti kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk berlebihan serta serangan hama terutama tikus dan burung juga ikut diperhitungkan. Harga beras di pasaran saat ini baru mencerminkan fungsi putih ketahanan dan keamanan pangan sedangkan fungsi kuning pengikat hubungan sosial di pedesaan dan fungsi hijau ekologi Xu 2011 belum diperhitungkan. Harga beras di Indonesia Rp10 400kg Kompas 2016 merupakan yang termurah dibanding negara produsen beras seperti Vietnam Rp12 195kg, Thailand Rp10 711kg dan India Rp11 091kg. Kebijakan pangan murah masih dipertahankan Indonesia dan sebahagian besar negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang harga berasnya berada di bawah harga pasar internasional, yang merupakan hasil dari kebijakan ekstensi, penyediaan pupuk dengan harga subsidi serta mempertahankan insentif harga beras Timmer 2010. Salah satu alasan mempertahankan kebijakan pangan murah karena dampak kenaikan harga beras 10 akan menyebabkan penduduk miskin bertambah 1 juta orang. Harga beras menjadi penentu kemiskinan karena dua hal: 1 petani bertahan dengan keuntungan tipis pada usahanya dan 2 sebagian besar pendapatan masyarakat miskin digunakan untuk membeli pangan Sawit 2005. Jumlah penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun yang bekerja di sektor pertanian pada Februari 2015 mencapai 37 748 228 jiwa sedangkan di Provinsi Jambi mencapai 819 545 jiwa https:www.bps.go.id 2016. Mereka adalah kelompok masyarakat yang rentan miskin karena usaha mereka memiliki keuntungan yang sangat tipis. Luas lahan sawah yang dimiliki petani di Tanjung Jabung Timur tidak terlalu mengkhawatirkan karena rata-rata kepemilikannya cukup besar, yaitu 1, haKK yang tidak terlalu jauh dengan kepemilikan lahan sawit yang rata-ratanya Tabel . Satuan biaya maksimum per hektar pembangunan kebun peserta program revitalisasi perkebunan tahun 2012 No Kegiatan Jumlah Dana Rpha Pembukaan lahan dan penanaman tenaga kerja, infrastruktur, bahan dan alat, manajemen fee dan sertifikasi lahan Pemeliharaan tahun pertama tenaga kerja, bahan dan alat, manajemen fee Pemeliharaan tahun kedua tenaga kerja, bahan dan alat, manajemen fee Pemeliharaan tahun pertama tenaga kerja, bahan dan alat, manajemen fee Jumlah keseluruhan Sumber: Keputusan Dirjen Perkebunan Nomor 211KptsRC.11082012 haKK. Kepemilikan lahan sawah di daerah ini lebih tinggi dari rata-rata kepemilikan sawah nasional yang 0.096 ha per petani Dabukke dan Iqbal, 2014 dan tidak terlalu jauh berbeda dengan rata-rata kepemilikan sawah di Jepang, yaitu 1.6 hapetani Suryana dan Kariyasa, 2008. Hal ini juga menegaskan bahwa fragmentasi lahan yang menyebabkan tidak terpenuhinya skala usaha minimal dan mendorong terjadinya alih fungsi lahan sawah Niroula dan Thapa, 2005; Nurmalina, 2008 bukan menjadi penyebab utama alih fungsi lahan sawah di daerah ini. Demikian juga tidak terdapat ancaman dari pengembangan pemukiman atau industri Irawan 20 karena belum terdapat pengembang perumahan atau pembangunan industri besar di daerah ini sebagaimana fenomena di Pulau Jawa. Permasalahan utama terletak pada produksi sawah yang rendah dan jauh di bawah produktivitas sawah Kabupaten Kerinci yang mencapai 5 742 kgha dan Bungo 4 798 kgha BPS 2015a serta biaya produksi yang tinggi. Faktor rendahnya produktivitas di daerah ini disebabkan oleh tiga hal: 1 musim tanam padi hanya satu kali dalam setahun, 2 terbatasnya penggunaan teknologi dalam manajemen lahan tanam di mana menurut Busyra et al. , hal ini terlihat dari masih menggunakan bibit lokal, pengolahan lahan yang belum sesuai hingga tingginya serangan hama dan penyakit; dan 3 penurunan kualitas lahan pertanian Sa‘ad . Sebagian dari masalah ini dicoba diatasi dengan diluncurkannya program Gerakan Serentak Tanam Padi Dua Kali Setahun GERTAK TANPA DUSTA di mana Kecamatan Rantau Rasau menargetkan lahan untuk kegiatan ini seluas 650 ha BP4K 2015. Namun untuk masalah kedua dan ketiga kurang terlihat upayaprogram yang dilakukan untuk mengatasinya. Pada sisi lain usaha kebun sawit memiliki produksi lebih tinggi dan dapat dipanen dua kali dalam sebulan sehingga pendapatannya lebih menjanjikan. Dari segi investasi awal sebenarnya pembukaan kebun sawit membutuhkan dana cukup besar, seperti terlihat pada Tabel .8. Rincian biaya tersebut merupakan satuan biaya per hektar perluasan kebun kelapa sawit di lahan basah pada tahun 2012 program kemitraan yang dikeluarkan oleh Dirjen Perkebunan. Biaya ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan biaya cetak sawah pada kondisi lahan bervegetasi berat, yaitu Rp13 DPPJ 2013. Namun dengan land rent sawit yang tinggi, investasi awal sawit dapat dikembalikan dengan cepat terutama saat harga sawit tinggi.