pembelajaran konvensional. Djamarah 2008: 56 menyatakan “Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut
juga model ceramah, karena sejak dulu model ini telah dipergunakan sebagain alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan
pembelajaran”. Dalam pembelajaran dengan model konvensional ini ditandai dengan
ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional menekankan pada kontens, tanpa memberi waktu
yang cukup pada siswa untuk merefleksi materi yang dipresentasikan, menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikan pada
situasi kehidupan yang nyata. Model pembelajaran konvensional secara umum memiliki ciri-ciri, yaitu;
a. pembelajaran berpusat pada guru b. Terjadinya passive learning
c. Interaksi diantara siswa kurang d. Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif
2.3 Pengertian Memelihara Peralatan Kantor
2.3.1 Memelihara Peralatan Kantor
Memelihara peralatan kantor merupakan kompetensi dasar ketiga dari standar kompetensi Menggunakan peralatan kantor. Kompetensi Dasar
Memelihara Peralatan Kantor ini mempunyai dua pokok bahasan yaitu;
Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 alat kerja, dan Pemeliharaan mesinalat kerja sesuai dengan buku manual manual book
Memelihara itu sendiri mempunyai banyak arti, diantaranya: 1.
Menjaga dan merawat baik-baik 2.
Mengusahakan dan menjaga 3.
Mengusahakan mengolah 4.
Menjaga dan mendidik baik-baik 5.
Membiarkan tumbuh 6.
Menyelamatkan, melindungi, melepaskan. KKBI, 2009:845. Farida 2010:2, mengatakan bahwa “Peralatan kantor adalah segenap
alat yang dipergunakan dalam pekerjaan tata usaha. Misalnya; peralatan kantor terdiri atas mesin-mesin kantor, dan alat-alat bukan mesinatau alat tulis kantor
ATK”. Jadi, memelihara peralatan kantor bisa diartikan sebagai usaha menjaga, merawat, mendidik dan melindungi segenap alat yang dipergunakan dalam
pekerjaan tata usaha kantor. Memelihara peralatan kantor bertujuan untuk terciptanya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja K3. “Keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai segala upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan” Farida, 2010:101. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang
ditujukan untuk mencegah dan melindungi tenaga kerja dari resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Berdasarkan ketentuan pasal 2 Undang-Undang no 1 tahun 1970 dalam Farida 2010:103 bahwa yang diatur dalam Undang-Undang no 1 tahun 1970
ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah,
ditermukaan air, didalam air, maupun di udara yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Tujuan dan sasaran Undang-Undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja antara lain :
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam tempat kerja
selalu dalam keadaan aman dan sehat 2.
Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efesien 3.
Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan apapun. Kecelakaaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi pada saat seseorang
mengoperasikan alat kerja atau alat produksi antara lain sebagai berikut : 1.
Pekerja yang bersangkutan belum terampil atau belum mengetahui cara menggunakan alat tersebut.
2. Pekerja tidak hati-hati, lalai, dalam kondisi terlalu lelah atau dalam keadaan
sakit. 3.
Tidak tersedianya alat-alat pengaman 4.
Alat kerja atau alat produksi tidak dalam keadaan yang baik atau sudah tidak layak pakai.
Sedangkan bencana kecelakaan tersebut dapat menimbulkan korban dan kerugian dalam bentuk:
1. Pekerja atau orang lain meninggal atau terluka
2. Alat produksi rusak
3. Bahan baku dan bahan produksi lainnya rusak
4. Bangunan terbakar atau roboh
5. Proses produksi terhenti
2.3.2 Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Alat Kerja