Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Variasi Musiman Berdasarkan Umur

58 Gambar 5.4 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan produksi tangkapan berdasarkan umur Ketiga kelompok usia responden 30 tahun 3.1; 31-50 tahun 45.30, .50 tahun 20.30 menyatakan mereka setuju bahwa produksi ikan hasil tangkapan meningkat jumlahnya Gambar 5.4. Responden dengan variasi umur 31-50 tahun yang paling banyak menyatakan bahwa hasil tangkapan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi perairan di mana mereka menangkap ikan, stok ikan yang ada di perairan Kota Tegal cukup baik dan banyak jumlahnya. Kelompok nelayan usia 31-50 tahun 25.00 menyatakan bahwa mereka tidak memilih spesies tertentu untuk tujuan komersial. Sedangkan 29.0 lainnya dari kelompok usia tersebut 31-50 tahun menyatakan mereka setuju memilih spesies tertentu untuk tujuan komersial. Hal ini menunjukkan tidak ada preferensi umur dalam hal pemilihan spesies tertentu. Semakin berumur responden, mereka akan makin berpengalaman dalam melihat tanda-tanda di alam yang berkaitan dengan musim dan kondisi yang baik kapan untuk melaut. Responden dalam hal ini nelayan skala kecil di Kota Tegal mempersepsikan bahwa variabel tingkat pendidikan dan umur berkorelasi terhadap alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Selanjutnya analisis korelasi antara tingkat pendidikan berkorelasi positif cukup kuat terhadap penyiapan alat tangkap yang ditunjukkan oleh nilai korelasi Pearson Correlation - PC = 0.449 Lampiran 20. Hal ini dapat dipercaya secara nyata karena mempunyai nilai significancy probability p 0.01, yaitu 0.000. Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan nelayan, mereka menganggap mempersepsikan ukuran alat tangkap semakin penting untuk memajukan kegiatan perikanan pantai. Jika persepsi nelayan dikaitkan dengan aspek tingkat pendidikan, ada hubungan antara persepsi nelayan dengan aspek tingkat pendidikan terhadap alat tangkap. Artinya adalah apa yang dipersepsikan nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai yang berkaitan dengan alat tangkap dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan sekolah dasar, mempersepsikan setuju bahwa hasil 59 tangkapan meningkat termasuk pemilihan jenis ikan tertentu yang mempunyai nilai komersial tinggi. Umur berkorelasi negatif cukup kuat terhadap ukuran alat tangkap yang ditujukan dengan PC -0.300 Lampiran 21. Hal ini dapat dipercaya secara nyata karena mempunyai nilai significancy probability p 0.05, yaitu 0.016. Ada kecenderungan nelayan yang umurnya relatif berusia muda, cenderung tidak mempedulikan ukuran alat tangkap di dalam kegiatan perikanan pantai. Ada kecenderungan semakin berumur nelayan mereka lebih mempedulikan ukuran alat tangkap yang digunakan dalam kegiatan perikanan pantai. Begitu pula ada hubungan antara persepsi nelayan dengan aspek umur terhadap alat tangkap. Ini berarti apa yang dipersepsikan nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai yang berkaitan dengan alat tangkap terkait aspek umur, mempersepsikan setuju bahwa hasil tangkapan meningkat termasuk adanya pemilihan jenis ikan tertentu yang mempunyai nilai komersial tinggi. 5.3 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap BBM 5.3.1 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Kebutuhan Bahan Bakar Minyak BBM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Persepsi responden mengenai kebutuhan BBM pada kegiatan operasi penangkapan ikan difokuskan pada ketersediaan BBM berpengaruh pada keputusan nelayan untuk menangkap ikan. Berikut data persepsi nelayan mengenai faktor BBM berpengaruh pada keputusan untuk menangkap ikan menurut tingkat pendidikan: Gambar 5.5 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan faktor BBM berdasarkan tingkat pendidikan Jika digabungkan jawaban responden berpendidikan sekolah dasar terkait faktor BBM yaitu yang menjawab cukup setuju 18.80; setuju 59.40; dan sangat setuju 14.10 seperti diperlihatkan Gambar 5.5, kesemuanya itu 60 menyatakan ada pengaruh antara ketersediaan BBM dengan keputusan untuk menangkap ikan. Hal ini didasari pada kenyataan di lapangan bahwa ketersediaan suplai BBM yang terbatas dan tidak menentu, disamping harga BBM yang fluktuatif sangat memberi pengaruh yang nyata kepada nelayan. Kondisi ini menjadi dasar pertimbangan bagi nelayan dalam memutuskan kapan harus melaut atau tidak menangkap ikan. Persepsi responden mengenai kondisi cuaca dikaitkan dengan penggunaan BBM difokuskan bahwa jika melaut pada saat kondisi cuaca tidak bagus maka kebutuhan BBM juga meningkat. Terkait kondisi cuaca, hal ini akan berkaitan dengan jumlah BBM yang diperlukan untuk menjalankan kapal motor. Responden dengan pendidikan sekolah dasar sebanyak 75.00 yang paling banyak menyatakan setuju terkait pengaruh kondisi cuaca terebut. Di sini terlihat bahwa responden dari semua tingkat pendidikan setuju dengan pernyataan kondisi cuaca mempengaruhi keputusan untuk menangkap ikan. Jika cuaca buruk maka BBM yang digunakan akan lebih banyak dibandingkan pada saat cuaca cerah cuaca baik. Sehingga hal ini akan berpengaruh pada keputusan mereka akan tetap melaut atau tidak. Jika mereka sudah pergi melaut dan kondisi cuaca tidak bagus maka mau tidak mau BBM yang digunakan akan lebih banyak dibandingkan kondisi normal.

5.3.2 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Kebutuhan Bahan Bakar Minyak BBM Berdasarkan Umur

Persepsi responden mengenai kebutuhan BBM pada kegiatan operasi penangkapan ikan yang difokuskan pada ketersediaan BBM yang berpengaruh pada keputusan nelayan untuk menangkap ikan. Berikut data persepsi nelayan mengenai faktor BBM berpengaruh pada keputusan untuk menangkap ikan menurut umur. Gambar 5.6 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan faktor BBM berdasarkan umur 61 Gambar 5.6 menunjukkan bahwa ketiga ketiga kelompok umur 30 tahun 3.1; 31-50 tahun 40.60, .50 tahun 18.80 setuju mempertimbangkan faktor bahan bakar minyak BBM dalam membuat keputusan untuk menangkap ikan. Kelompok nelayan umur 31-50 tahun yang paling banyak menyatakan setuju dengan pertimbangan faktor BBM tersebut. Hal ini dapat dipahami karena kelompok usia ini adalah kelompok usia yang bisa dikatakan masuk dalam kategori usia produktif bekerja muda, kuat dan bertenaga. Keperluan untuk membeli BBM termasuk dalam kategori biaya operasional dan hal ini harus diperhitungkan dengan pendapatan yang akan diterima nelayan dari hasil penjualan ikan. Terkait kondisi cuaca dari ketiga kelompok umur tersebut yang paling banyak menyatakan setuju adalah kelompok usia 31-50 tahun sebesar 51.60 menyatakan cuaca mempengaruhi keputusan untuk menangkap ikan, Terkait antara kondisi cuaca dengan kebutuhan BBM adalah jika nelayan sedang berada di laut dan cuaca jelek maka waktu operasi penangkapan ikan bertambah dan hal ini akan menambah konsumsi BBM. Responden dalam hal ini nelayan skala kecil di Kota Tegal mempersepsikan bahwa variabel pendidikan, dan umur, tidak berkorelasi terhadap pemenuhan BBM yang digunakan oleh nelayan. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi negatif lemah terhadap pemenuhan BBM yang ditunjukkan oleh nilai PC yaitu - 0.010 Lampiran 20. Ada kecenderungan semakin tinggi pendidikan maka nelayan semakin mempertimbangkan mengalokasikan uang untuk menyiapkan BBM. Namun hal ini tidak banyak terlihat di kalangan nelayan, yang ditunjukkan oleh nilai p 0.05, yaitu 0.938. Jika persepsi nelayan dikaitkan dengan aspek tingkat pendidikan, tidak ada hubungan berkorelasi antara persepsi nelayan dengan aspek tingkat pendidikan terhadap pemenuhan BBM. Artinya adalah apa yang dipersepsikan nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai yang berkaitan dengan kebutuhan BBM dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan sekolah dasar, mempersepsikan tidak berkorelasi antara faktor BBM dan kondisi cuaca pada keputusan melaut. Umur berkorelasi negatif lemah dalam pemenuhan BBM dengan nilai PC yaitu -0.005 Lampiran 21 artinya semakin berumur nelayan mereka akan memperhatikan alokasi uang dalam pemenuhan BBM. Hal ini tidak terlihat secara nyata di kalangan nelayan dengan nilai p0.05 yaitu 0.970. Artinya tidak ada hubungan antara persepsi nelayan dengan aspek umur terhadap pemenuhan BBM. Ini berarti apa yang dipersepsikan nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai yang berkaitan dengan BBM dengan aspek umur, mempersepsikan tidak berkorelasi antara faktor BBM dan kondisi cuaca pada keputusan melaut. 5.4 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Pemenuhan Es Balok 5.4.1 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Pemenuhan Es Balok Berdasarkan Tingkat Pendidikan Persepsi responden mengenai ketersediaan faktor produksi dalam hal ini es balok difokuskan bahwa es balok diperlukan untuk menjaga kesegaran hasil 62 tangkapan. Berikut ini disajikan data persepsi nelayan skala kecil di Kota Tegal menurut tingkat pendidikan terhadap pemenuhan es balok: Gambar 5.7 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan pemenuhan es balok berdasarkan tingkat pendidikan Berdasarkan data hasil kuesioner diketahui bahwa ada sekitar 53.10 responden yang berpendidikan sekolah dasar setuju kebutuhan es balok diperlukan dalam kegiatan operasi penangkapan ikan Gambar 5.7. Hanya 21.90 responden yang berpendidikan sekolah dasar yang tidak setuju terkait dengan ketersediaan es balok mempengaruhi operasi penangkapan ikan dalam hal ini kebutuhan es balok. Sebagian besar responden lainnya dengan berbagai tingkat pendidikan tidak sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah pertama menyatakan setuju bahwa kebutuhan es balok diperlukan dalam operasi penangkapan ikan. Terkait dengan pemenuhan es balok, menunjukkan bahwa kondisi stok ikan pada saat ini lebih baik dibanding pada masa lalu. Hal ini ditunjukkan dari jawaban responden dari berbagai tingkat pendidikan. Responden yang menjawab cukup setuju yaitu yang berpendidikan SD 35.90 dan tidak sekolah 3.1 menyatakan kondisi stok ikan cukup baik dibandingkan masa lalu. Sedangkan responden yang terbanyak menjawab setuju kondisi stok ikan pada saat ini lebih baik dibanding dulu adalah yang berpendidikan SD 57.80 dan sekolah menengah pertama 3.1. Artinya ada trenkecenderungan bahwa kondisi stok ikan pada saat ini lebih bagus karena hal ini terkait dengan kemungkinan peningkatan produksi hasil tangkapan. Di mana jika hasil tangkapan meningkat maka keperluan kebutuhan es balok juga meningkat agar hasil tangkapan tetap terjaga kualitasnya. 63

5.4.2 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Pemenuhan Es Balok Berdasarkan Umur

Persepsi responden mengenai ketersediaan faktor produksi dalam hal ini es balok difokuskan bahwa es balok diperlukan untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan. Berikut data persepsi nelayan terkait pemenuhan es berdasarkan umur: Gambar 5.8 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan pemenuhan es balok berdasarkan umur Ketiga kelompok usia responden 30 tahun 3.1; 31-50 tahun 35.90, .50 tahun 17.20 menyatakan dengan alat tangkap yang digunakan, mereka setuju bahwa kebutuhan es diperlukan dalam kegiatan operasi penangkapan ikan Gambar 5.8. Ada sebanyak 14.10 responden kelompok umur 31-50 tahun dan sebanyak 7.80 responden kelompok usia 50 tahun tidak setuju terkait dengan ketersediaan es balok mempengaruhi operasi penangkapan ikan. Artinya adalah ada kecenderungan lebih banyak responden yang sudah berumur menyatakan setuju bahwa kebutuhan es balok diperlukan untuk menjaga kesegaran ikan. Kelompok usia 31-50 tahun menyatakan setuju bahwa kondisi stok ikan sekarang lebih baik sebanyak 42.20 begitu pula dengan kelompok usia 50 tahun ada sekitar 17.20, dan kelompok 30 tahun sekitar 1.60 setuju bahwa kondisi stok ikan diperairan Kota Tegal baik. Artinya adalah para responden mempersepsikan kondisi SDI di perairan Tegal relatif baik, yang pada akhirnya adalah diharapkan produksi tangkapan ikan juga meningkat. Keadaan ini akan berpengaruh kepada kebutuhan es balok yang digunakan nelayan dalam menjaga kesegaran ikan. Jika ikan hasil tangkapan tidak segar maka harga jual ikan akan turun dan hal ini akan berpengaruh pada pendapatan nelayan. Responden dalam hal ini nelayan skala kecil di Kota Tegal mempersepsikan bahwa variabel pendidikan, dan umur, tidak berkorelasi terhadap pemenuhan es balok yang digunakan oleh nelayan. Selanjutnya analisis korelasi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi negatif lemah terhadap pemenuhan es balok yang ditunjukkan oleh