89 Kelima pilihan strategi pengelolaan tersebut adalah:
Optimalisasi penangkapan ikan saat harga jual ikan naik Pengembangan alat tangkap secara mandiri
Pemanfaatan alat tangkap bantuan untuk optimalisasi hasil tangkapan Pemanfaatan dana bergulir untuk pengadaan mesin baru
Pengawasan bersama keamanan alat tangkap
6.2 Merumuskan Strategi Untuk Harmonisasi Pengembangan Perikanan Pantai Di Kota Tegal
6.2.1. Komponen Pengembangan Perikanan Pantai
Gambar 6.3 Kepentingan komponen pengembangan perikanan pantai Mengacu kepada Gambar 6.3, sumberdaya ikan dan lingkungan perairan
SDIL menjadi komponen yang paling penting dan paling diperhatikan dalam kegiatan pengembangan perikanan pantai di Kota Tegal, yang ditunjukkan oleh
nilai rasio kepentingan RK 0.418. Hal ini dapat dipercaya karena mempunyai inconsistency ratio IR 0.10, yaitu 0.03. Komponen lain yang lebih
diperhatikan adalah alat tangkap dan alat pendukung penangkapan ikan ATP, yang ditunjukkan oleh nilai RK 0.271 dengan inconsistency ratio IR 0.03.
Komponen prioritas lainnya yang perlu diperhatikan setelah alat tangkap dan alat pendukung penangkapan ikan adalah kapal dan perbekalan sebagai bagian
komponen pengembangan perikanan pantai lainnya dengan RK 0.191 dan RK 0.120.
90
6.2.2. Faktor Pembatas Pengembangan Perikanan Pantai
a. Pembatas terkait komponen sumberdaya ikan dan lingkungan perairan SDIL
Gambar 6.4 Kepentingan pembatas terkait komponen SDIL Mengacu kepada Gambar 6.4, faktor yang menjadi pembatas penting dalam
menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan perairan SDIL adalah migrasi nelayan skala kecil RK = 0.294 dan pendidikan nelayan skala kecil RK
= 0.265. Hal ini dapat dipercaya karena mempunyai inconsistency ratio IR 0.10, yaitu 0.07. Faktor pembatas lainnya adalah keterampilan, umur produktif
dan pendapatan dengan masing-masing RK adalah 0.184; 0.146; 0.110.
b. Pembatas terkait komponen kapal perikanan KAPAL
Gambar 6.5 Kepentingan pembatas terkait komponen kapal perikanan perikanan
91 Mengacu kepada Gambar 6.5, faktor yang menjadi pembatas penting dalam
komponen kapal perikanan adalah migrasi nelayan skala kecil RK = 0.380 dan pendidikan nelayan skala kecil RK = 0.227. Hal ini dapat dipercaya karena
mempunyai IR 0.08. Faktor pembatas lainnya adalah keterampilan, umur produktif dan pendapatan dengan masing-masing RK adalah 0.204; 0.095; 0.094.
c. Pembatas terkait komponen alat tangkap dan alat pendukung penangkapan ikan ATP
Gambar 6.6 Kepentingan pembatas terkait pembatas terkait komponen alat tangkap dan alat pendukung penangkapan ikan ATP
Mengacu kepada Gambar 6.6, faktor yang menjadi pembatas penting dalam komponen alat tangkap dan alat pendukung penangkapan ikan adalah migrasi
nelayan skala kecil RK = 0.327 dan pendidikan nelayan skala kecil RK = 0.248. Hal ini dapat dipercaya karena mempunyai IR 0.05.
d. Pembatas terkait komponen perbekalan penangkapan ikan Perbekalan
Gambar 6.7 Kepentingan pembatas terkait komponen perbekalan penangkapan ikan perbekalan
92 Mengacu kepada Gambar 6.7, faktor yang menjadi pembatas penting dalam
komponen perbekalan penangkapan ikan adalah migrasi nelayan skala kecil RK = 0.363 dan pendidikan nelayan skala kecil RK = 0.247. Hal ini dapat dipercaya
karena mempunyai IR 0.07. 6.2.3. Prioritas Strategi Harmonisasi Pengembangan Perikanan Pantai
Gambar 6.8 Prioritas stategi harmonisasi pengembangan perikanan pantai Dari beberapa pilihanalternatif strategi pengembangan perikanan pantai
tersusun urutan prioritas pilihan berdasarkan analisis menggunakan metode AHP. Berdasarkan Gambar 6.8, pengembangan alat tangkap secara mandiri PATSM
mempunyai rasio kepentingan RI paling besar, yaitu 0.299. Hal ini dapat dipercaya karena mempunyai inconsistency ratio IR 0.04 masuk persyaratan
AHP IR 0.10. Terkait dengan ini, maka strategi PATSM menjadi prioritas pertama yang dianggap penting untuk mendukung harmonisasi perikanan pantai di
Kota Tegal. Strategi pengawasan bersama keamanan alat tangkap PBKAT menjadi strategi prioritas kedua untuk mendukung harmonisasi perikanan pantai
di Kota Tegal RK = 0.264. Strategi pengawasan ini dapat menjadi back-up bila secara teknis di lapangan, strategi pengembangan alat tangkap secara mandiri
PATSM tidak bisa dilaksanakan, misal karena keterbatasan modal, keterampilan nelayan skala kecil, atau perubahan program pemerintah terkait prioritas
pengembangan komponen perikanan pantai. Optimalisasi penangkapan ikan pada saat harga jual ikan naik OPIHJN dengan RK = 0.210 diikuti pemanfaatan alat
tangkap bantuan untuk optimalisasi hasil tangkapan PATBOHT dengan RK = 0.130, dan pemanfaatan dana bergulir untuk pengadaan mesin baru PDBPM
dengan RK = 0.97.
Hasil perhitungan antara pilihan strategi PATSM dengan pilihan strategi lainnya dianalisis lebih lanjut untuk menentukan bobot kepentingannya. Pilihan
strategi PATSM, pengembangan alat tangkap secara mandiri - bila dibandingkan