Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Kebutuhan Bahan Bakar Minyak BBM Berdasarkan Umur

63

5.4.2 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Pemenuhan Es Balok Berdasarkan Umur

Persepsi responden mengenai ketersediaan faktor produksi dalam hal ini es balok difokuskan bahwa es balok diperlukan untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan. Berikut data persepsi nelayan terkait pemenuhan es berdasarkan umur: Gambar 5.8 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan pemenuhan es balok berdasarkan umur Ketiga kelompok usia responden 30 tahun 3.1; 31-50 tahun 35.90, .50 tahun 17.20 menyatakan dengan alat tangkap yang digunakan, mereka setuju bahwa kebutuhan es diperlukan dalam kegiatan operasi penangkapan ikan Gambar 5.8. Ada sebanyak 14.10 responden kelompok umur 31-50 tahun dan sebanyak 7.80 responden kelompok usia 50 tahun tidak setuju terkait dengan ketersediaan es balok mempengaruhi operasi penangkapan ikan. Artinya adalah ada kecenderungan lebih banyak responden yang sudah berumur menyatakan setuju bahwa kebutuhan es balok diperlukan untuk menjaga kesegaran ikan. Kelompok usia 31-50 tahun menyatakan setuju bahwa kondisi stok ikan sekarang lebih baik sebanyak 42.20 begitu pula dengan kelompok usia 50 tahun ada sekitar 17.20, dan kelompok 30 tahun sekitar 1.60 setuju bahwa kondisi stok ikan diperairan Kota Tegal baik. Artinya adalah para responden mempersepsikan kondisi SDI di perairan Tegal relatif baik, yang pada akhirnya adalah diharapkan produksi tangkapan ikan juga meningkat. Keadaan ini akan berpengaruh kepada kebutuhan es balok yang digunakan nelayan dalam menjaga kesegaran ikan. Jika ikan hasil tangkapan tidak segar maka harga jual ikan akan turun dan hal ini akan berpengaruh pada pendapatan nelayan. Responden dalam hal ini nelayan skala kecil di Kota Tegal mempersepsikan bahwa variabel pendidikan, dan umur, tidak berkorelasi terhadap pemenuhan es balok yang digunakan oleh nelayan. Selanjutnya analisis korelasi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi negatif lemah terhadap pemenuhan es balok yang ditunjukkan oleh 64 nilai PC yaitu -0.035 Lampiran 20. Ada kecenderungan semakin tinggi pendidikan maka nelayan berhati-hati dalam mengalokasikan uang untuk menyiapkan es balok. Namun hal ini tidak banyak terlihat di kalangan nelayan, yang ditunjukkan oleh nilai p 0.05, yaitu masing-masing 0.781. Jika persepsi nelayan dikaitkan dengan aspek tingkat pendidikan, tidak ada hubungan antara persepsi nelayan dengan aspek tingkat pendidikan terhadap pemenuhan es balok. Artinya adalah apa yang dipersepsikan nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai yang berkaitan dengan pemenuhan es balok dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan sekolah dasar, mempersepsikan tidak berkorelasi antara ketersediaan es balok dan kondisi stok ikan yang lebih baik. Umur berkorelasi negatif lemah dalam pemenuhan es balok dengan nilai PC yaitu -0.088 Lampiran 21, artinya semakin berumur nelayan mereka akan memperhatikan alokasi uang dalam pemenuhan es balok. Hal ini tidak terlihat secara nyata di kalangan nelayan dengan nilai p0.05 yaitu 0.489. Begitu pula tidak ada hubungan antara persepsi nelayan dengan aspek umur terhadap pemenuhan es balok. Ini berarti apa yang dipersepsikan nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai yang berkaitan dengan pemenuhan es terkait aspek umur, tidak berkorelasi antara ketersediaan es balok dan kondisi stok ikan yang lebih baik. 5.5 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Anak Buah Kapal 5.5.1 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Persepsi responden mengenai kepuasan kerja difokuskan pada seberapa besar mereka puas bekerja sebagai nelayan. Berikut data persepsi nelayan mengenai kepuasan kerja sebagai nelayan berdasarkan tingkat pendidikan: Gambar 5.9 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan kepuasan dengan pekerjaan sebagai nelayan berdasarkan tingkat pendidikan 65 Berdasarkan data hasil kuesioner diketahui bahwa ada sekitar 10.90 responden yang berpendidikan sekolah dasar cukup setuju bekerja sebagai nelayan. Terkait Gambar 5.9 dengan kepuasan bekerja sebagai nelayan, para responden yang berpendidikan sekolah dasar secara keseluruhan setuju 67.20 dan sangat puas dengan pekerjaan mereka sebagai nelayan. Responden lainnya dengan tingkat pendidikan yang berbeda menyatakan antara cukup setuju dan sangat setuju Hal ini menggambarkan bahwa mereka sangat mencintai pekerjaannya sebagai nelayan dan pekerjaan ini diyakini memberi penghasilan yang memadai. Karena kalau mereka tidak puas dengan pekerjaannya, sudah lama mereka akan meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan. Persepsi responden mengenai ikatan sosial di dalam masyarakat difokuskan pada pemenuhan kebutuhan personil ABK untuk kegiatan menangkap ikan. Berdasarkan data hasil kuesioner diketahui bahwa ada sekitar 1.60 responden yang berpendidikan sekolah dasar tidak setuju bahwa ikatan sosial di dalam masyarakat kuat. Keberadaan anak buah kapal direkrut karena adanya ikatan persaudaraan di antara pemilik kapal dan anak buahnya. Para responden dari berbagai tingkat pendidikan terutama yang berpendidikan sekolah dasar setuju bahwa ikatan sosial yang terbangun di antara mereka sangat kuat 82.80. Pemilik kapal akan merekrut orang-orang yang telah dikenal dan dipercayai sebagai anak buah kapal atas dasar saling percaya, ikatan persaudaraan dan kekeluargaan. Keterikatan emosi antara pemilik, nahkoda, dan anak buah kapal berlanjut tidak hanya sebatas rekan kerja di kapal tetapi juga di luar sebagai mahluk sosial dengan solidaritas yang tinggi.

5.5.2 Persepsi Nelayan Skala Kecil Terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan Umur

Persepsi responden mengenai kepuasan kerja difokuskan pada seberapa besar mereka puas bekerja sebagai nelayan. Berikut data persepsi nelayan mengenai kepuasan kerja sebagai nelayan berdasarkan umur. Gambar 5.10 Persepsi nelayan skala kecil terkait dengan kepuasan dengan pekerjaan sebagai nelayan berdasarkan umur 66 Berdasarkan data hasil kuesioner diketahui bahwa ketiga kelompok umur tersebut 30 tahun 3.1; 31-50 tahun 43.80, .50 tahun 21.90 setuju menyatakan mereka puas bekerja sebagai nelayan. Responden lainnya dengan tingkatan umur yang berbeda menyatakan antara cukup setuju dan sangat setuju Hal ini menunjukkan bahwa mereka menyukai pekerjaannya sebagai nelayan dan memberi pendapatan yang cukup bagi keluarganya. Walaupun pekerjaan sebagai nelayan mengandalkan kekuatan fisik dan cukup menguras tenaga, terlihat bahwa ABK yang bekerja membantu pekerjaan melaut puas dengan pekerjaan mereka sebagai nelayan. Berdasarkan data hasil kuesioner diketahui bahwa ada sekitar 1.60 responden yang berumur 31-50 tahun tidak setuju bahwa ikatan sosial di dalam masyarakat kuat. Ketiga kleompok umur tersebut 30 tahun 3.1; 31-50 tahun 59.40, .50 tahun 36.60 setuju dengan pernyataan bahwa ikatan sosial dalam masyarakat nelayan sangat kuat. Responden dari ketiga kategori umur tersebut melihat bahwa seseorang yang bekerja menjadi anak buah kapal tentu harus seseorang yang mempunyai rasa keterikatan yang kuat dalam komunitasnya. Keberadaan anak buah kapal direkrut karena adanya ikatan persaudaraan di antara pemilik kapal dan anak buahnya. Karena hal ini membawa konsekuensi bahwa yang menjadi anak buah kapal tersebut dapat diajak bekerjasama dan bekerja dengan baik dalam satu tim. Nelayan skala kecil di Kota Tegal mempersepsikan bahwa variabel pendidikan berkorelasi sedangkan variabel umur tidak berkorelasi terhadap pemenuhan jumlah ABK yang digunakan oleh nelayan. Tingkat pendidikan berkorelasi negatif kuat terhadap penambahan ABK yang ikut serta dalam melaut ikut serta pada kegiatan perikanan pantai yang ditunjukkan oleh nilai PC yaitu -0.526 Lampiran 20. Ada kecenderungan semakin tinggi pendidikan maka semakin perhitungan nelayan skala kecil dalam melibatkan ABK yang ikut serta melaut. Hal ini telah terjadi secara nyata terlihat jelas di lokasi, ditunjukkan nilai p 0.01, yaitu 0.000. Jika persepsi nelayan dikaitkan dengan aspek tingkat pendidikan, ada hubungan antara persepsi nelayan dengan aspek tingkat pendidikan terhadap pemenuhan ABK. Artinya adalah apa yang dipersepsikan nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai yang berkaitan dengan pemenuhan ABK dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan sekolah dasar, mempersepsikan berkorelasi antara ikatan sosial dan kepuasan kerja nelayan. Umur berkorelasi positif lemah dalam pemenuhan ABK terhadap kegiatan perikanan pantai dengan PC yaitu 0.051 Lampiran 21. Artinya ada kecenderungan dalam pemenuhan ABK, mereka cenderung tidak memperhatikan umur nelayan yang akan direkrut ikut serta dalam operasi kegiatan perikanan pantai. Hal ini tidak ditunjukkan secara nyata dengan nilai p 0.05, yaitu 0.689. Artinya tidak ada hubungan antara persepsi nelayan dengan aspek umur terhadap pemenuhan ABK. Ini berarti apa yang dipersepsikan nelayan dengan kebutuhan ABK dengan aspek umur, tidak berkorelasi antara ikatan sosial dan kepuasan kerja nelayan dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai di Kota Tegal.