X
A2
: Skor hasil post-test X
B2-
X
A1 :
Nilai Post test-Nilai Pre Test Jenjang
: dicari berdasarkan no urut X
B2-
X
A1
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji wilcoxon dengan menggunakan taraf kesalahan 5 diperoleh Z
hitung
= 78 dan Z
tabel
= 14 sehingga diperoleh Z
hitung
Z
tabel
. Dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemandirian siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3
Kembang Kabupaten Jepara meningkat setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok.
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Kualitatif
Hasil analisis deskriptif kualitatif memaparkan hasil pengamatan selama proses bimbingan kelompok dari pertemuan pertama sampai pertemuan
kedelapan. Kemudian untuk evaluasi akhir dari pemberian layanan bimbingan kelompok, para anggota kelompok diberikan lembar penilaian segera laiseg
setiap selesai pertemuan, yang di dalamnya berisi tentang pemahaman, perasaan dan rencana apa yang akan dilakukan berkaitan dengan materi yang baru saja
disampaikan oleh pemimpin kelompok. Berikut ini hasil pengamatan selama proses pelaksanaan bimbingan kelompok selama delapan kali pertemuan, yaitu:
4.1.2.1 Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama ini topik yang dibahas adalah konsep dan urgensi karakter mandiri. Suasana yang tercipta pada pertemuan pertama belum
sepenuhnya menyenangkan karena hanya 4 orang anggota kelompok yang aktif.
Dari 12 anggota bimbingan kelompok diantaranya masih ada delapan anggota yang belum aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok Dari
beberapa indikator karakter mandiri, empat anggota kelompok sudah menunjukkan indikator percaya diri karena mereka berani mengemukakan
pendapatnya di dalam kelompok. Anggota kelompok yang karakter mandirinya sudah nampak baik yaitu R-1 karena Ia berani mengemukakan pendapat,
menghargai waktu karena saat diminta berpendapat langsung mengemukakan pendapatnya, dan mengeluarkan pendapat berdasarkan pemikirannya sendiri.
Sedangkan untuk indikator yang lain, seperti tanggung jawab, pada pertemuan pertama ini hanya ditunjukkan oleh R-25, memiliki hasrat untuk maju ditunjukkan
oleh R-18 dan R R-15 karena mereka terlihat tertarik dengan kegiatan yang dilakukan. Sedangkan untuk indikator yang lain belum ditunjukkan oleh masing-
masing anggota kelompok. Pembahasan topik ini berjalan lancar dan tujuan dari pelaksanaan bimbingan kelompok dapat tercapai karena diakhir pembahasan
anggota kelompok dapat memberikan contoh siswa yang memiliki karakter mandiri di dalam kehidupannya. Penjelasan ini bersumber dari matrik
pengamatan siswa selama kegiatan bimbingan kelompok, halaman 225.
4.1.2.2 Pertemuan Kedua
Pada pertemuan yang kedua ini topik yang dikembangkan adalah cara menumbuhkan karakter mandiri. Pada pertemuan kedua ini belum ada kemajuan
yang signifikan, anggota kelompok masih banyak yang diam, akan tetapi lebih baik daripada pertemuan pertama. Pencapaian indikator-indikator karakter
mandiri siswa juga masih rendah, lima dari dua belas anggota kelompok hanya
menunjukkan indikator percaya diri. Namun ada peningkatan pada indikator menghargai waktu yang mulai ditunjukkan oleh R-4 dan R-25 yang ditandai
dengan dengan cepat menjawab pertanyaan anggota kelompok tanpa harus menunggu ditunjuk. Peningkatan indikator bertanggung jawab ditunjukkan oleh
R-1 dan R-6 karena mereka terlihat berani mempertanggungjawabkan setiap perkataan yang diucapkan terbukti sangat hati-hati dengan ucapan yang
dikeluarkan. Tujuan dalam kegiatan bimbingan kelompok yang kedua ini dapat tercapai karena saat di akhir kegiatan pemimpin kelompok bertanya tentang cara
menumbuhkan karakter mandiri salah satu anggota kelompok dapat menjelaskan, dan saat anggota kelompok ditanya sebagai pelajar apa yang dapat dilakukan agar
dapat memiliki karakter mandiri dan anggota kelomok berpendapat belajar tanpa disuruh orang lain, mengerjakan tugas tanpa menyontek teman, mengerjakan PR
tanpa mengandalkan bantuan teman, dan tidak menyontek saat ulangan. Pada tahap pertemuan kali ini, dinamika kelompok mulai muncul, R-1, R-
13, R-18, dan R-25 tetap aktif memberikan tanggapan dan ide-ide dalam kegiatan bimbingan kelompok. Selain dari keempat responden tersebut, R-15 mulai aktif
mengemukakan pendapatnya tanpa ditunjuk. Sedangkan peserta lain masih cenderung malu dalam menyampaikan ide serta gagasannya dan masih sebatas
menyimak, tetapi mereka kalau ditunjuk untuk dimintai pendapat mau mengemukakan pendapatnya. Pembahasan topik ini dapat berjalan lancar sampai
diakhir kegiatan. Penjelasan ini bersumber dari matrik pengamatan siswa selama kegiatan bimbingan kelompok, halaman 225.
4.1.2.3 Pertemuan Ketiga