Definisi Tidur Fisiologi Tidur

kesehatan, dan ketakutan bahwa hubungan antara suami istri dapat terganggu. b. Perceraian dapat menghasilkan banyak perubahan yang penuh dengan stres untuk semua anggota keluarga karena mereka harus menghadapi perubahan dalam status sosial, pindah rumah, dan perubahan kondisi keuangan. c. Anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yang pada umumnya memerlukan adaptasi, kemampuan untuk mengatasi perasaan sedih atau duka yang mendalam dan kesabaran. 3. Sumber stres dalam komunitas dan lingkungan Hal ini disebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat menghasilkan stres dalam dua cara, yaitu: a. Beban pekerjaan yang terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan untuk mendapatkan pengahasilan yang lebih atau jabatan yang lebih tinggi. b. Beberapa macam aktivitas dapat menyebabkan stres lebih daripada yang lainnya, apabila pekerjaan yang dilakukan terus-menerus di bawah kemampuannya.

2. Konsep Tidur

2.1 Definisi Tidur

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik Universitas Sumatera Utara atau dengan rangsang lainnya Guyton Hall, 1997. Tidur merupakan dua keadaan yang bertolak belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme juga menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama periode bermimpi dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari Chopra , 2003. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau menghilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Asmadi, 2008. Tidur adalah perilaku penarikan diri secara terus menerus dari dan tidak berespons terhadap lingkungannya yang bersifat reversibel Carskadon Dement, 1994. Tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian- bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan Suyono, 2008.

2.2 Fisiologi Tidur

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Guyton, 2007. Tidur ditandai dengan aktivitas fisik Universitas Sumatera Utara minimal, tingkatan kesadaran yang bervariasi, perubahan-perubahan proses fisiologi tubuh dan penurunan respon terhadap rangsangan dari luar Priharjo, 1993. Tidur merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, sama halnya seperti kesehatan yang baik secara umum Chopra, 2003. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk tidur. Tanpa jumlah tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas Potter Perry, 2005. Sebagian besar, organisme hidup menunjukkan adanya fluktuasi fungsi tubuh yang berirama sepanjang kurang lebih 24 jam, yaitu berirama sirkadian. Umumnya, organisme-organisme tersebut menjadi terlatih seirama dengan siklus cahaya siang-malam yang terjadi di lingkungannya Ganong, 2002. Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi perilaku. Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormone, kemampuan sensorik, dan suasana hati tergantung pada pemeliharaan siklus sirkadian 24 jam Potter Perry, 2005. Zona tidur otak depan basal meliputi bagian-bagian dari hipotalamus. Dari hipotalamus, jalur endokrin dan saraf yang menuju ke berbagai bagian tubuh, mengatur irama ini, termasuk pelepasan melatonin di malam hari, yang berfungsi sebagai sinyal waktu sistemik Ganong, 2002. Irama biologis tidur seringkali menjadi sinkron dengan fungsi tubuh yang lain. Jika siklus tidur-bangun menjadi terganggu misalnya perputaran dinas kerja, maka fungsi fisiologis lain dapat berubah juga. Kegagalan untuk Universitas Sumatera Utara mempertahankan siklus tidur-bangun individual yang biasanya dapat secara berlawanan mempengaruhi kesehatan keseluruhan seseorang Potter Perry, 2005. Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas system saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan dalam system saraf peripheral, endokrin, kardiovaskuler, pernapasan dan muscular Robinson, 1993. Tiap rangkaian diidentifikasi dengan respon fisik tertentu dan pola aktivitas otak. Peralatan seperti elektroensefalogram EEG, yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral, elektromiogram EMG, yang mengukur tonus otot dan elektrookulogram EOG yang mengukur gerakan mata, memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur Potter Perry, 2005. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur Potter Perry, 2005. Siklus tidur-bangun mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons prilaku. Jika siklus tidur-bangun seseorang terganggu, maka fungsi fisiologis tubuh yang lain juga dapat terganggu atau berubah. Kegagalan untuk mempertahankan siklus tidur-bangun individual yang normal dapat memepengaruhi kesehatan seseorang Potter Perry, 2005. Universitas Sumatera Utara Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu dalam sistem tidur Raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Zat agonis serotonin berguna untuk menekan tidur dan antagonis serotonin meningkatkan tidur gelombang-lambat pada manusia. Seseorang tetap tertidur atau terbangun tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi, reseptor sensori perifer dan sistem limbik. Ketika seseorang mencoba untuk tidur mereka akan menutup mata dan berada pada posisi relaks. Jika stimulus ke SAR menurun maka aktivasi SAR juga akan menurun. Pada beberapa bagian lain, BSR mengambil alih dan menyebabkan seseorang tidur Ganong, 2002. Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia. Akan tetapi, kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan lansia Bliwise, 1993 Dikutip dari Potter Perry, 2005. Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam seringkali terjadi di antara lansia, sering kali akibat keberadaan penyakit kronik yang lain Evans dab Rogers, 1994 Dikutip dari Potter Perry, 2005.

2.3 Pengaturan tidur