Model Teoritis Analisa Data.

2.5. Model Teoritis

Berdasarkan variable yang telah ditetapkan, apabila dikaitkan dengan variaberl lainnya maka terbentuklah model teoritis sebagai berikut: Variabel X Variabel Y Variabel Z Identifikasi Responden - usia - pendidikan - Tempat tinggal - Kehidupan ekonomi Kegiatan Sehari- hari - Rutinitas Pribadi - Aktivitas Akademis - Interaksi dalam lingkungan sosial Hiburan Permainan Komputer - Jenis Permainan - Tingkat Kesulitan -Waktu bermain yang dibutuhkan Universitas Sumatera Utara Gambar 1: Model Teoritis Keterangan: X: variaberl bebas Y: variabel terikat Z: variabel antara Tabel 2. Variabel operasional Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel X Hiburan permainan komputer Variabel Y Kegiatan sehari- hari 1. Jenis Hiburan Permainan Indikatornya: - permainan Petualangan - permainan Strategi, pertahanan - permainan Ketangkasan, keahlian 1. Rutinitas Pribadi Indikatornya: - waktu untuk melakukan kegiatan sehari- hari seperti mandi, makan, tidur, dsb. 2. Prestasi Akademik, Indikatornya: - persaingan prestasi akademis - tingkat kerajinan ke sekolah atau ke kampus - waktu belajar di rumah 3. Interaksi Dengan Lingkungan Indikatornya: - hubungan dengan keluarga atau orang tua - begaul dalam masyarakat - bermain dengan teman di lingkungan sekitar. Variabel Antara Z Identifikasi Responden Identifikasi Responden Indikatornya: - Kehidupan sehari- hari remaja penggemar hiburan permainan Universitas Sumatera Utara

2.6. Analisa Data.

Data yang telah diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan tahapan- tahapan sebagai berikut: 1. Editing Data Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses ini menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisis sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisis. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisis. Konsistensi mencakup keajengan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan digunakan kelengkapan mengacu pada terkumpulnya data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah- masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian 2. Pengembangan Variabel Pengembangan variabel adalah spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam data. 3. Pengkodean Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data ke dalam kode dan diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat analisis. Pengkodean dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi. Sedangkan pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot. 4. Cek Kesalahan Universitas Sumatera Utara Peneliti melakukan pemeriksaan ulang, apakah terdapat kesalahan pada data sebelum dianalisis dan melihat apakah langkah- langkah yang sebelumnya sudah selesai tanpa kesalahan yang serius. 5. Membuat Struktur Data Peneliti membuat struktur data yang mencakup semua data yang dibutuhkan untuk analisis kemudian diperiksa. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah penggunaan data sudah dilakukan secara konsisten, apakah terdapat data yang hilang atau pun rusak, sudahkah pemindahan data dilakukan secara lengkap. 6. Tabulasi Setelah semua data sudah selesai dianalisis, data kemudian dimasukkan dalam tabel- tabel yang telah ditentukan dan mengatur angka- angka serta menghitungnya. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dianalisis melalui tahap analisis: - Analisa Tabel Tunggal Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi- bagikan variabel penelitaian ke dalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995: 226 - Analisi Tabel Silang Teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1995: 273. Selanjutnya untuk memperoleh nilai yang jelas dari variabel yang dimaksud maka perlu terlebih dahulu ditabulasi dalam bentuk tabel atau penentuan skor. - Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian data dan statistik untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau di tolak. Untuk menguji nya digunakan metode Korelasi Rank- Order Spearman Rank-Order correlation. Metode analisis Universitas Sumatera Utara korelasi yang berguna untuk menentukan sesuatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel tertentu tergantung dengan variabel lain Singarimbun, 1995: 148 Untuk hipotesis yang mempunyai dua variabel yang masing- masing berskala ordinal, menghitung koefisien korelasinya digunakan rumus Rank- Order Correlation Krisyantono, 2007: 174- 175 yaitu : s r = 1- 1 6 2 2   N N d Keterangan: s r = koefisien korelasi rank order N = jumlah individu dalam sampel d = perbedaan antara pasangan jenjang  = jumlah Angka 1 = bilangan konstan Angka 6 = bilangan konstan Rotasi r menunjukkan bilangan antara –1, 00 hingga +1, 00. Jika tidak ada hubungan sama sekali diantara variabel x dan y makah nilai r = 0. Jika tanda r positif maka variabel- variabel dikatakan berkorelasi secara positif, jika r negatif maka variabel dikatakan berkorelasi negatif. Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi antara x dan y digunakan pedoman Guilfrod Rahkmat, 2002: 27 sebagai berikut: Kurang dari 0, 20 : hubungan rendah sekali 0, 20 – 0, 40 : hubungan rendah tapi pasti 0, 40 – 0, 70 : hubungan yang cukup berarti 0, 70 – 0, 90 : hubungan tinggi atau kuat 0, 90 – keatas : hubungan sangat tinggi dan dapat diandalkan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai s r hitung maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut dengan uji determinasi korelasi dengan menggunakan rumus: Kp =   100 2 x r s Keterangan : Kp = Uji determinasi Korelasi s r = koefisien korelasi rank order Makna hubungan dapat dinyatakan sebagai berikut: Jika s r 0 maka hipotesis ditolak Jika s r 0 maka hipotesis diterima Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan diantara remaja penggemar hiburan permainan terhadap kegiatan sehari- harinya”. Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI

3.1. Gambaran Umum Kota Medan dan Padang Bulan 3.1.1. Gambaran Umum Kota Medan Medan merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara. Kota Medan sebelumnya sering disebut dengan Daerah Kotamadya Tingkat II Medan. Namun setelah berlakunya Undang- undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, penyebutan nama Daerah Tingkat II Kotamadya Medan berubah menjadi daerah Kota Medan. Sebagai pusat pemerintahan daerah Sumatera Utara, kota Medan tumbuh menjadi kota Metropolitan dengan luas 265,10 km² dan berpenduduk kurang lebih 2.036.018 jiwa dengan kepadatan penduduk 7.681 km². Perkembangan kota Medan terjadi ketika penguasaan Belanda mulai membebaskan tanah untuk perkebunan tembakau. Van der Falk, Jacob Nienhuys dan Elliot merupakan pedagang asal negeri Belanda yang mempelopori pembukaan kebun tembakau di Tanah Deli. Medan yang tumbuh dari kota dagang berkembang menjadi pusat pemerintahan pada 1 Maret 1887, ibukota Keresidenan Sumatera Timur. Pada tahun 1907 dibuka bank pertama di Medan, yaitu De Javasche Bank yang kini menjadi Bank Indonesia. Pada tahun 1915, Medan secara resmi menjadi ibukota provinsi Sumatera utara dan pada tahun 1918 resmi menjadi kota praja. Berbagai bentuk bangunan tua peninggalan masa kolonial Belanda dengan arsitektur khas Belanda masih dapat ditemukan di pusat kota Medan. Beberapa diantaranya adalah gedung Balai Kota lama, Kantor Pos, Menara Air PDAM dan lain- lain. Selain itu, Medan juga menawarkan tempat wisata seperti Istana Maimun, Mesjid Raya Medan. Sementara daerah Kesawan, yang menyisakan bangunan tua dan ruko- ruko tua kini telah menjadi pusat jajanan malam yang lebih dikenal dengan istilah ” Kesawan Square” yang resmi dibuka pada tanggal 15 januari 2003. Pada saat sekarang ini sebagian besar penduduk kota Medan adalah terdiri dari suku Jawa, Batak, Melayu, Minangkabau dan Aceh. Selain itu ada juga terdapat warga keturunan Tionghoa dan India. Medan yang merupakan Daerah Pemerintahan Tingkat I Universitas Sumatera Utara