3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai
masalah yang kontroversial oleh suatu publik. 4.
Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan Sastropoetro,
1990:54.
I.6.4. Perilaku Seksual
Perilakus seks manusia juga berhubungan dengan perkembangan social dan budaya masyarakat. Pada masyarakat tradisional. Sikap dan perilaku seks
dimaknai sebagai sikap dan perilaku privasi yang hanya boleh ada, dilakukan serta
serta diperbincangkan dalam hubungan-hubungan suami istri.
Di dalam masyarakat normal, perilaku seks menyimpang adalah cermin memudarnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perkawinan dan norma
seksual pada umumnya di masyarakat tersebut, serta pola-pola lain di sekitar norma pengatur perilaku seks di masyarakat.
Pada perilaku verbal, seks yang diperbincangkan jauh dari objek seks itu sendiri secar visual. Namun perilaku seks visual selalu menghadirkan objek-objek
seks dalam bentuk-bentuk yang sebenarnya. Dan juga karena sifat visual yang lebih “ berkesan” dari verbal, maka visualisasi seksual ini lebih banyak dipandang
sebagai pelaku porno. Sedangakan sikap remaja terhadap perilaku seks itu sedniri ditentukan oleh
beberapa factor yang menstimulus remaja, yaitu factor ekstern dan factor intern. Faktor ekstern adalah media elektronik seperti internet. Lingkungan rumah
dan lingkungan social remaja, perubahan nilai seksual dan kurangnya pendidikan agama. Sedangkan faktor intern adalah didominasi oleh factor hormonal. Dari
Universitas Sumatera Utara
sekian banyak stimulus itu, maka stimulus yang berasal dari berita erotica media massa dan peer group adalah stimulus yang secara hipotetik paling kuat
m,empengaruhi sika seks remaja. Sedangkan perilaku seks yang dimaksud adalah aktivitas seksual di
kalangan remaja SLTA, yang menjadi masalah yaitu aktivitas seksual yang dilakukan sebelum pernikahan. Perilaku seks dimaksud alah perilaku seks yang
dilakukan bersamaan dengan orang lain : seperti pegangan tangan dengan lawan jenis, berciuman, berpelukan , petting dan senggama.
I.7.Model Teoritis
Anteseden Motif
Penggunaan Media Efek
- Variabel
- Personal - Hubungan
- kepuasan Individual
- diversi - Macam isi
- pengetahuan -
Variabel - Personal
- Hubungan Lingkungan
Identity dengan isi
Model ini tidak tertarik kepada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota
khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan
kebutuhan. Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu
terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
Dengan model ini yang diteliti ialah sumber sosial dan psikologis dari, kebutuhan, yang melahirkan, harapan-harapan dari, media massa atau sumber-
sumber yang lain, yang menyebabkan, perbedaan pola terpaan media atau keterlibatan dalam kegiatan lain, dan menghasilkan, pemenuhan kebutuhan dan,
akibat-akibat lain, bahkan seing kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki. Dengan menggunakan model ini, peneliti berusaha menemukan hubungan
di antara variabel-variabel yang diukur. Sering kali ia hanya meneliti sebagian dari komponen-komponen dalam gambar di atas
I.8. Operasional Variabel